Dasar-Dasar Akidah Islam

Pada kesempatan yang lalu Penulis sudah memberikan definisi tentang pengertian Akidah Islam, Dan akan disayangkan bila temen-temen atau adik-adik tidak membacanya, untuk itu silahkan baca : Pengertian Akidah Islam , Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII. Seperti yang telah dijelaskan pada postingan tersebut, Aqidah adalah Suatu ajaran atau norma agama yang telah ditetapkan oleh Allah, Aturan-aturan tersebut atau ajaran-ajaran-Nya termaktub didalam Al-Qur'an sebagai Firman Allah dan Al-Hadits sebagai perangai nabi Muhammad yang meliputi ucapan, perbuatan dan ketetapannya.
Selain Al-qur'an dan Al-hadits, adapula yang bisa dijadikan dasar-dasar akidah Islam, seperti pendapatnya para Ulama, yakni mereka yang telah dinyatakan dalam salah satu hadits Nabi sebagai para pewaris Nabi. Namun demikian, Pada akhirnya Al-qur'an dan Sunnat tempat kembalinya kita dalam mengambil rujukan untuk memutuskan segala problem kehidupan. Karena Al-qur'an yang ditambah penguatnya dengan Sunnat Nabi akan terus bisa diterapkan pada semua zaman, bahkan hingga akhir jaman kelak.

Baiklah, Mari kita kaji satu-persatu Dasar-dasar Akidah Islam.

1. Al-Qur'an sebagai Firman Allah

Al-Qur'an Adalah Firman Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Dan dari Al-Qur'an jugalah dengan sangat jelas terdapat konsep atau perintah Allah mengenai Akidah yang benar yang harus diyakini dengan sungguh sungguh di dalam hati kita dan dijalani dengan segenap rasa patuh.

Dalam konsep akhlak yang telah termaktub atau tertulis di dalam Al-Qur'an tidak ada penawaran atau toleransi. Bilamana sebuah perkara sudah tersebut dalam Firman-Nya sebagai perkara yang wajib dilaksanakan, maka perkara tersebut harus benar-benar dilaksanakan. Begitu juga sebaliknya, bila sebuah perkara adalah sesuatu tindakan yang dilarang bahkan diharamkan, maka sudah kewajiban bagi kaum muslim untuk tidak melakukan perkara tersebut.

Dalil-dalil dalam al-qur'an yang berkenaan dengan Akidah
Surat Al-Ikhlas ayat 1 sampai 4

Qul Huwallohu Akhad
artinya :  Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa
Alloohu Shomad
artinya : Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
Lam Yalid Walam YuuLad
artinya : Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Walam Yakunlahuu kufuwan akhad
artinya : Dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Dia.

Pada surat Al-Ikhlas tersebut menyatakan bahwa, sebagai muslim sejati kita diwajibkan untuk bersaksi, bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Allah tidak boleh disekutukan dengan satu apapun, Allah adalah DZAT Yang Maha Agung dan tak bisa disamai dengan makhluknya yang memiliki rasa butuh terhadap orang-orang disekitarnya, Allah berdiri sendiri, tidak beranak atau memiliki orang tua.

2. Hadits sebagai Dasar Akidah yang ke-dua
Sudah penulis jelaskan dipendahuluan, bahwasanya yang dinamakan hadits adalah segala peringai Nabi, yang meliputi perkataan Nabi, Perbuatan Nabi dan Ketetapan Nabi. Perkataan Nabi ini sering kita kenal dengan sebutan Sunnah Qouli atau perkataan Nabi, Sedangkan untuk Hadits yang berkaitan dengan perilaku Nabi dinamakan Sunnah Fi'liyyah, dan yang terakhir adalah Hadits yang berkaitan dengan Ketetapan Nabi yang biasa kita kenal sebagai diamnya Nabi Muhammad S.A.W ketika melihat perilaku para sahabat.

Di dalam Al-Qur'an, Allah berfiman:
wa maa yantiqu 'anil hawaa. in huwa ilaa wakhyuyuukhaa.
yang artinya : “ Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(Qs. an-Najm: 3-4)
dijelaskan di dalam Firman Allah tersebut bahwa, apa yang diucapkan Nabi Muhammad bukanlah dari hawa nafsunya, Melainkan semua itu adalah wahyu yang diturnkan oleh Allah kepada Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad.

Dengan adanya dua Dasar-dasar Akidah Islam sebagai bekal kita, semoga dapat menambahkan keyakinan sekaligus keimanan kita kepada Allah subkhanahu Wata'ala. Dan berdasarkan dua dasar akidah tersebut hendaklah bisa dijadikan sebagai pedoman hidup bagi kita umat Islam. Baik itu perintah Allah yang berkenaan dengan akhlak maupun dengan syari'at-syari'at yang lainnya tidak dapat kita pisahkan begitu saja, karena pada hakikatnya keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat sebagai cara kita untuk lebih mencintai Allah dan Rosulnya.

Sekian dan Terimakasih....