Implikasi Pengajaran Bahasa Arab Dan Inggris Terhadap Hasil Belajar Bidang Studi Yang Terkait Di MAN 01 Kudus

A.    Latar Belakang Masalah
            Setiap manusia dilahirkan oleh Allah SWT untuk memenuhi kebutuhannya selama berada di dunia, selain itu pula mereka tidak dapat hidup sendiri, tapi masih bergantung dengan yang lainnya. Dalam al-Qur’an disebutkan :
فلينظرالاء نسان مم خلق . خلق من ماء دافق . يخرج من بين الصلب والترائب.
Artinya :  “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia dicitakan ?. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya. (hidup sesudah  mati)”. (Q.S. Ath-Thariq, ayat 5 – 8 ) [1]
Tetapi manusia memiliki potensi dalam dirinya yang tidak diberikan orang tuanya tetapi oleh Sang Pencipta untuk diaktualisasikan, dikembangkan, diasah terus dengan cara belajar. Misalnya potensi sosialitas, kata M. J. Langeveld sebagaimana dikutip oleh Umar Tirtarahardja:

“Bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul“. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakekatnya terkandung unsur saling memberi dan menerima yang menjadi kunci sukses dalam pergaulan. Kelak kalau sudah dewasa akan berubah menjadi kesadaran akan hak yang harus diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan.[2]
                  Inti proses pendidikan secara formal adalah mengajar. Sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Dapat diketahui bahwa belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari-hari. Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan, dan menghayati. Sedangkan pendidikan adalah proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri.[3] Siswa adalah penentu terjadi atau tidak proses belajar, yang terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan manusia.
                  Hampir semua ahli sepakat terhadap proposisi yang mengatakan bahwa elemen yang sangat penting dalam pendidikan adalah proses belajar mengajar, yang diharapkan akan terjadi berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun masalah belajar mengajar itu sudah ada sejak manusia lahir di dunia ini, tetapi selalu saja menarik untuk dipersoalkan.  Proses belajar mengajar itu berkembang terus. Namun bagaimanapun pesat sarana pengajaran, para guru diperlukan juga. Karena apapun yang terjadi dalam masalah pengajaran, kembalinya kepada para pengajar juga. Belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri melalui bimbingan seorang guru atau pengajar. Bisa juga dikatakan bahwa belajar adalah  suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Sedangkan mengajar adalah suatu usaha atau tindakan yang menyebabkan orang alain menjadi kenal, tahu, dan paham serta dapat melaksanakan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal atau diketahui.[4]
                  Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan dan menjadi pusat pengajaran untuk menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu, warga masyarakat, dan dunia di masa depan. Dengan demikian pendidikan di sekolah akan menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan dan pemilihan ketrampilan peserta didik. Sekolah harus mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yang diupayakan pencapaiannya melalui pembangunan nasional. Di mana dalam pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[5]
                  Proses belajar di sekolah akan memberi peranan dan tanggung jawab yang selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar, yang akan mengarahkan siswa untuk berperan di dalam kegiatan belajar mengajar akan bermanfaat bukan hanya dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperluas kebiasaan belajar terus-menerus seumur hidup, seperti kata Jakob Sumardjo kelahiran Klaten, sebagaimana dikutip oleh Andreas Harefa, mengingatkan dengan pepatahnya bahwa “Tidak belajar satu hari berarti mundur satu hari”.[6] Ini jelas bahwa betapa ruginya orang yang menyia-nyiakan waktunya untuk tidak belajar.
                  Di sekolah-sekolah terutama sekolah Islam akan dijumpai program bahasa, terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris, yang salah satu tujuan umumnya adalah mempersiapkan pembelajar untuk melakukan interaksi yang bermakna, yaitu dengan cara membuat mereka (siswa) mampu menggunakan dan memahami bentuk-bentuk ujaran alamiah seperti dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada satupun yang ada di ruang kelas dapat berbicara bahasa secara fasih, kecuali guru. Tentunya tujuan umum yang ada adalah bahwa kelas-kelas bahasa harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan berlatih. Dr. Robert D. Hess sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi, mengatakan, salah satu cara utama untuk mendidik anak belajar lebih baik adalah dengan penggunaan bahasa. Cara bagaimana berbicara kepada anak-anak (terutama usia pra sekolah) dan susunan kalimat yang diucapkan mempunyai pengaruh  besar terhadap perkembangan kecerdasannya.[7]
                  Dalam sebuah kelas pembelajar berperan aktif dan bertanggung jawab dalam pembelajaran. Guru dan pembelajar bekerja sama dalam suatu kemitraan (partnership). Belajar antara guru dan pembelajar cenderung akan menghasilkan pengalaman belajar yang akan mengakomodasi kebutuhan, minat, dan kemampuan. Guru dan siswa bekerja sama dalam suatu arah dan rasa percaya yang timbul dari pemahaman terhadap aktifitas belajar.
                  Mempelajari bahasa Asing itu memang sulit, tetapi kalau  bersungguh-sungguh dan ditunjang dengan sarana dan prasarana mungkin akan terasa mudah. Seperti pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris di MAN 01 Kudus, yang sudah ditunjang dengan laboratorium bahasa, masih juga  ada siswa yang hasil belajar bahasa maupun bidang studi yang lain rendah, terutama untuk bahasa Arab maupun bahasa Inggris.
                  Berangkat dari persoalan tersebut penulis akan mengkaji seberapa jauhkah akibat pengajaran bahasa Arab jika dibandingkan dengan bahasa Inggris terhadap hasil belajar  bidang studi yang terkait di  MAN 01 Kudus .
B.     Penegasan Istilah dan Penjelasan Judul
1.      Penegasan Istilah
                        a.       Implikasi adalah dampak (akibat) langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. [8]
                        b.       Pengajaran adalah proses,  perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa.[9]
                        c.       Hasil belajar adalah sesuatu yang dijadikan patokan setelah melakukan usaha atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.[10]
                        d.      Bidang studi yang terkait adalah pengelompokan sejumlah mata pelajaran yang sejenis atau memiliki ciri-ciri yang sama (mata pelajaran yang telah berkorelasi satu sama lain),[11] dalam hal ini mata pelajaran tersebut adalah Fiqih dan Qur’an Hadits (mata pelajaran bahasa Arab), Ekonomi dan Fisika (mata pelajaran bahasa Inggris).
                        e.       MAN 01 Kudus adalah lokasi atau tempat penelitian.
2.      Penjelasan Judul
Atas dasar penjelasan istilah tersebut, maka implikasi pengajaran bahasa Arab dan Inggris terhadap hasil belajar bidang studi yang terkait di MAN 01 Kudus, dapat diartikan sebagai dampak dari transformasi ilmu (bahasa Arab dan Inggris) yang dilakukan guru kepada siswa di kelas dengan menggunakan metode yang sesuai yaitu; ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Kemudian akan diukur kemampuan siswa setelah melalui kegiatan belajar, yang merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku. Hasil  pengajaran bahasa Arab dan Inggris akan berpengaruh dengan pelajaran yang terkait. Jadi bisa dikatakan bahasa Arab dan Inggris sebagai prasyarat dan bidang studi yang terkait sebagai kosyarat. Penelitian ini dilaksanakan pada Madrasah Aliyah Negeri 01 Kudus yang terletak di Conge Ngembal Rejo Bae Kudus.
C.    Rumusan Masalah
                  Setelah diketahui latar belakang permasalahan yang penulis angkat, maka dapat penulis rumuskan beberapa masalah yang akan diangkat adalah :
1.      Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab dan Inggris di MAN 01 Kudus  ?
2.      Prestasi belajar bidang-bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris di MAN 01 Kudus  ?
3.      Apakah prestasi bidang studi itu dipengaruhi oleh hasil belajar bahasa Arab dan Inggris di MAN 01 Kudus ?
D.    Tujuan Penelitian
                  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis :
1.      Untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Arab dan Inggris di MAN 01 Kudus.
2.      Untuk mengetahui prestasi belajar bidang-bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris di MAN 01 Kudus.
3.      Untuk mengetahui prestasi bidang studi terkait yang dipengaruhi oleh hasil belajar bahasa Arab dan Inggris di MAN 01 Kudus.
E.     Hipotesis
                  Selanjutnya akan dicoba untuk melakukan hipotesis. Akan tetapi,  terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian hipotesis itu sendiri. Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih.[12]
                  Dari pengertian tersebut, hipotesis bisa juga dikatakan sebagai sebuah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji lebih lanjut. Dalam hal ini diasumsikan bahwa prestasi belajar dari pengajaran bahasa arab dan Inggris itu berpengaruh terhadap hasil belajar bidang studi yang terkait, dan tidak ada perbedaan tingkat pengajaran antara bahasa Arab dan bahasa Inggris.


F.     Metodologi Penelitian
Metode Pendekatan
         1.         Pendekatan yang digunakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistika.[13]
         2.         Variabel
Variabel adalah sesuatu yang mempunyai variasi nilai-nilai.[14] Dalam hal ini variabel  yang digunakan  adalah sebagai berikut :
One)                                Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel ini terdiri atas pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris. Bidang  studi yang terkait dengan bahasa Arab adalah Fiqh dan Qur’an Hadits. Sedangkan yang terkait dengan bahasa Inggris adalah Fisika dan Ekonomi. Adapun aspek yang akan diteliti adalah :
1)         Kurikulum bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan Inggris
2)         Metode yang digunakan guru di kelas
3)         Sarana dan prasarana penunjang proses pengajaran bahasa tersebut
4)         Respon siswa di dalam kelas (dalam proses belajar mengajar)
Two)                               Variabel Dependen (variabel terikat)
Dalam variabel ini akan ditekankan pada rekaman prestasi dengan bidang studi ang terkait yaitu Fiqh dan Qur’an Hadis terkait dengan bahasa Arab. Fisika dan Ekonomi terkait dengan bahasa Inggris.
Metode Pengumpulan Data
1.   Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pencatatan sejumlah data-data yang bersifat verbal yang terdapat dalam surat-surat, catatan, jurnal, kenang-kenangan (memoris), laporan lain sebagainya.[15] Adapun bahan-bahan yang akan digali berasal dari :
 One)    Kurikulum yang ada di sekolah tersebut, khususnya kurikulum bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan Inggris.
 Two)    Data satuan pelajaran (satpel), transkrip nilai dan guru serta data-data lain yang berhubungan dengan siswa di dalam kelas.
2.   Metode Interview
Metode interview adalah metode pengumpulan data dimana pihak pengumpul data aktif mendatangi responden untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan.[16] Pada metode ini pembahasannya adalah pemahaman siswa tentang materi pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris serta respon siswa tentang sistem pengajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas.
3.   Metode Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikhis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.[17] Dalam metode ini objeknya adalah keadaan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, penyampaian guru pelajaran tersebut di dalam kelas serta sarana dan prasarana pendukungnya.
Metode Pengolahan dan Analisis
1.   Metode Pengolahan Data
One)                                                        Inferensial
Dalam tahapan ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus statistik yang berkaitan dengan masalah yang diangkat itu sendiri. Adapun perangkat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1)  Populasi
Populasi adalah semua individu yang akan dijadikan objek penelitian, kemudian digeneralisasikan.[18] Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas I, II, dan III MAN 01 Kudus. Kelas I terdiri dari 6 kelas, kelas II ada 6 kelas, dan kelas III ada 6 kelas. Tiap kelas untuk kelas I ada 50 siswa, kelas II kurang lebih ada 50 siswa, sedang kelas III kurang lebih 50 siswa. Jadi populasi keseluruhan adalah kurang lebih 900 siswa meliputi, siswa kelas I kurang lebih 300, kelas II 300, dan kelas III 300 siswa.
2)  Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa yang dimaksud penentuan sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud mengeneralisasikan hasil penelitian.[19] Adapun pengambilan sample, Suharsimi Arikunto mengatakan “lebih baik diambil semuanya apabila subjek kurang dari 100, sehingga peneliti merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya lebih dari 100, maka dapat mengambil sebagian saja samplenya yaitu 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”. Karena siswa  MAN 01 Kudus lebih dari 100 maka penulis mengambil sample yaitu 10 % dari masing-masing kelas (I, II, dan III) yaitu kurang lebih 900 siswa. Jadi kelas I sampelnya sebanyak 30 siswa, kelas II 30 siswa, dan kelas III 30 siswa. Karena di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan, maka penulis menggunakan tehnik Stratified random sample.
Stratified random sample adalah sample yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sample secara acak (random) dari tiap tingkatan (stratum). [20]
Selanjutnya akan digunakan sample random dengan cara ordinal (tingkatan sama), yaitu setelah 50 orang subjek diberi nomor satu sampai empat puluh, penulis membuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, dan 5, kemudian diambil satu misalnya, setelah dibuka tertera angka 3. Oleh karena sample ada 30 siswa untuk 6 kelas, maka penulis mengambil 5 siswa  tiap kelas. Sehingga penulis mengambil nomor dengan terpaut setiap 5 subjek mulai dari nomor 3, lalu 8, 13, 18 dan 23. Nomor-nomor yang terambil itulah dijadikan penulis sebagai nomor subjek sample penelitian.
2.   Metode Analisis Data
a)   Analisis Data Inferensial
Pada analisis data ini dimaksudkan untuk mengambil kesimpulan dengan pengujian hipotesis. Dalam analisis data inferensial ini akan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
b)   Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini, penulis mencari data-data hasil belajar siswa dalam satu semester (nilai rapor). Nilai-nilai yang dicari berasal dari guru mata pelajaran yang terkait dengan pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris.
c)   Analisis Uji Hipotesis
Pada analisis uji hipotesis ini penulis akan membagi variabel yang ada menjadi dua kelompok sample dari satu populasi yaitu pengajaran bahasa (Arab dan Inggris) dan hasil belajar  bidang studi yang terkait di  MAN 01 Kudus.
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik Korelasi Ganda Variabel, sebab selain objek yang digunakan sedikit, didalamnya merupakan suatu uji coba ada atau tidak adanya hubungan yang  signifikan antara dua variabelnya atau lebih.[21]
                        Rumus yang digunakan adalah adalah dengan menggunakan korelasi ganda variabel [22] :
Keterangan :
            = korelasi antara variabel dengan  secara                bersama-sama dengan variabel Y
               =  korelasi product moment antara dengan Y
     =  korelasi product moment antara dengan Y
              =  korelasi antara product moment antara dengan      
                 =  jumlah seluruh skor Y
Kemudian dikomparasikan atau dibandingkan dengan menggunakan rumus t-test tidak berkorelasi (independen) yang rumusnya adalah : [23]
Keterangan :
                   : Rata-rata sample 1
                  : Rata-rata sample 2
                   : Kuadrat simpangan baku sample 1
                   : Kuadrat simpangan baku sample 2
n                      : Jumlah responden
d)   Analisis Lanjut

Analisis ini merupakan pengelolaan lebih lanjut dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis ini dibuat interpretasi lebih lanjut terhadap hasil yang diperoleh dengan cara membandingkan antara t hitung dengan harga t tabel dengan taraf signifikan 1% dan 5% (uji dua pihak) dengan kemungkinan, jika harga t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dan jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
G.    Sistematika
            Pada bagian ini, oleh penulis akan dibagi menjadi tiga bagian secara garis besarnya, yaitu :
1.      Bagian muka
Pada bagian muka memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan judul, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran
2.      Bagian isi dan batang tubuh
Bagian isi dan batang tubuh meliputi bab satu yang berisi tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian yang meliputi; metode pendekatan, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab dua, yang berisi tentang Landasan Teoritis Pengajaran Bahasa (Arab dan Inggris) yang terdiri atas dua sub bab; yang pertama Pengajaran bahasa arab dan bahasa Inggris yang meliputi; Pengertian pengajaran, Komponen-komponen pengajaran, Komunikasi dan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan Pengajaran Komunikatif, meliputi; Hakekat komunikatif, Prinsip belajar bahasa (Arab dan Inggris) komunikatif, Strategi belajar bahasa (Arab dan Inggris). Sub bab yang kedua, Hasil belajar siswa yang meliputi; Pengertian hasil belajar, Ciri-ciri hasil belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Fungsi penilaian hasil belajar yang baik dan Sasaran serta Jenis penilaian hasil belajar.
Bab tiga, yang berisi tentang tinjauan umum MAN 01Kudus yang terdiri dua sub bab, yang pertama; Gambaran umum MAN 01 Kudus yang meliputi; Latar Belakang Berdirinya MAN 01 Kudus, Landasan dan Target Pengembangan MAN 01 Kudus, Tujuan MAN 01 Kudus, Program Pengajaran pada MAN 01 Kudus, Sarana dan Fasilitas Pendidikan, Pelaksanaan Kurikulum Madrasah Aliyah, dan Struktur Organisasi. Sub bab yang kedua berisi tentang Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas yang meliputi; Pengertian Proses Belajar Mengajar (PBM), Sikap dan Kepribadian Guru, Kegiatan Pembelajaran untuk Mengembangkan Ketrampilan Berbahasa dengan Pemahaman, dan Program Penilaian (tehnik penilaian dan tehnik analisis akhir).
Bab empat berisi tentang analisis data siswa kelas I MAN 01 Kudus terdiri atas tiga fase yaitu; Analisis Pendahuluan, Analisis Uji Hipotesis dan Analisis Lanjut.
Kemudian bab lima yang berisi tentang Penutup yang terdiri dari Kesimpulan penulis, Saran serta Penutup.
3.      Bagian Akhir
Pada bagian akhir meliputi Daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar riwayat hidup penulis.





DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi,  Pendidikan dari Masa ke Masa, CV Armico, Cet. I. Bandung, 1987.
Al- Qur’an surat Ath-Thoriq ayat 5 – 8, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama, 1984.
Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Harian Kompas, Jakarta, 2000.
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.      
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997.
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyluhan Belajar di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1987.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
J. Supranto, Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989.
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983.
Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1991.
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995.
Nana Sudjana, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung, 2002.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, Cet. III.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.
Sutrisno Hadi,  Metode Research, Yasbit, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987.
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000.









[1] Al-Qur’an surat Ath-Thariq ayat 5–8, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Mahkota Surabaya, Departemen Agama, 1984, hal. 1048.
[2] Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal 19.
[3] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal. 7.
[4] Abu Ahmadi,  Pendidikan dari Masa ke Masa, CV Armico, Cet. I. Bandung, 1987, hal. 108-110.
[5] Umar Tirtarahardja dan Lasula, Op. Cit., hal. 173.
[6] Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Harian Kompas, Jakarta, 2000, hal. 44.
[7] Abu Ahmadi, Op. Cit., hal. 131.
[8]  Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal. 215.
[9] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, hal. 15.
[10] Ibid., hal. 343.
[11] Ibid., hal. 130.
[12] Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 43.
[13] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 5.
[14]  Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Op. Ciit., hal. 42.
[15] Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1991, hal. 146.
[16] J. Supranto, Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, hal. 45.
[17] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983, hal. 159.
[18] Sutrisno Hadi,  Metode Research, Yasbit, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal 70
[19] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal 104.
[20] Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, hal. 346.
[21] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, Cet. III, hal 425.
[22] Nana Sudjana, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 193.
[23] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung, 2002, hal. 134.