PROPOSAL SKRIPSI
A. Latar Belakang Masalah
Para psikoanalis beranggapan bahwa manusia pada hakikatnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instinktif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang memang sejak semula sudah ada pada setiap diri individu. Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atau tidak menentukan atas nasibnya sendiri, tetapi tingkah laku seseorang itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya.[1]
Selanjutnya Brend mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu seseorang itu terdiri dari tiga komponen yakni; id, ego dan super-ego. Id atau das es adalah aspek biologis kepribadian yang orisinil. Id (das es) ini meliputi instink manusia yang mendasari perkembangan individu. Ego atau das ich merupakan aspek psikologis kepribadian yang timbul dari kebutuhan organisme untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realistik. Sedangkan Super ego atau das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian yang merupakan wakil nilai-nilai serta cita-cita masyarakat menurut tafsiran orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan.[2]
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. karateristik bawaan merupakan karaktersitik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan, kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan; merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.[3]
Karakteristik peserta didik dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek fisik, intelegensi, bakat khusus, emosional, sosial kultural, dan komunikasi. Meskipun tampaknya karakteristik tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa aspek, namun sebenarnya, karakteristik manusia tidak dapat dibagi-bagi secara nyata karena pada dasarnya, kepribadian yang ditunjukkan oleh setiap orang merupakan satu keutuhan dan bukan merupakan jumlah dari bagian-bagian. Dengan perkataan lain, setiap aspek akan berinteraksi dengan aspek lainnya. Sebagai contoh, kemampuan berkomunikasi atau kemampuan bahasa seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya, demikian juga kondisi emosinya. Namun, demi memudahkan kita untuk mempelajarinya, karakteristik tersebut kita bagi-bagi menjadi beberapa aspek. perlu dipahami bahwa aspek tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar. Faktor-faktor tersebut pada umumnya dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.[4]
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar. Namun ada kalanya, satu faktor dapat digolongkan ke dalam faktor eksternal. Misalnya motivasi atau dorongan atas keinginan untuk belajar mungkin datang dari dalam diri peserta didik sendiri, tetapi juga mungkin dari luar. Jika berbicara tentang karakteristik peserta didik, sebenarnya berbicara tentang faktor-faktor internal karena pada dasarnya karakteristik tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor luar.[5]
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai teori belajar mengajar yang berbeda pandangannya dalam penerapannya, oleh karena pendekatannya terhadap kehidupan karakteristik jiwa anak didik yang berbeda beda aspek tinjauannya. Perbedaan tersebut menunjukkan betapa sulitnya mengetahui keadaan hidup kejiwaan anak didik, karena anak mempunyai kemungkinan-kemungkinan berkembang dan tumbuh tanpa diketahui batas bawah dan batas atasnya, atau batas tertingginya. Di samping itu juga tidak mudah untuk menentukan bakat-bakat dan pembawaan yang dimiliki anak didik mengingat faktor internal dan eksternal bercampur baur berpengaruh terhadap perkembanganya.[6]
Dalam belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi diikuti oleh proses mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar. Sisi ini tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar, tetapi juga berperan untuk mendapatkan ketrampilan-ketrampilan tertentu. Keberhasilan anak melewati fase pertumbuhan fisik membuat anak menjadi orang yang siap secara fisik.[7]
Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan ketiga gejala yang terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individu. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tesebut, pendidik atau guru bertindak mendidik di peserta didik atau siswa. Tindakan mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembangan menjadi mandiri siswa harus belajar.[8]
Demikian pula pendidikan agama Islam yang merupakan salah satu pendidikan yang diajarkan di sekolah. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT, yang artinya menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, di sisi lain pendidikan Islam mempunyai tujuan yang sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak, sehingga mencapai tingkat akhlakul karimah. Dan sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.[9]
Abdur Rahman Nahlawi, memberikan gambaran mengenai pengertian pendidikan Islam sebagai berikut :
التّربية الإسلاميّه هي التّنظيم المنفسيّ والإجتماعيّ الّذي يؤدي ألى اعتناق الإسلام وتطبيقة كلّيّا فى حياة الفرد والجماعة.
Artinya : “Pendidikan Islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat, sehingga dapat memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif”.[10]
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan atau suatu bimbingan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, yaitu pribadi yang mampu beramal-dalam menentukan masa depan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Berpijak dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang keterlibatan karakteristik anak didik dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal inilah yang kiranya melatar belakangi penulis untuk mengadakan penelitian yang penulis beri judul “Pengaruh Karakteristik Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus Tahun Pelajaran 2004/2005”
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami beberapa kata yang terkandung dalam judul ini, maka perlu diberikan batasan arti dari kata yang terdapat dalam judul penelitian ini. Adapun kata tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib, dan sebagainya).[11] Yang dimaksud pengaruh disini adalah seberapa besar faktor karakteristik siswa atau peserta didik mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan agama Islam.
2. Karakteristik Siswa
Karakteristik yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.[12] Dengan kata lain dekat dengan kepribadian. Karakteristik merupakan sifat bawaan yang dimiliki manusia sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Dimana kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan sebagai pembentuk karakteristik itu sendiri.[13] Sedang siswa yaitu berarti orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.[14]
3. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.[15]
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum terbentuknya kepribadian utama menurut agama Islam.[16] Selain itu pendidikan agama Islam merupakan usaha-usaha secara sistematis dan praktis dalam membentuk anak didik agar hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.[17]
Dari pengertian atau batasan istilah-istilah di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksudkan judul skripsi di atas adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas adakah pengaruh karakteristik siswa terhadap proses pembelajara pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus.
C. Rumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi perlu adanya permasalahan, karena permasalahan dapat memberikan arah dan petunjuk bagi penyelidikan untuk menemukan teori-teori penyelidikan dalam rangka penyelesaian riset dan penulisan laporan. Adapun permasalahan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
- Bagaimana karakteristik siswa SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005 ?
- Bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005 ?
- Adakah pengaruh yang signifikan antara karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005 ?
D. Tujuan Penelitian
Setelah diketahui permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui karakteristik siswa SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005.
- Untuk mengetahui proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005.
- Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005.
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar suatu panduan dalam verifikasi.[18] Hipotesis juga diartikan sebagai “suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.[19]
Jadi hipotesa sangat penting artinya dalam memberikan arahan dan pedoman bagi suatu penelitian. Dengan kata lain agar penelitian tidak terlalu menyimpang dari apa yang telah ditargetkan.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh positif yang signifikan antara implikasi karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus tahun pelajaran 2004/2005”
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian lapangan (field research) merupakan suatu penelitian lapangan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional yaitu meneliti sejauh mana variasi pada variabel, berkaitan dengan variasi variabel lain.[20] Sedangkan pendekatan kuantitatif berarti menekankan analisis pada data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika.[21] Penelitian ini merupakan suatu proses untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat keterangan yang ingin diketahui.
Dalam penelitian ini akan mencari seberapa besar pengaruh karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlti Kidul Kudus. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut, peneliti melibatkan langsung ke lapangan, khususnya kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan data-data yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Metode Penelitian Obyek
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa metode yaitu :
a. Populasi
Dalam pelaksanaan penelitian, ada penelitian yang menggunakan seluruh unit dan ada juga yang hanya mengambil sebagian saja dari seluruh obyek yang diselidiki. Kesimpulan obyek penelitian itu disebut populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.[22]
b. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu[23] Dalam penelitian yang dilakukan di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus ini, Penulis menetapkan bahwa populasinya adalah semua siswa SMU Hasyim Asy’ari pada tahun pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 400 siswa dari kelas I, II, dan III. Untuk selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini, penulis menetapkan sejumlah 40 siswa, yakni 10% dari 400 siswa.
Ketetapan yang diambil untuk sampel tersebut adalah berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehinggga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, maka diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.[24]
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.[25] Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah:
a. Variabel Pengaruh (Independent Variabel) yaitu karakteristik siswa, meliputi sub-sub variabel sebagai berikut :
1) Aspek fisik.
2) Aspek inteligensi.
3) Aspek bakat khusus.
4) Aspek emosional.
5) Aspek sosial kultural.
6) Aspek komunikasi.[26]
b. Variabel Terpengaruh (Dependent Variabel) yaitu proses pembelajaran pendidikan agama Islam, meliputi sub-sub variabel sebagai berikut :
1) Mengembangkan kehidupan beragama dengan baik.
2) Membentuk kepribadian muslim.
3) Berakhlak mulia.
4) Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.[27]
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian jenis field research (penelitian lapangan). Penelitian lapangan yakni dalam pengumpulan data penulis langsung terjun ke obyek penelitian, kemudian untuk mendapatkan data digunakan metode-metode tertentu, antara lain sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[28]
Sedangkan obyek observasi adalah fenomena-fenomena yang diselidiki yang dibiarkan secara alamiah.[29] Metode ini penulis gunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap proses belajar mengajar pendidikan agama Islam. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pelajaran agama Islam.
b. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diselidiki.[30] Metode ini digunakan untuk memperoleh data situasi umum sekolah, pelaksanaan pendidikan agama Islam dan mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu suatu cara yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya.[31] Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan pelaksanaan pendidikan agama Islam, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan keadaan karyawan.
d. Metode Kuesioner (Angket)
Angket yaitu suatu bentuk tanya jawab secara tertulis, dengan menggunakan daftar pertanyaan. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dapat diketahui keadaan jiwa seseorang atau sejumlah orang.[32] Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang karakteristik siswa dalam proses pembelajaran PAI di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus.
5. Metode Analisis Data
Setelah data telah dikumpulkan, selanjutnya data-data dianalisis sistematis. Adapun proses pengolahan data disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi.
Dalam analisis pendahuluan ini merupakan tahapan pengelompokan data hasil penelitian mengenai karakteristik siswa dalam proses pembelajaran PAI di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis statistik yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara memberikan penilaian berdasarkan atas jawaban angket yang telah disebarkan kepada responden, di mana masing-masing item diberikan alternatif jawaban. Adapun kriteria nilainya adalah sebagai berikut :
1) Untuk pilihan jawaban a diberi skor 4.
2) Untuk pilihan jawaban b diberi skor 3.
3) Untuk pilihan jawaban c diberi skor 2.
4) Untuk pilihan jawaban d diberi skor 1.
Hasil dari tahap ini dimasukkan dalam tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang dikaji.
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini merupakan tahap analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun teknik analisis ini menggunakan statistik. Dalam hal ini, digunakan rumus regresi linier, sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh sebagai berikut :
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi dan korelasi sederhana.
2) Menghitung harga a dan b dengan rumus sebagai berikut :[33]
a =
b =
3) Menyusun persamaan regresi
Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linier sederhana disusun dengan menggunakan rumus :[34]
Y1 = a + bx
Keterangan :
Y1 : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b. : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
x : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
4) Mencari nilai korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen, menggunakan rumus :[35]
r =
c. Analisis Lanjut
Analisis lanjut ini merupakan langkah kelanjutan dari hasil nilai olah data, kemudian yakni akan dikonsultasikan besarnya r observasi yang telah diperoleh dengan r tabel pada taraf signifikan 1% dan 5%.
Jika “ro” sama dengan atau lebih besar dari “rtabel”, maka hasilnya ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus dan Hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil, maka interpretasinya adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik siswa terhadap proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus, dan hipotesis yang diajukan ditolak atau (H0).
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah penelaahan dan pemahaman penulisan serta agar tidak terjadi penyimpangan dari permasalahan, maka dibuat sistematika kerangka penulisan skripsi sebagai berikut :
1. Bagian muka skripsi terdiri dari : halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar.
2. Bagian isi dan batang tubuh terdiri dari :
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Hipotesis
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan skripsi
Bab II : LANDASAN TEORITIS
A. Karakteristik Siswa
1. Pengertian karakteristik siswa
2. Pertumbuhan dan perkembangan siswa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik Siswa
B. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam
2. Tahap-tahap pembelajaran dan prinsip-prinsip belajar.
3. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam.
4. Strategi belajar mengajar pendidikan agama Islam.
C. Hubungan antara Karateristik siswa dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Bab III : PENYAJIAN DATA LAPANGAN
A. Kondisi Umum SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus
1. Letak geografis
2. Sejarah berdirinya
3. Struktur organisasi
4. Keadaan guru, karyawan dan siswa
5. Sarana dan prasana pembelajaran
B. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus
C. Data hasil angket tentang implikasi karakteristik siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU Hasyim Asy’ari Mlati Kidul Kudus
Bab IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
B. Analisis Uji Hipotesis
C. Analisis Lanjut
Bab V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Kata Penutup
3. Bagian akhir
Bagian akhir ini meliputi daftar pustaka, daftar ralat, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
Abbdudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997.
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1998.
Heru Mugiarso, et.al., Perkembangan Peserta Didik, Dirjen Binbaga, Jakarta, 1994.
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
M. Arifin dan Aminuddin Rasyad, Dasar-dasar Kependidikan, Dirjen Binbaga, Jakarta, 1991.
M. Nasir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1995.
Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1990.
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1992.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, Andi Ofset, Yogyakarta, 2001.
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001.
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Alfa Beta, Bandung, 2002.
Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm, 95.
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000.
WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984.
Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
[1]Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hlm. 103.
[2]Ibid, hlm. 104-105.
[3]Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 4-5.
[4]Heru Mugiarso, et.al., Perkembangan Peserta Didik, Dirjen Binbaga, Jakarta, 1994, hlm. 4.
[5]Ibid, hlm. 5.
[6]M. Arifin dan Aminuddin Rasyad, Dasar-dasar Kependidikan, Dirjen Binbaga, Jakarta, 1991, hlm. 108.
[7]Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm, 95.
[8]Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 5.
[9]Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 38.
[10]Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 15.
[11]WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hlm. 731.
[12]Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hlm. 127.
[13]Sunarto dan Agung Hartono, Op.cit., hlm. 4.
[14]Abbdudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 79.
[15]Dimyati dan Mudjipto, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 297.
[16]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989, hlm. 23.
[17]Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya, 1982. hlm. 27.
[18]M. Nasir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm. 182.
[19]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 67.
[20]Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 238.
[21]Ibid, hlm. 5.
[22]Ibid. hlm. 115.
[23]S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 121.
[24]Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 120.
[25]Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1992, hlm.72.
[26]Heru Mugiarso, et.al., Op.cit., hlm. 33.
[27]Amir Abyan, Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Dirjen Binbaga, Jakarta, 1996, hlm. 17.
[28]Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, Andi Ofset, Yogyakarta, 2001, hlm. 136.
[29]Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 19.
[30]M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 249.
[31]Suharsini Arikunto, Op.cit. hlm. 234 .
[32]M. Dalyono, Op.cit, hlm. 11.
[33]Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, 2000, hlm. 245.
[34]Ibid, hlm. 244.
[35]Ibid, hlm. 250.