A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena tidak hanya mengatur kehidupan manusia di akhirat saja, tetapi juga mengatur bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia ini.
Ketetapan MPR RI No. 11 tentang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berbunyi, “…… termasuk pendidikan yang dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan universitas ……”.[1] Ketetapan ini memuat bagaimana pendidikan agama dilaksanakan.
Karena di dalam pendidikan agama tersebut akan ditanamkan dan ditransformasikan nilai-nilai Islam kepada generasi penerusnya, sehingga nilai-nilai kultural religius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu.[2]
Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena tidak hanya mengatur kehidupan manusia di akhirat saja, tetapi juga mengatur bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia ini.
Ketetapan MPR RI No. 11 tentang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berbunyi, “…… termasuk pendidikan yang dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan universitas ……”.[1] Ketetapan ini memuat bagaimana pendidikan agama dilaksanakan.
Karena di dalam pendidikan agama tersebut akan ditanamkan dan ditransformasikan nilai-nilai Islam kepada generasi penerusnya, sehingga nilai-nilai kultural religius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu.[2]
Agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai, maka perlu adanya upaya secara terus-menerus dan terpadu, baik pendidikan itu dilakukan di keluarga, sekolah maupun masyarakat. Selanjutnya di lembaga pendidikan, anak-anak dididik oleh guru agar menjadi manusia yang berkualitas dan menjadi sumber daya manusia yang bermoral etika dan beriman.[3] Sedangkan kenyataan yang ada pada saat ini di dalam pengamalan Pendidikan Agama Islam baik yang dilakukan secara formal maupun non formal ditemui beberapa faktor hambatan. Faktor hambatan tersebut perlu dan harus dicarikan langkah-langkah yang tepat sehingga peserta didik secara tidak disengaja dapat berperan aktif untuk meningkatkan berbagai kegiatan keagamaan dengan penuh kesadaran yang dilaksanakan oleh sekolah maupun masyarakat lingkungan di mana mereka tinggal.
Masalah pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua atau keluarga.[4] Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional akan terwujud sebagaimana yang diharapkan. Hal ini sangat penting karena generasi muda sebagai penerus kelangsungan hidup bangsa dan negara harus dibekali dengan sikap dan sifat yang berpendidikan, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Secara awalnya siswa yang masuk di MAN 1 Kudus adalah mereka (siswa yang berasal dari MTs dan yang berasal dari SMP). Persepsinya di sini siswa yang berasal dari MTs itu sudah memiliki bekal keislaman yang mendalam secara teoritis, sehingga dalam hal ini penulis mempunyai asumsi bahwa siswa yang berasal dari MTs itu pengamalan pendidikan agama Islam lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari SMP.
Dari keseluruhan permasalahan yang ada sebagaimana tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Studi Komparasi Pengamalan Pendidikan Agama Islam antara Anak yang Berasal dari MTs dengan Anak yang Berasal dari SMP di MAN I Kudus”.
B. Penegasan Istilah
Sebagai langkah awal untuk memberikan gambaran yang jelas, agar tidak terjadi kekeliruan dalam menginterpretasikan judul ini, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Studi
Studi berasal dari Bahasa Inggris yang berarti pelajaran yakni menggunakan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.[5]
Sedang Hasan Shadili mengartikan “Usaha untuk mengadakan penyelidikan mengenai keadaan itu”.[6]
2. Komparasi
Komparasi berasal dari komparative yang berarti berdasarkan perbandingan.[7] Lebih lanjut Suharsimi Arikunto menjelaskan :
“Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda dan orang tentang prosedur kerja. Dan dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang atau negara terhadap kasus, orang, peristiwa atau ide-ide”.[8]
3. Pengamalan
Masalah pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua atau keluarga.[4] Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional akan terwujud sebagaimana yang diharapkan. Hal ini sangat penting karena generasi muda sebagai penerus kelangsungan hidup bangsa dan negara harus dibekali dengan sikap dan sifat yang berpendidikan, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Secara awalnya siswa yang masuk di MAN 1 Kudus adalah mereka (siswa yang berasal dari MTs dan yang berasal dari SMP). Persepsinya di sini siswa yang berasal dari MTs itu sudah memiliki bekal keislaman yang mendalam secara teoritis, sehingga dalam hal ini penulis mempunyai asumsi bahwa siswa yang berasal dari MTs itu pengamalan pendidikan agama Islam lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari SMP.
Dari keseluruhan permasalahan yang ada sebagaimana tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Studi Komparasi Pengamalan Pendidikan Agama Islam antara Anak yang Berasal dari MTs dengan Anak yang Berasal dari SMP di MAN I Kudus”.
B. Penegasan Istilah
Sebagai langkah awal untuk memberikan gambaran yang jelas, agar tidak terjadi kekeliruan dalam menginterpretasikan judul ini, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Studi
Studi berasal dari Bahasa Inggris yang berarti pelajaran yakni menggunakan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.[5]
Sedang Hasan Shadili mengartikan “Usaha untuk mengadakan penyelidikan mengenai keadaan itu”.[6]
2. Komparasi
Komparasi berasal dari komparative yang berarti berdasarkan perbandingan.[7] Lebih lanjut Suharsimi Arikunto menjelaskan :
“Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda dan orang tentang prosedur kerja. Dan dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang atau negara terhadap kasus, orang, peristiwa atau ide-ide”.[8]
3. Pengamalan
a. Hal (perbuatan) dan pengamalan
b. Kesungguhan hati dalam melakukan sesuatu
c. Pelaksanaan. [9]
4. Pendidikan Agama Islam
Pengertian Agama Islam berarti “Usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Agama Islam”.[10]
5. Siswa
Siswa atau yang disebut dengan anak didik yaitu pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan.[11] Dalam skripsi ini yang penulis dimaksudkan adalah pelajar atau anak didik yang belajar di MAN I Kudus, baik yang berasal dari MTs maupun yang berasal dari SMP yang menjadi sampel penelitian.
Dari pengertian atau batasan istilah-istilah di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud judul skripsi di atas adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas adakah perbedaan dan persamaan antara pengamalan Pendidikan Agama Islam siswa yang berasal dari MTs dengan pengamalan Pendidikan Agama Islam siswa yang berasal dari SMP di MAN I Kudus.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
b. Kesungguhan hati dalam melakukan sesuatu
c. Pelaksanaan. [9]
4. Pendidikan Agama Islam
Pengertian Agama Islam berarti “Usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Agama Islam”.[10]
5. Siswa
Siswa atau yang disebut dengan anak didik yaitu pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan.[11] Dalam skripsi ini yang penulis dimaksudkan adalah pelajar atau anak didik yang belajar di MAN I Kudus, baik yang berasal dari MTs maupun yang berasal dari SMP yang menjadi sampel penelitian.
Dari pengertian atau batasan istilah-istilah di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud judul skripsi di atas adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas adakah perbedaan dan persamaan antara pengamalan Pendidikan Agama Islam siswa yang berasal dari MTs dengan pengamalan Pendidikan Agama Islam siswa yang berasal dari SMP di MAN I Kudus.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
- Bagaimana pengamalan Pendidikan Agama Islam anak yang berasal dari MTs ?
- Bagaimana pengamalan Pendidikan Agama Islam anak yang berasal dari SMP ?
- Bagaimana perbedaan dan persamaan pengamalan Pendidikan Agama Islam oleh anak yang berasal dari MTs dengan yang berasal dari SMP di MAN I Kudus ?
D. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangkan tujuan yang hendak penulis capai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui pengamalan Pendidikan Agama Islam oleh anak yang berasal dari MTs.
- Untuk mengetahui pengamalan Pendidikan Agama Islam oleh anak yang berasal dari SMP.
- Untuk mengetahui perbedaan pengamalan Pendidikan Agama Islam pada anak yang berlatar belakang dari MTs dan SMP di MAN I Kudus.
E. Hipotesa
Hipotesa adalah rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua fakta/lebih yang sifatnya sementara. Jadi hipotesa adalah pendapat yang masih mengandung kekurangan-kekurangan pendapat yang sifatnya masih sementara, pendapat yang mungkin benar dan mungkin salah.[12]
Dengan kata lain hipotesa adalah pendapat yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini diasumsikan bahwa “Ada perbedaan yang signifikan antara pengamalan Pendidikan Agama Islam pada anak yang berlatar belakang dari MTs dan SMP.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini termasuk field reseach atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu “jenis data yang diukur secara langsung atau lebih tepatnya dapat dihitung”.[13] Atau analisa yang dilakukan dengan cara atau menggunakan statistik. Metode ini digunakan untuk menganalisis data angket yang telah dijawab oleh responden.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.[14] Populasi dari penelitian ini meliputi siswa kelas I dan II MAN I Kudus. Kelas I terdiri dari 6 kelas dan kelas II ada 6 kelas. Tiap-tiap kelas untuk kelas I dan II rata-rata berjumlah 40 anak jadi populasi keseluruhan adalah 480 siswa.
b. Sampel
Untuk selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian penulis menetapkan sejumlah 48 siswa, yakni 10 % dari 480 siswa.
3. Variabel Penelitian
Studi komparasi tentang pengamalan Pendidikan Agama Islam antara analisa yang berasal dari MTs dengan anak yang berasal dari SMP di MAN I Kudus adalah merupakan fokus penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan meneliti tentang pelaksanaan pengamalan ibadah siswa.
Variabel penelitian Pendidikan Agama Islam anak yang berasal dari MTs dengan anak yang berasal dari SMP mempunyai indikator sebagai berikut :
Pengamalan Pendidikan Agama Islam di bidang ibadah dan perilaku sosial:
a. Ibadah sholat.
b. Perilaku sosial.
c. Prestasi pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hipotesa adalah rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua fakta/lebih yang sifatnya sementara. Jadi hipotesa adalah pendapat yang masih mengandung kekurangan-kekurangan pendapat yang sifatnya masih sementara, pendapat yang mungkin benar dan mungkin salah.[12]
Dengan kata lain hipotesa adalah pendapat yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini diasumsikan bahwa “Ada perbedaan yang signifikan antara pengamalan Pendidikan Agama Islam pada anak yang berlatar belakang dari MTs dan SMP.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini termasuk field reseach atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu “jenis data yang diukur secara langsung atau lebih tepatnya dapat dihitung”.[13] Atau analisa yang dilakukan dengan cara atau menggunakan statistik. Metode ini digunakan untuk menganalisis data angket yang telah dijawab oleh responden.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.[14] Populasi dari penelitian ini meliputi siswa kelas I dan II MAN I Kudus. Kelas I terdiri dari 6 kelas dan kelas II ada 6 kelas. Tiap-tiap kelas untuk kelas I dan II rata-rata berjumlah 40 anak jadi populasi keseluruhan adalah 480 siswa.
b. Sampel
Untuk selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian penulis menetapkan sejumlah 48 siswa, yakni 10 % dari 480 siswa.
3. Variabel Penelitian
Studi komparasi tentang pengamalan Pendidikan Agama Islam antara analisa yang berasal dari MTs dengan anak yang berasal dari SMP di MAN I Kudus adalah merupakan fokus penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan meneliti tentang pelaksanaan pengamalan ibadah siswa.
Variabel penelitian Pendidikan Agama Islam anak yang berasal dari MTs dengan anak yang berasal dari SMP mempunyai indikator sebagai berikut :
Pengamalan Pendidikan Agama Islam di bidang ibadah dan perilaku sosial:
a. Ibadah sholat.
b. Perilaku sosial.
c. Prestasi pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4. Pengumpulan Data
Sumber daya yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari :
a. Primer, yang dilakukan dengan menggunakan :
1) Angket
Angket yaitu “pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan tertulis yang kemudian dikirim kepada siswa yang dikehendaki, untuk memberikan jawaban-jawaban tersebut dikirim kepada si pembuat”.[15] Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengamalan pendidikan agama Islam anak yang berasal dari MTs dan dari SMP di MAN 1 Kudus.
2) Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yaitu “metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan”.[16] Metode ini digunakan untuk memperoleh data situasi umum sekolah, letak geografis, sejarah berdirinya dan lain-lain.
b. Sekunder, diperoleh dari :
1) Data kepustakaan merupakan cara untuk mendapatkan data teoritis (landasan teori) yang terdapat dari buku-buku perpustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.
2) Data lapangan dikumpulkan dengan teknik angket dan wawancara.
5. Teknik Analisa Data
Dalam kajian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode deduksi
Metode deduksi yaitu “cara mengambil kepustakaan yang bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum”.[17] Kemudian kita hendak menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.
b. Metode komparatif
Metode komparatif yaitu metode untuk membandingkan antara dua pendapat atau lebih dalam suatu masalah kemudian mengambil salah satu diantara pendapat-pendapat tersebut yang dipandang kuat dari argumentasinya untuk diambil suatu kesimpulan. Maka penulis menggunakan analisa statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Analisa pendahuluan
Berhubungan dengan data yang penulis ambil dari angket berjenis kualitatif, maka dalam mengukur hasil pengamatan pendidikan agama anak yang berasal dari MTs dan dari SMP lebih dahulu penulis melakukan kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk jawaban alternatif a dengan angka 3
b) Untuk jawaban alternatif b dengan angka 2
c) Untuk jawaban alternatif c dengan angka 1
Sumber daya yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari :
a. Primer, yang dilakukan dengan menggunakan :
1) Angket
Angket yaitu “pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan tertulis yang kemudian dikirim kepada siswa yang dikehendaki, untuk memberikan jawaban-jawaban tersebut dikirim kepada si pembuat”.[15] Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengamalan pendidikan agama Islam anak yang berasal dari MTs dan dari SMP di MAN 1 Kudus.
2) Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yaitu “metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan”.[16] Metode ini digunakan untuk memperoleh data situasi umum sekolah, letak geografis, sejarah berdirinya dan lain-lain.
b. Sekunder, diperoleh dari :
1) Data kepustakaan merupakan cara untuk mendapatkan data teoritis (landasan teori) yang terdapat dari buku-buku perpustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.
2) Data lapangan dikumpulkan dengan teknik angket dan wawancara.
5. Teknik Analisa Data
Dalam kajian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode deduksi
Metode deduksi yaitu “cara mengambil kepustakaan yang bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum”.[17] Kemudian kita hendak menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.
b. Metode komparatif
Metode komparatif yaitu metode untuk membandingkan antara dua pendapat atau lebih dalam suatu masalah kemudian mengambil salah satu diantara pendapat-pendapat tersebut yang dipandang kuat dari argumentasinya untuk diambil suatu kesimpulan. Maka penulis menggunakan analisa statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Analisa pendahuluan
Berhubungan dengan data yang penulis ambil dari angket berjenis kualitatif, maka dalam mengukur hasil pengamatan pendidikan agama anak yang berasal dari MTs dan dari SMP lebih dahulu penulis melakukan kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk jawaban alternatif a dengan angka 3
b) Untuk jawaban alternatif b dengan angka 2
c) Untuk jawaban alternatif c dengan angka 1
2) Analisa uji hipotesa
Yaitu diperuntukkan menguji kebenaran hipotesa yang diajukan. Dalam analisa uji hipotesa ini penulis menggunakan rumus :
t = test, yaitu t =
Keterangan :
* : Rata-rata sampel 1
: Rata-rata sampel 1
S12 : Kuadrat simpangan baku sampel 1
S22 : Kuadrat simpangan baku sampel 2
n : Jumlah responden
3) Analisa lanjutan
Analisa lanjutan yaitu tahap pembuktian diterima tidaknya hipotesa yang diajukan, yaitu dengan membandingkan hasil t dan ttabel. Dari ttabel ini digunakan ttabel pengganti. ttabeltabel dengan dk = n – 1 dan dk = n – 2 dibagi 2, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil. Jika thitung lebih besar dari ttabel maka hasil yang diperoleh signifikan, artinya hipotesa yang penulis ajukan diterima. Sebaliknya jika thitung dihitung dari selisih t lebih kecil, berarti non signifikan atau tidak ada perbedaan.
G. Sistematika Skripsi
Pada bagian ini, oleh penulis akan dibagi menjadi tiga bagian secara garis besarnya yaitu :
1. Bagian Muka
Pada bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
2. Bagian Isi dan Batang Tubuh
Bagian isi dan batang tubuh meliputi bab satu yang berisi tentang pendahuluan, yang terdiri latar belakang masalah, penegasani istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa, metode penelitian dan sistematika skripsi.
Bab dua berisi tentang landasan teori dari penelitian yang diangkat yaitu membahas pengertian komparasi pengamalan pendidikan agama Islam, dasar dan tujuan pengamalan Pendidikan Agama Islam, metode pengajaran Pendidikan Agama Islam, faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam pengamalan Pendidikan Agama Islam.
Bab tiga berisi tentang kondisi obyektif MAN I Kudus yang terdiri dari lima sub bab, yang pertama gambaran umum MAN I Kudus. Sub bab yang kedua memuat data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar di MAN I Kudus. Sub bab yang ketiga data tentang pengamalan Pendidikan Agama Islam pada anak yang berasal dari MTs dan anak yang berasal dari SMP.
Bab empat berisi tentang analisa data siswa kelas dua MAN I Kudus yang terdiri atas tiga fase yaitu analisa pendahuluan, analisa uji hipotesa dan analisa lanjutan.
Kemudian bab lima yang berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.
Yaitu diperuntukkan menguji kebenaran hipotesa yang diajukan. Dalam analisa uji hipotesa ini penulis menggunakan rumus :
t = test, yaitu t =
Keterangan :
* : Rata-rata sampel 1
: Rata-rata sampel 1
S12 : Kuadrat simpangan baku sampel 1
S22 : Kuadrat simpangan baku sampel 2
n : Jumlah responden
3) Analisa lanjutan
Analisa lanjutan yaitu tahap pembuktian diterima tidaknya hipotesa yang diajukan, yaitu dengan membandingkan hasil t dan ttabel. Dari ttabel ini digunakan ttabel pengganti. ttabeltabel dengan dk = n – 1 dan dk = n – 2 dibagi 2, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil. Jika thitung lebih besar dari ttabel maka hasil yang diperoleh signifikan, artinya hipotesa yang penulis ajukan diterima. Sebaliknya jika thitung dihitung dari selisih t lebih kecil, berarti non signifikan atau tidak ada perbedaan.
G. Sistematika Skripsi
Pada bagian ini, oleh penulis akan dibagi menjadi tiga bagian secara garis besarnya yaitu :
1. Bagian Muka
Pada bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
2. Bagian Isi dan Batang Tubuh
Bagian isi dan batang tubuh meliputi bab satu yang berisi tentang pendahuluan, yang terdiri latar belakang masalah, penegasani istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa, metode penelitian dan sistematika skripsi.
Bab dua berisi tentang landasan teori dari penelitian yang diangkat yaitu membahas pengertian komparasi pengamalan pendidikan agama Islam, dasar dan tujuan pengamalan Pendidikan Agama Islam, metode pengajaran Pendidikan Agama Islam, faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam pengamalan Pendidikan Agama Islam.
Bab tiga berisi tentang kondisi obyektif MAN I Kudus yang terdiri dari lima sub bab, yang pertama gambaran umum MAN I Kudus. Sub bab yang kedua memuat data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar di MAN I Kudus. Sub bab yang ketiga data tentang pengamalan Pendidikan Agama Islam pada anak yang berasal dari MTs dan anak yang berasal dari SMP.
Bab empat berisi tentang analisa data siswa kelas dua MAN I Kudus yang terdiri atas tiga fase yaitu analisa pendahuluan, analisa uji hipotesa dan analisa lanjutan.
Kemudian bab lima yang berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.
Referensi
[1]Bustanudin Agus, Al-Islam, Jakarta, 1993, Grafindo Persada, hlm 1. [2]Mansyur, et.al, Metodologi Pendidikan Agama, CV. Forum, Jakarta, 1981, hlm. 23. [3]M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Alih Bahasa oleh Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, LIS, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, hlm. 10. [4] H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta, Bumi Aksara, 1991, hlm. 83. [5]WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm. 965. [6]Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, hlm. 527. [7]Ibid, hlm. 304. [8]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 245. [9]Ibid, hlm. 33. [10]Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Biro Ilmiah, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983, hlm. 27. [11] Amir Dalen Indrakusuma, Pengantar Ilmu Agama, Usaha Nasional, Surabaya, t.t, hlm. 23. [12] Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 62. [13]Ibid, [14]Ibid, hlm. 102. [15]Cholid Narbuko, Metode Penelitian Sosial, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1987, hlm. 87. [16]Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hlm. 70. [17]Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, Tarsito, Bandung, 1990, hlm. 143.