Berbicara masalah pendidikan tidak lepas dari kurikulum yang tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan beberapa pengetahuan dan skill bagi peserta didik untuk itu kurikulum yang ada diharapkan dapat menghantarkan kepada tujuan tersebut [1] kemudian beberapa ahli pendidikan memberikan definisi tentang kurikulum diantaranya Hilda Taba dalam bukunya “Curriculum Development Theory an Partice”, mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning. Kemudian J.F. Kerr mendefinisikan kurikulum sebagai “the learning which is planned or guided by the school, whether it is carried on in groups or individually, inside of or outside the school.” Kedua dari definisi tersebut adalah kurikulum merupakan aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah.[2]
Sedangkan menurut kalangan pendidikan kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan di sekolah.[3]
Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.[4] Lebih jauh lagi definisi kurikulum ini menurut beberapa ahli yang dikutip Mas Nur Muslich antara lain Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat, untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengajar bahan. Menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane Toepfer dan Allesia menyatakan bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.[5]
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut kalangan pendidikan kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan di sekolah.[3]
Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.[4] Lebih jauh lagi definisi kurikulum ini menurut beberapa ahli yang dikutip Mas Nur Muslich antara lain Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat, untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengajar bahan. Menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara Beane Toepfer dan Allesia menyatakan bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi berbagai tingkat dalam membuat keputusan tentang tujuan, tentang bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.[5]
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Daftar Pustaka
[1]Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit., hlm. 110. [2]Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 2.[3]Mas Nur Muslich, Dasar-Dasar Pemahaman Kurikulum 1994, YA3, Malang, 1994, hlm. 2. [4]Ibid, hlm. 36.[5]Ibid, hlm. 38.