PELAKSANAAN CBSA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Era baru globalisasi sudah semakin nyata. Komunikasi antar manusia dari berbagai belahan dunia dapat dilakukan dengan hitungan waktu yang amat cepat. Perkembangan tehnologi memberikan fasilitas bagi cepatnya penyebaran informasi, meskipun lintas daerah, negara dan bahkan lintas benua. Kenyataan inilah yang jelas-jelas mempengaruhi pola hubungan di masyarakat, mobilitas informasi dan perkembangan serta penyebaran ilmu pengetahuan baru.

Salah satu media penting untuk bisa mengikuti perkembangan baru tersebut adalah bahasa. Informasi dan ilmu pengetahuan dikembangkan, disebarkan dan dipelajari lewat faktor bahasa. Tanpa bahasa, dunia menjadi "bisu" dan "berhenti". Dan diantara bahasa-bahasa yang paling banyak digunakan didalam komunikasi global dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab khususnya dan Bahasa Inggris pada umumnya adalah jembatan bagi upaya mengenal dunia dan jalan bagi upaya mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, Allah SWT telah berfirman :
ياأيهاالناس إناخلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عندالله أتقاكم , إن الله عليم خبير (الحجرات : 13)


Artinya :  "Hai manusia, sesunguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".[1]

Firman tersebut secara amat jelas memberikan keterangan bahwa kita adalah "satu keluarga dalam satu dunia". Oleh karena itu proses saling mengenal, mengerti dan memahami adalah hal yang sangat penting. Bahkan dengan pengertian demikian, maka bahasa bukan saja sarana bagi upaya mengenal dunia dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, melainkan juga alat yang sangat penting bagi upaya menciptakan global yang aman dan damai, karena merasa sebagai "satu keluarga".
Sedangkan bagi  kalangan orang muslim, Bahasa Arab merupakan bahasa persatuan agama, persatuan kaum muslimin, yang mempersatukan jiwa mereka, walaupun mereka berbeda suku, beda bangsa dan beda bahasanya. Maka Bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi dunia Islam, dijadikan alat komunikasi dalam pertemuan-pertemuan internasional, baik yang bersifat politik, ekonomi, kebudayaan maupun dalam pertemuan-pertemuan keagamaan. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya mulai tahuan 1973, Bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).[2]
Dalam dunia pendidikan Islam, Bahasa Arab merupakan alat yang sangat penting, karena banyak karangan ilmiah yang berskala internasional diterbitkan dalam Bahasa Arab. Di lain pihak Bahasa Arab sebagai Bahasa    Al Qur'an yang merupakan pedoman bagi umat Islam, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Fusshilat ayat 2-3 :
تنزيل من الرحمن الر حيم. كتب فصلت ايته قرانا عربيا لقوم يعلمون (فصلت : 3-2)
Artinya : "Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam Bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui.[3]

Disamping itu pula hadits nabi yang menguraikan tentang Bahasa Arab, sebagaimana tertera dibawah ini :
احبواالعرب لثلاث لانى عربي والقران عربي وكلام اهل الجنة عربي (رواه الطبرانى)
Artinya : Cintailah Bahasa Arab karena tiga perkara, yaitu karena aku (nabi) adalah bangsa arab, karena Al Qur'an itu berBahasa Arab, karena ahli syurga percakapannya Bahasa Arab (HR. Thabrani).[4]

Dengan kenyataan di atas, maka mempelajari Bahasa Arab di Indonesia tidak hanya bermanfaat untuk memahami  agama dan kebudayaan Islam saja, tetapi juga untuk mengetahui pengaruh dan peranan Bahasa Arab dalam perkembangan kebudayaan nasional. Maka dari itu pemerintah Indonesia memberikan perhatian terhadap Bahasa Arab, agar penduduk yang mayoritas beragama Islam ini mampu memahami dan menguasai Bahasa Arab dengan baik.
Manifestasi upaya pemerintah tersebut adalah dengan memasukkannya Bahasa Arab ke dalam mata pelajaran yang wajib ditempuh ke dalam lembaga pendidikan formal dibawah Departemen Agama sejak Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, kita mencoba melihat contoh tujuan pengajaran Bahasa Arab di madrasah Tsanawiyah menurut GBPP Bahasa Arab yakni :
"Agar siswa dapat menguasai secara aktif dan pasif perbendaharaan kata Arab berjumlah 700 kata dan ungkapan dalam berbagai bentuk kata dan kalimat dasar yang diprogramkan sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai dasar memahami buku-buku agama Islam yang sederhana, disamping Al-Qur'an dan Hadits".[5]

Untuk itu agar tujuan diatas dapat berhasil, seorang guru dituntut harus pandai mengatur strategi pengajarannya sesuai dengan porsi waktu yang telah ditentukan.
Madrasah Tsanawiyah Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara yang berupaya ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Arab, telah menerapkan CBSA sebagai salah satu cara yang ditempuh dalam pengajaran Bahasa Arab agar kemampuan yang diharapkan di atas dapat tercapai.
Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah bahwa kemampuan siswa MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara dalam bidang Bahasa Arab masih kategori rendah, walau sudah diterapkan sistem CBSA. Hal ini penulis ketahui lewat wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Arab. Dari sinilah penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah penerapan CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab, bagaimana kemampuan Bahasa Arab siswa dan efektifitas CBSA dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab siswa di Madrasah Tsanawiyah Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara.

2nd.                     Penegasan Istilah
Pelaksanaan CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab merupakan suatu judul yang memerlukan penelitian obyek. Maka dari itu dalam pembahasan skripsi ini penulis menentukan obyek/lapangan di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara, yang mana para pemegang pendidikan tersebut telah banyak menggunakan metode-metode dalam penyampaian mata pelajaran Bahasa Arab yakni diantaranya telah memberlakukan Metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Untuk menghindari kesalahpahaman interpretasi terhadap judul diatas, disini penulis perlu mempertegas beberapa istilah diantaranta :
1.      Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.[6] Atau dapat juga bahasa diartikan sebagai tanda yang jelas dari kepribadian, yang baik maupun buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa dan tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.[7]
2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan berarti perihal (perbuatan, usaha), melaksanakan rancangan dan sebagainya.[8] Yang penulis maksudkan adalah perbuatan melaksanakan atau menerapkan suatu usaha.
3.      CBSA
CBSA atau Cara Belajar Siswa Aktif adalah satu strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu merubah tingkah lakunya secara efektif dan efesien.[9] CBSA dapat juga diartikan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra (domein) /aspek kognitif, afektif  dan psikomotorik.[10]



4.      Pengajaran
Pengajaran yakni cara (perbuatan) mengajar, perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar.[11] Sedangkan menurut Sirkun Pribadi, guru besar IKIP Bandung mengatakan bahwa pengajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir-pikir, sistematis, obyektif dan terampil dalam mengerjakan sesuatu.[12] Dalam hal ini yang penulis maksud adalah proses belajar mengajar (Bahasa Arab).
Menurut Isma'il HS, Bahasa Arab adalah :
اللغة العربية هي اللغة التى اختارهاالله ليخاطب بها عباده فانزل بها خاتمة شرائعه عن اشراف رسله محمد صلىالله عليه وسلم وهوالقرأن الكريم والاحاديث النبوية
"Bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah untuk berkomunikasi kepada hamba-Nya yang diturunkan sebagai penutup syari'at-syari'at-Nya kepada utusan-Nya yang mulia Nabi Muhammad yaitu Al Qur'an dan Hadits-hadits nabi-Nya".[13]

3rd.           Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan penegasan istilah yang dikemukakan penulis diatas, maka masalah pokok yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
1.      Bagaimanakah penerapan CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara ?
2.      Bagaimana kemampuan Bahasa Arab siswa di MTs Al Alawiyah Pecangaan Jepara ?
3.      Bagaimana efektivitas CBSA dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab siswa di MTs Al Alawiyah Karagrandu Pecangaan Jepara ?

4th.                       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara.
2.      Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berBahasa Arab di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara.
3.      Untuk mengetahui keefektifitasan CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab, berikut upaya pemecahannya.
Sedangkan kegunaan atau signifikansi dalam penelitian ini adalah untuk menambah serta mengembangkan pengetahuan penulis dalam ilmu Tarbiyah yang selama ini penulis peroleh di bangku kuliah terutama bidang pendidikan agama Islam.

5th.                       Hipotesa
Suatu penelitian sudah barang tentu mempunyai masalah yang menarik untuk diteliti, guna memberi jawaban sementara adanya permasalahan tersebut diperlukan adanya hipotesa atau dugaan sementara. Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam bukunya mengatakan, "Hipotesa adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah".[14]
Dengan pendapat diatas, dapat penulis ambil pengertian bahwa dugaan yang diajukan penulis merupakan suatu kemungkinan dimana kemungkinan tersebut bisa benar juga bisa salah.
Adapun hipotesa yang penulis ajukan adalah :
“Penulis duga CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara belum diterapkan dengan baik.”
6th.                       Metode Penelitian
Yang dimaksud metode adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.[15] Sedang penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.[16] Jadi, metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
Adapun metode yang penulis gunakan dalam rangkaian penelitian ini adalah :
1.      Metode penentuan subyek
2.      Metode pengumpulan data
3.      Metode analisis data
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan penulis jelaskan metode-metode tersebut.
1.      Metode Penentuan subyek
Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan penelitian.[17] Dalam penentuan subyek ini, penulis mempergunakan populasi dan sampel. Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan dari sampel itu hendak digeneralisasikan.[18] Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara Tahun Pelajaran 2003/2004. Sedangkan sampel adalah sebagian individu yang akan diteliti.[19] Adapun yang dijadikan dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al Alawiyah kelas I dan Kelas II yang berjumlah kelas I sebanyak 71 siswa dan kelas II sebanyak 77 siswa.[20] Penulis tidak bisa menetapkan sampel kelas III karena sudah mendekati waktu ujian.
Dari jumlah populasi siswa kelas I dan kelas II MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara tercatat sebanyak 148 siswa dan sesuai dengan referensi jika populasi lebih dari 100 boleh diambil sampel 15 – 25 prosen, maka penulis menetapkan sampel sebanyak 29 siswa yang artinya sudah melebihi dari 20 %
2.  Metode Pengumpulan Data
Yang dimaksud metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh peneliti untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang terjadi dan terdapat pada obyek dan subyek penelitian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut :
One.          Metode interview
Metode interview adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.[21] Dalam hal ini yang diinterview adalah siswa dan guru yang terkait.
Two.         Metode observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[22] Observasi yang penulis pergunakan adalah pengamatan yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap obyek yang diteliti.[23] Adapun yang penulis amati adalah pelaksanaan CBSA dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab, letak geografis sekolah dan situasi kondisi yang ada di MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara.
Three.      Metode questioner (angket)
Questioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.[24] Angket yang penulis gunakan yaitu angket tertutup, dimana responden di dalam menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan dan tinggal memberi tanda. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui data tentang efektifitas metode CBSA dalam pengajaran Bahasa Arab.
Four.         Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengambil keterangan secara tertulis dari tempat penelitian sebagai data.[25] Jadi metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat verbal dan tertulis dari MTs Al Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara sebagai tempat obyek penelitian berupa gambaran umum lokasi penelitian dan kemampuan Bahasa Arab siswa melalui nilai raport siswa.
3. Metode Analisa Data
Terhadap data yang telah terkumpul, perlu diadakan analisis. Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah metode statistik dan metode non statistik.
Metode statistik digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kuantitatif, dalam hal ini penulis mempergunakan rumus sebagai berikut :
           
Keterangan :
   P          : angka prosentasi
   f           : frekuensi
   N         : number of cases (jumlah/banyaknya individu)[26]
Rumus ini dipergunakan untuk menganalisis angket dari sampel yang dijadikan subyek penelitian.
Sedangkan untuk menganalisa data kuantitatif yang berupa hasil belajar, penulis mempergunakan rumus :



Keterangan :
Mx       : mean yang kita cari
            : jumlah dari skor-skor (nilai yang ada)
N         : banyaknya skor-skor itu sendiri.[27]

7th.            Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I : Pendahuluan, bab ini memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Cara Belajar Siswa Aktif  (CBSA) Dan Pengajaran Bahasa Arab, Pada bagian ini  diuraikan tinjauan teoritik mengenai Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pengajaran Bahasa Arab. Yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama yaitu Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), yang meliputi: pengertian CBSA, bentuk-bentuk CBSA, Prinsip CBSA dan Peranan CBSA Dalam Pengajaran. Sub bab kedua yaitu pengajaran Bahasa Arab yang meliputi: pengertian Bahasa Arab, tujuan dan manfaat pengajaran Bahasa Arab, materi pengajaran Bahasa Arab, evaluasi dalam pengajaran Bahasa Arab, tahap-tahap evaluasi pelajaran Bahasa Arab dan aspek-aspek yang dinilai dalam pengajaran Bahasa Arab.
Bab III : Tinjauan Umum MTs Al-Alawiyah dan Bentuk Pelaksanaan CBSA Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di MTs Al-Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara, yang terdiri atas tiga sub bab. Sub bab pertama yaitu gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi: letak geografis, sejarah berdiri, keadaan guru dan siswa, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi. Sub bab kedua yaitu pelaksanaan pengajaran Bahasa Arab yang meliputi: Persiapan CBSA Pengajaran Bahasa Arab, Pelaksanaan CBSA Pengajaran Bahasa Arab, Evaluasi CBSA Pengajaran Bahasa Arab. Dan sub bab ketiga adalah data khusus kemampuan berbahasa Arab siswa dan hasil angket siswa tentang pelaksanaan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dalam pengajaran Bahasa Arab di MTs Al-Alawiyah Karangrandu Pecangaan Jepara.
Bab IV: Analisis Data, yang terdiri dari analisis pendahuluan dengan metode statistik deskriptif dan analisis lanjut yaitu dengan analisis statistik frekuensi.
Bab V: Penutup, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.



[1] Al Qur'an, Surat Al Hujarat ayat 13, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur'an, Al Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1993, hlm. 847.
[2] Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada PTAI IAIN, Departemen Agama RI, Jakarta, 1976, hlm. 72.
[3] Al Qur'an Surat Fushilat ayat 2-3, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI. 1993, hlm. 773.
[4] Al Jami'ush Shagir, Juz I, Al Ma'arif, Bandung, 1991, hlm. 11.
[5] Depag RI, Petunjuk Tehnis Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, 1996, hlm. 6.
[6] Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hlm. 77.
[7] Samsuri, Analisis Bahasa, PT. Erlangga, Jakarta, 1994, hlm. 4.
[8] WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1985, hlm. 553.
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 79.
[10] Cece Wijaya, Djadja Djadjuri, A. Tabrani Rusyan, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1992, hlm. 179.
[11] WJS. Poerwadarminto, Op. Cit., hlm. 22.
[12] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, PT. Remaja Rosda Karya Offset, Bandung, 2002, hlm. 7.
[13] A. Rouf Shandry, Nilai Pengajaran Bahasa Arab dan Perkembangannya, Bina Cipta, Yogyakarta, 1973, hlm. 7.
[14] Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1975, hlm. 47.
[15]Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Tehnik Metodologi Pengajaran, Tarsito, Bandung, 1986, hlm. 96.
[16] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1982, hlm. 92.
[17] Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 1990, hlm. 92.
[18] Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 70.
[19] Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Sosial, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1998, hlm. 141.
[20] Wawancara dengan Guru Mapel pada tanggal 25 Juni 2004.
[21] Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 193.
[22] Sutrino Hadi, Op. Cit., 136.
[23] Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1987, hlm. 91.
[24] Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, 1992, hlm. 62.
[25] Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1981, hlm. 63.
[26] Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1989, hlm. 40.
[27] Ibid, hlm. 77.