Makalah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency)

Berikut ini adalah makalah kenakalan remaja. Namun agar pembahasan dalam makalah tidak melebar, maka kami akan memberikan rumusan masalah, adapun sedikitnya akan dijelaskan beberapa rumusan masalah yang menjadi kajian, dintaranya adalah
  1. Pengertian Kenakalan Remaja (juvenile delinquency)
  2. Sebab Atau Alasan Munculnya Kenakalan Remaja.
  3. Cara untuk menangani juvenile delinquency atau kenakalan remaja

Kenakalan Remaja

Akhir-akhir ini di media masa kita kerap membaca aksi atau perbuatan yang dapat kita sebut sebagai perilaku kriminalitas. Mirisnya tindakan tersebut terjadi di negeri kita. Seperti contoh kasusnya adalah, anak remaja meniduri ibunya, aksi perkelahian para pelajar, penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba, minum-minuman keras dan tindakan kriminalitas lainnya.

Rusaknya moral individu masyarakat sudah merebak di seluruh lapisan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia. Hancurnya moral tersebut juga tidak terlepas dari mereka yang berada pada struktur pemerintahan (para pemimpin Negara atau wakil rakyat) hingga masyarakat awam baik yang berekonomi tinggi maupun rendah.

Tindakan anarkis yang dijelaskan di atas satu dari beberapa pelakunya adalah para remaja atau orang yang belum dewasa. Hampir dari semua para ahli pendidikan memiliki pendapat yang sama terkait mendefinisikan istilah arti kata remaja. Bagi mereka remaja adalah ornag yang berusia 13-18 tahun (meskipun tidak seluruh ahli sepakat terkait hal ini).

Bagi para ahli yang sependapat, saat manusia menginjak kisaran umur yang telah disebutkan di atas, sejatinya manusia itu telah melewati masa kanak-kanak, akan tetapi belum cukup mampu untuk dapat dikatakan dewasa. Masa tersebut disebut juga dengan masa transisi atau pencarian jati diri, oleh sebab itu pada fase tingkatan umur tersebut seseorng kerap melakukan berbagai perbuatan yang disebut dengan istilah kenakalan remaja (Juvenile Delinquency).

Yang dimaksud dengan kenakalan remaja itu mencakup seluruh perilaku menyimpang. Penyimpangan terjadi bila perilaku tidak sesuai dengan norma-norma hukum pidana. Dan apa bila perbuatan yang menyimpang dilakukan, maka dampaknya akan merugikan diri sendiri hingga orang-orang terdekat (termasuk masyarakat sekitar).

Problemtika terkait Juvenile Delinquency atau kenakalan remaja mulai mendapat perhatian khusus dari masyarakat sejak adanya peradilan yang ditujukan kepada anak-anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 silam yang tepmpatnya berada di Illinois, Amerika Serikat. Adapun beberapa pakar pendidikan dan psikologi mengartikan kenakalan remaja sebagai mana point-point di bawah ini:
Makalah Tentang Kenakalan Remaja (Lengkap)

Pengertian Kenakalan Remaja


1. Kenakalan Remaja Menurut Kartono
Adalah gejala patologis sosial yang melanda para remaja. Penyebab dari hal ini merupakan satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".

2. Definisi Kenakalan Remaja Menurut Santrock 
Yang dimaksud dengan kenakalan remaja adalah kumpulan dari seluruh perilaku yang dilakukan oleh para remaja. Dimana perilaku tersebut tidak bisa diterima baik secara sosial, adat maupun agama hingga terjadilah sebuah tindakan kriminal (Juvenile Dlinquency).

Sebab-sebab Munculnya / Terjadinya Kenakalan Remaja

Bagi mereka (remaja) yang masuk dalam kategori pencarian jati diri kerap kali mengusik ketenangan Masyrakat. Adapun kenakalan ringan yang biasanya dapat mengganggu lingkungan yaitu seperti keluar malam dengn menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak jelas dan berkesan hura-hura. Contohnya seperti minum-minuman, memakai obat-obatan berbahaya, melakukan perkelahian, perjudian, dan lain sebagainya dimana seluruh perbuatan tersebut dapat merugikan dirinya, teman sepermainan saat itu, keluarga, serta masyarakat.

Sebenarnya untuk meninjau seberapa jauh Sebab atau faktor yang melatar belakangi munculnya kenakalan remaja ini sangat banyak sekali. Dan secara garis besar faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua. Yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

a. Krisis identitas
Adanya suatu perubahan baik biologis maupun sosiologis pada diri remaja yang pada akhirnya dapat memberikan kemungkinan terjadinya dua bentuk integrasi atau perubahan. Yang pertama, terbentuknya suatu perasaan terkait konsistensi yang ada pada kehidupannya. Dan yang kedua, ketercapain suatu identitas atau peranan. Kebanykan kenakalan remaja tersebut terjadi karena remaja gagal dalam menggapi masa yang ada pada integrasi yang kedua.

b. Kontrol diri yang lemah
Pada diri remaja, bagi mereka yang tidak sanggup untuk mempelajari serta membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima dalam suatu tatanan sosial baik dari lingkup terkecil (keluarga) hingga Terbesar (masyarakat) maka mereka akan terseret pada suatu perilaku yang disebut dengan istilah 'nakal'.

Meskipun begitu, bagi remaja yang telah tahu tentang perbedaan dari perilaku keduanya, akan tetapi mereka tidak mampu mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya, maka remaja tersebut juga akan mengalami atau memilih perilaku nakal.

2. Faktor Eksternal

a. Minimnya perhatian orang tua, hingga kurangnya kasih sayang kepada anak
Unit sosial terkecil dalam tatanan masyarakat sosial adalah keluarga. Dan keluargalah yang memberikan fondasi primer untuk perkembangan pada anak. Sementara untuk unit sosial seperti lingkungan sekitar (masyarakat dimana mereka tinggal) dan sekolah juga ikut menyokong perkembangan khususnya psikologis anak. Oleh sebab itulah antara baik dan buruknya sebuah sistem dari tatanan keluarga dan juga masyarakatlah yang mampu memberikan dampak baik atau buruk terhadap pertumbuhan anak khususnya dalam hal kepribadian.

Berbagai keadaan seperti broken-home, ekonomi yang kurang, keluarga yang diliputi konflik, rumah tangga berantakan disebabkan kematian salah satu antara ayah atau ibu, sebenarnya keadaan semacam itu merupakan gejala paling signifikan yang mampu memunculkan delinkuensi pada diri remaja. Dan pada akhirnya mereka mendapatkan julukan remaja yang nakal.

Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Kartini Kartono terkit dengan faktor atau penyebab terjadinya sebuah kenakalan remaja itu disebabkan antara lain sebagai berikut:
  1. Kurangnya perhatian kepada anak, kurngnya kasihsayang sehingga menimbulkan miskinnya tuntunan pendidikan orang tua kepada anak.
  2. Antara kebutuhan psikis maupun fisik remaja tidak tercukupi, harapan remaja yang tidak kunjung tersalurkan.
  3. Kurngnya latihan fisik dan juga mental kepada anak-anak yang sangat diperlukan.
b. Kurangnya pemahaman remaja tentang keagamaan
Di dalam keluarga, minimnya sutu pembinaan khususnya tentang agama merpakan faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya kenakalan. Untuk pembinaan moral contohnya, agama memiliki sebuah peranan penting. Dikarenakan di dalam pembinaan agama memiliki nilai-nilai moral yang tidak berubah-ubah karena disebabkan oleh adanya perubahan waktu maupun tempat.

Pembinaan moral di dalam agama untuk remaja yang diawali dari rumah tangga perlu dilaksanakan sejak anak-anak masih berusia dini. Jelas saja, setiap anak yang dilahirkan belum mengerti apa-apa, dan juga belum tahu terkait batas-batas ketentuan moral. Sebab itulah mengapa pembinaan moral dimulai dari rumah tangga menggunakan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang diberikan dari orang tua.


Di era globalisasi ini, seluruh masyarakat dunia, mereka justru lebih mengutamakan ilmu pengetahuan sampai mengakibatkan kaidah moral yang dipegang teguh orang terdahulu tikesampingkan. Dengan adanya faktor tersebut membuat masyarakat jauh dari agama, Jatuhnya moral orang dewasa serasa sudah menjamur dan terlalu umum untuk digambarkan.

c. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Westernisasi dn pergaulan anak-anak dengan teman sebayanya kerap mempengaruhi untuk mencoba-coba sesuatu yang tidak lazim, sehingga pada akhirnya para remaja justru terperngkap di dalam pergaulan yang tidak memiliki norma dan etika.

Pada dasarnya, lingkungan merupakan faktor paling urgen yang mampu mempengaruhi perilaku serta watak pada diri remaja. Seandainya pr remaja tinggal dan berkembang di lingkungan yang tidak baik, maka moral yang mereka miliki akan tidak baik pula. Dan begitu kebalikannya, jika remaja tinggal di lingkungan yang baik, prilaku dan watak mereka akan mengikuti pergaulan yang ada.

Kerap kali remaja membuat keonaran. Hasilnya merek telah mengganggu kenyamanan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu dari pengaruh budaya barat atau pengaruh terhadap pertemanannya yang sering mempengaruhi untuk terus mencoba. Perlu diketahui bahwa, pada tahapan usia remaja merekamenyenangi gaya hidup baru serta bertingkah apatis terhadap nilai-nilai dari hasil perbuatannya itu.


d. Tempat pendidikan
Banyak sekali tempat yang memiliki prioritas tujuan dalam pendiriannya sebagai wahana pendidikan. Akan tetapi yang kami maksud dengan tempat pendidikan itu seperti pendidikan formal, sekolah contohnya. Biasanya kenakalan remaja juga kerap muncul ketika remaja yang ada di sekolah menemukan jam kosng.

Beberapa pekan ini, kita menyksikan di media televisi bahwa ada tindakan kekerasan yang terjadi. Hal ini membuktikan bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan juga bertnggung jawab atas dekadensi moralburuk yang menjalar pada diri anak-anak khususnya adalah remaja.

Akibat-akibat Dari Tindakan Juvenile Delinquency


1. Bagi diri sendiri, (pelaku Juvenile Delinquency)
Akan sangat merugikan baik fisik maupun mental remaja, Meskipun perilaku yng dikerjakannya dapat memberikan kenikmatan sendiri, namun semua hanya sesaat. Bagi fisik, akan menimbulkan gejala-gejala penyakit karena pola hidup yang dapat dikatakan tidak bagus. Sementara bagi mental seorng remaja akan memiliki mental-mental lembek atau kurang strong, para remaja tersebut memiliki gaya berpikir yang kurang stabil, dn oleh sebab itu maka dipandang dari sudut kepribadian, mereka akan senantiasa menyimpang sehingga perbuatannya tidak lagi memiliki etika dan estetika. Kemudian perilaku semacam itu akan senantiasa berlangsung hingga seorang remaja tak memiliki seseorang yang mau membimbing dan mengarahkan.

2. Bagi Lingkungan Terkecil (keluarga)
Sudah tidak dapat dipungkiri kembali, seorang anak memiliki tanggung jawab kepada orang tua bila orang tua telah berusia lanjut. Dan jika seorang remaja terlibat dalam tindakan Juvenile Delinquency, maka akibatrnya muncul gejala tidak harmonis dalam kekuarga. Dan pada akhirnya kenyataan yang akan didapatkan ialah putusnya komunikasi antara anak dan orang tua .

Pernyataan di atas tentu saja tidaklah baik bagi keduanya. Bagi remaja hal tersebut dapat berakibat fatal, karena mereka ingin melampiaskannya di luar dengan jalan yang salah, seperti keluar malam, minum, konsumsi n4rkoba dan lain sebagainya. Jika hal itu sampai terjadi, maka imbasnya akan kembali kepada keluarga. Nama bik keluarga akan tercoreng dan keluarga akan merasa terpukul serta malu.

3. Bagi lingkungan masyarakat Sekitar
Jik dalam sebuah tatanan masyarakat terdapat beberapa pergaulan anak remaja yang memiliki sikap kurang baik, atau dalam bahasan kita disebut perilaku Juvenile Delinquency, maka remaja dan teman-temannya akan mendapat kecaman dari masyarkt dan mendapatkan sebuah just bahwa mereka adalah anak-anak yang tidak baik. Ini sangat merugikan masyrakt, terlebih jika perliaku tersebut telah dilakukannya di luar masyarakat dimana remaja itu tinggal.

Solusi Atau Cara Menangani Kenakalan Remaja

Penanggulangan Juvenile Delinquency atau kenakalan remaja dapat dilakukan dengan tiga cara secara garis besar. Yaitu prefentif, Represif dan  Kuratif dan Rehabilitasi. Penjelasan dari tig cara adalah sebagai berikut:

1. Tindakan Preventif Menangani kenakalan remaja

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
  • Kenali ciri remaja secra umum dan khusus
  • Kenali kesulitan apa yang dialami remaja dan jenis permasalahan seperti apa yang mendongkrak munculnya perliaku penyelewengan norma
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
  • Pengkokohan sikap mental, sehingga mereka bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri.
  • Pendidikan mental yang bisa didapatkan dari pembelajaran agama harus bisa menjadikan mereka pondasi awal yang kuat.
  • Pemberian fasilitas wajar kepada remaja.
  • Menasehati dengan cara yang wajar sehingga dapat memunculkan harapan-harapan.
  • memberikan beberapa motivasi yang memang berguna pada remaja (berdasarkan pengalaman mereka pada saat itu Juga).

2. Tindakan Represif menangani kenakalan remaja dan contohnya

Bagi mereka yang melanggar norma aturan, selayaknya mendapatkan sanksi. Adapun sanksi tegas perilaku menyimpang diharapkan agar pelakunya akan “jera” sehingga tidak melakukan perbuatan itu kembali. Sebab itulah, tindakan terkait sanksi hukuman harus segera ditindak lanjuti oleh yang berwenang.

Contoh, Dalam sebuah keluarga yang memiliki perturan-perturn yng dibuat, individu dari anggota keluarga harus mentataatinya. Dibutuhkan pula semacam hukuman bgi mereka yang melanggar tata tertib tersebut. Adpun pelaksanaan dari peraturan yang dibuat haruslah konsisten. Jika terjadi pelanggaran harus dikenakan sanksi. Sanksi tersebut jangan membertkan salah satu dari anggota keluarga, haruslah sama.


3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Cara yang nomor tiga adalah kuratif dn rehabilitasi. Diberlakukannya tindakan ini jika telah dilaksanakan tindakan nomor satu dan dua. Kemudian jika dalam sebuah tindakan atau penceghan perlu adanya perubahan tingkah laku, maka cara ini adalah solusinya. Yaitu dengan memberikan pendidikan tingkat lanjut.

Pendidikan yang dilakukan pada thap ini biasanya dilakukan oleh mereka par pakar dan ahli dibidang tersebut. Biasanya ditangani Sebuah lembaga khusus maupun perorangan yang kita kenal sebgai ahli pksikoterpi yaitu mereka par psikiater. Tentu saja mereka adalah orang yang memiliki kemampuan dan lagi ahli menangani permasalahan ini.