Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa

Berdasarkan pengelolaan kelas yang disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan, maka sasaran pengelolaan kelas itu bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu pengelolaan fisik dan pengelolaan siswa.

a. Pengelolaan fisik
Pengelolaan kelas fisik ini berkaitan dengan ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding. Siswa berkumpul mempelajari segala yang diberikan pengajar dengan harapan proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini meliputi pengadaan pengaturan ventilasi dan tata cahaya, tempat duduk siswa, alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas, dan lain-lain sebagai inventaris kelas (Djamarah, 1996: 228).

b. Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa ini berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitan dan mempertahankan kondisi motivasi siswa untuk sadar dan berperan aktif dan terlibat proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manifestasinya dapat berbentuk kegiatan tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan guru dengan menstimulus siswa agar berperan serta aktif dengan proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh (Djamarah, 1996: 237).

Bila kelas diberi batasan sebagai kelompok orang yang belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru, maka didalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik mereka, masing-masing berbeda yang satu dengan yang lainnya.

Perbedaan ini perlu guru pahami agar mudah melakukan pengelolaan dalam mengefektifkan belajar mengajar. Menurut Louis V Johnson dalam Djamarah (1996: 241), untuk mengelola kelas secara efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tapi bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku individu. Kelompok itu mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar.
4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya pada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas di kala belajar.
5. Praktik guru di kala belajar cenderung berpusat pada hubungan guru dan murid. Makin meningkat keterampilan guru mengelola kelas secara kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan olah guru dalam mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun pada mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
7. Ditambahkannya lagi, bahwa organisasi kelas tidak berfungsi sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan siswa, tetapi menambah terciptanya efektifitas, yaitu interaksi yang bersifat kelompok.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa masalah yang perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa adalah sebagai berikut:

a. Manajemen kelas, harus ada fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan bekerja sama.
b. Anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar.
c. Anggota-angota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbangan, ketegangan dan perasaan tertekan.
d. Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat diantara siswa.

Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa menjauhinya. Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru. Rasa dengki yang tertanam dalam diri siswa yang menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima oleh siswa dengan baik. Kecenderungan sikap siswa yang negatif lebih dominan. Sikap kemunafikan ini menciptakan jurang pemisah antara guru dan siswa.

Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan siswa selalu terbuka, selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu mendengarkan kesulitan belajar siswa, selalu bersedia mendengarkan saran dan kritikan dari siswa, dan sebagainya adalah guru yang disenangi siswa. Siswa rindu akan kehadirannya serta nasehat-nasehat yang diberikannya.

Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang