Orientasi Pendidikan Masyarakat Buruh Pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus Tahun 2004

BAB I
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang Masalah

Sejarah mencatat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang dari suatu negara merupakan andalan utama pembangunan negara yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan hal ini masalah yang menonjol dan perlu didiskusikan secara serius, terutama di negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.

Menurut Bank Dunia (1980), pengembangan SDM adalah merupakan upaya pengembangan manusia yang menyangkut pengembangan aktivitas dalam bidang pendidikan, pelatihan, gizi, penurunan fertilitas, peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan teknologi.[1]
Perubahan masyarakat adalah proses yang tidak akan berhenti. Indonesia sedang berada dalam proses menuju era industrialisasi, suatu era yang dipandang penting dalam sejarah kebudayaan bangsa. Karena pada era inilah Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara-negara maju lainnya.
Dalam pengembangan manusia seutuhnya yang meliputi materiil dan mental spiritual, maka akan menyangkut perubahan sosial atau social change. Karena itu pelaksanaan pengembangan akan disertai adanya perubahan fisik maupun psikis.
Menurut Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1089 bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia, dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[2]
Juga disebutkan dalam TAP MPR No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara, yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani”.[3]

Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam kehidupan manusia, yang berawal dari hal-hal yang bersifat actual menuju pada hal-hal yang ideal. Hal-hal yang ideal bertujuan pada sosok manusia idaman, yang berhubungan dengan tujuan pendidikan dan tujuan hidup.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa sejak anak manusia yang pertama-tama lahir ke dunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan. Manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sederhana, juga dalam pergaulan manusia terdapat usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu, untuk mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk kepentingan orang-orang bersangkutan itu.[4]
Manusia dituntut untuk mengembangkan dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat. Untuk ini manusia telah dilengkapi berbagai potensi yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajat kemanusiaan maupun yang berkenaan dengan dimensi kemanusiaan.
Tugas pendidikan untuk dapat mengembangkan potensi-potensi ini secara optimal. Karena masalah pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua atau keluarga.
Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi aktual dengan kondisi-kondisi ideal.[5] Kegiatan pendidikan berlangsung dalam satuan waktu tertentu dan berbentuk dalam berbagai proses pendidikan, proses-proses tersebut berlangsung dalam bentuk-bentuk kegiatan pendidikan berupa bimbingan, pengajaran dan latihan.
Dalam Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 Pasal II bahwa jenis pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah, terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejujuran, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
Sangatlah jelas kiranya dari uraian di atas bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya suatu orang dari dulu hingga sekarang dan di waktu-waktu yang akan datang.
Sejalan dengan itu tujuan pembangunan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia adalah bertujuan hendak mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta lingkup pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.[6]
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan bertahap melalui pembangunan berdasarkan pola umum pembangunan jangka panjang. Sebagaimana hakekat pembangunan nasional itu sendiri adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyrakat Indonesia dengan segala aspek kehidupan lahir maupun batin. Indonesia sebagai negara berkembang, dewasa ini menitik beratkan pada pembangunan bidang ekonomi. Maka unsur yang langsung berpartisipasi di dalamnya terutama kelompok buruh atau pekerjaan yang sekaligus merupakan obyek maupun subyek pembangunan. Sudah pada tempatnya apabila mendapat perhatian serta perlindungan dan  kesejahteraan di bidang pendidikan demi meningkatkan taraf hidup mereka.
Dari latar belakang  yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan kajian lebih lanjut yang tertuang dalam judul skripsi :  “Orientasi Pendidikan Masyarakat Buruh Pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus Tahun 2004”.

B.     Penegasan Istilah

Untuk mempermudah dalam memahami dan menghindari adanya salah penafsiran, maka akan dijelaskan istilah yang dipakai dalam judul skripsi di atas, kiranya perlu diberikan penjelasan dan batasan-batasan istilah di bawah ini.
1.      Orientasi
Adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat dan sebagainya) yang tepat dan benar. Sedangkan berorientasi adalah melihat-lihat atau meninjau (supaya lebih kenal atau lebih tahu) mempunyai kecenderungan pandangan atau menitikberatkan pada pandangan.[7]
2.      Pendidikan
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia .[8]
3.      Masyarakat
Dalam hal ini yang di maksud penulis adalah sekelompok golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.[9]
4.      Buruh Pabrik
Dalam hal ini yang dimaksud penulis golongan kaum buruh adalah golongan yang bekerja dalam industri atau perusahaan modern.[10]
Jadi masyarakat buruh pabrik adalah sekelompok golongan manusia dalam arti seluas-luasnya yang saling mempengaruhi, terikat oleh suatu kebudayaan  yang sama dan bekerja dalam industri atau perusahaan modern yang khususnya wanita.

C.    Alasan Pemilihan Judul

Berangkat dari kenyataan bahwa di kalangan masyarakat buruh pabrik, merupakan kalangan masyarakat Indonesia yang berpendidikan rendah, yaitu rata-rata lulusan dari SD dan SLTP.
Survey angkatan kerja pada tahun 1998, menunjukkan 78,4% penduduk Indonesia yang berumur 10 tahun ke atas berpendidikan maksimum SD, 11,5%, SMTP, 8,9% SMTA dan 1,2% Akademi dan Perguruan Tinggi. Di samping tingkat pendidikan rendah, sistem pendidikan juga belum mengacu pada kebutuhan masa depan.[11]
Orientasi (untuk apa) tujuan pendidikan tidak jelas. Apakah pendidikan untuk menyiapkan tenaga kerja di sebuah perusahaan ? atau untuk membentuk kualitas kepribadian (moral) manusia ? kedua orientasi yang diinginkan sama-sama belum disesuikan dengan target ideal. Jika pendidikan diarahkan untuk menyiapkan tenaga kerja di perusahaan, maka akan melahirkan efektifas daya serap kelulusan dalam sebuah perusahaan, ternyata kelulusan pendidikan di Indonesia tingkat diarahkan untuk membentuk moralitas, justru masih jauh dari harapan para pelaku tindak korupsi, kolusi, nepotisme, pembobolan bank, jual beli hukum, justru dilaksanakan oleh para lulusan yang nota benenya memiliki tingkat pendidikan tinggi.
Bertolak dari alasan-alasan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengetahui seberapa jauh pandangan pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus.

D.    Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan-alasan yang melatar belakangi tersebut di atas, maka rumusan masalah skripsi ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana latar belakang masyarakat Desa Ngemplak Undaan menjadi buruh pabrik ?
2.      Bagaimana orientasi pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau menghambat dalam meningkatkan pemahaman orientasi pendidikan bagi masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus ?

E.     Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini bertujuan :
1.      Untuk mengetahui latar belakang masyarakat Desa Ngemplak Undaan Kudus.
2.      Untuk mengetahui orientasi pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau menghambat dalam peningkatan pemahaman orientasi pendidikan bagi masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus.

F.     Metode Penelitian

Untuk memperoleh penelitian yang valid dan releabel, maka harus menggunakan metode yang sesuai dan bisa dipercaya kebenarannya dalam pengolahan data sesuai obyek yang dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang ada kaitannya dengan penelitian yaitu :
1.   Subyek Penelitian
Dalam penelitian penulis menggunakan purposive sampling. Dalam pengambilan sampel dapat dilakukan tiga tahap :
Tahap pertama : Sebagai sampel lokasi Desa Ngemplak adalah dari sekian kampung atau dukuh dipilih beberapa dari padanya. Cara memilih dapat secara acak, sistematis atau secara purposive.
Tahap kedua : Di sampel satu kelompok buruh pabrik (mbathil) dapat dipilih beberapa daripadanya, cara memilih dapat secara acak, sistematik atau kuota.
Tahap ketiga : Di sampel informannya (dari sekian penghuni desa yang menjadi buruh pabrik) dipilih beberapa dari padanya, dapat secara acak, dapat berdasarkan kuota atau semua menjadi informan.[12]
Dengan demikian, sampel yang diambil penulis adalah secara sukarela atau mau menjadi sampling, yang dapat memberi kesempatan dalam memudahkan atau mendukung proses penelitian.
2.   Data Lapangan
Data lapangan atau penelitian kancah adalah penelitian yang paling banyak dilakukan.[13] Untuk mengumpulkan, membahas yang diperoleh dari lapangan, dalam hal ini perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
a.   Jenis Kualitatif Deskriptif
Kualitatif dapat menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan, masyarakat sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial atau hubungan kekerabatan.[14]
Metode kualitatif dipakai dalam rangka menyajikan hubungan langsung antara penelitian dengan responden dan juga dalam rangka menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.[15]
Riset kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat dengan desain yang cukup longgar, pengumpulan data lunak dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan melalui induktif langsung.[16]
Penulis berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada dalam masyarakat buruh pabrik, mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh proses yang berlangsung akibat atau efek yang sedang terjadi atau kecenderungan yang sedang berkembang.
Data tersebut mencakup catatan wawancara, catatan-catatan studi lapangan. Hasil-hasil pemotretan, rekaman video, dokumen-dokumen pribadi, catatan-catatan yang bersifat kenangan (memori) dan laporan-laporan resmi.[17]
b.   Pendekatan Fenomenologi
Menurut Edmund Husserl, bahwa obyek ilmu itu tidak terbatas pada yang empirik (sensual), melainkan mencakup phenomena lain, seperti persepsi, pemikiran, kemauan dan keyakinan subyek tentang sesuatu di luar subyek, ada sesuatu yang transenden di samping yang empirik (aposteriotik).[18]
Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, maka masyarakat buruh pabrik di desa Ngemplak Undaan Kudus pada kenyataannya telah melakukan berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi, berhubungan dan bergaul dengan orang lain dari waktu ke waktu dan pengertian pengalamannyalah yang membentuk kenyataan.

3.   Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang konkret dari kancah mereka digunakan metode-metode sebagai berikut :
a.   Metode Observasi
Yaitu metode penelitian dengan pengamatan yang dicatat secara sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.[19] Metode ini digunakan untuk mengamati keadaan secara langsung.
b.   Metode Interview/Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab untuk menyelidiki pengalaman, perasaan, motif-motif dan lain sebagainya.[20] Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara mendalam (deep interview).
Interview digunakan untuk memperoleh data situasi umum secara mendalam atau lengkap. Penulis sengaja menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan pada umumnya.
c.   Metode Dokumentasi
Yaitu metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.[21] Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui gambaran umum Desa Ngemplak Undaan Kudus.

4.   Analisis Data

Karena penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang sifatnya exploratif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau fenomena mengenai sejauhmana orientasi pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus dan masalah-masalah dasar yang menentukan orientasi nilai-budaya mereka.
Untuk itu dalam menganalisa data, penulis menggunakan langkah bahwa usaha penggambaran data yang bersifat kualitatif itu menjadi kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk mendapatkan kesimpulan. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi atau kenyataaan yang tampak dalam kehidupan masyarakat.

G.    Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini akan penulis susun dalam tiga bagian utama yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian akhir skripsi. Bagian-bagian tersebut akan penulis sajikan dalam kerangka sebagai berikut :
1.      Bagian muka
Berisi halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
2.      Bagian isi skripsi
Bab satu membahas tentang pendahuluan, bab ini memuat latar belakang masalah, penegasan masalah, tujuan penulisan skripsi, kajian pustaka metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab dua membahas tentang orientasi pendidikan masyarakat buruh pabrik. Yang terdiri dari pertama hakekat pendidikan dan kebudayaan, kedua orientasi pendidikan masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus, ketiga  hak dan kewajiban buruh pabrik.
Bab tiga menyajikan tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: Pertama, gambaran umum Desa Ngemplak Undaan Kudus, sub bab sejarah singkat, letak geografis, keadaan penduduk, keadaan sosial dan budaya, sarana dan prasarana, kebijakan dan program kerja Desa Ngemplak Undaan Kudus. Kedua Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi pendidikan buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus.
Bab empat menyajikan analisis data tentang kenyataan yang tampak dalam orientasi pendidikan bagi masyarakat buruh pabrik di Desa Ngemplak Undaan Kudus.
Bab lima berisi penutup, yang meliputi : kesimpulan, saran-saran dan penutup.
3.      Bagian akhir skripsi
Berisi daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.






[1]Heru Nugroho, Menumbuhkan Ide-ide Kritis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm. 99.

[2]Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989, Pasal 3 dan 4.
[3]Garis-garis Besar Haluan Negara, 1993, Radian Pustaka, Salatiga, hlm. 112.

[4]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 1.

[5]Redja Mudyaharjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, (Suatu Pengantar), PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hlm. 64.
[6]Garis-garis Besar Haluan Negara, TAP MPR No. IV/MPR/78 Bab A tentang Tujuan Pembangunan Nasional.
[7]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 708.

[8]Abu Ahmadi & Nur Uhibiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 69.

[9]Hassan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Cet. 11, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 47.

[10]Hendro Puspito, Sosiologi Agama, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 63.
[11]Sofian Effendi, et.al, Membangun Martabat Manusia, (Peranan Ilmu-ilmu Sosial dalam Pembangunan), Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1996, hlm. 134.
[12]Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ratu Sarasin, 2000, Yogyakarta, hlm. 64-65.

[13]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 63.

[14]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Karya, CV Bandung, 1989, hlm. 10.

[15]Metode Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, (STAIN), 2001, hlm. 30.
[16]Redja Mudyaharjo, Op.cit, hlm. 146.
[17]Ibid, hlm. 147.
[18]STAIN, Op.cit, hlm. 6. Bab Karakteristik Penelitian Kualitatif dan Aplikasinya dalam Praktis Keberagamaan.
[19]Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, Semarang, hlm. 67.
20]Ibid, hlm. 91.
[21]Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 188.