BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara Kitab Suci, dalam agama Islam Kitab Suci terdapat dalam kitab suci al-Qur'an. Sebagai Kitab Suci umat Islam, al-Qur'an dirumuskan dalam berbagai definisi yang berbeda-beda. Misalnya saja Abdul Wahhab Khallaf menyatakan, al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah Muhammad ibn Abdullah dengan lafadz yang berbahasa Arab dengan makna-maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuannya sebagai Rasullullah, menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dengan menjadi c/urbcih dimana mereka beribadah dengan membacanya.[1] Sementara menurut Safi Hasan Abi Talib sebagaimana dikutip oleh Romli, al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal bahasa Arab dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nafai Muhammad SAW., ia nienipakan dasar dan sumber utama bagi syari'at.[2] Sedangkan menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqy al-Qur'an adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam Mushhaf.[3]
Sebetulnya, masih terdapat sejumlah definisi lainnya yang dirumuskan oleh ulama' Ushul tetapi kelihatannya, mengandung maksud yang sama, meskipun secara redaksional berbeda. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia. Dan di antara tujuan diturunkannya al-Qur'an adalah untuk menjadi pedoman bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.[4] Quraish Shihab menyebutkan sebagai lebih rinci tentang tujuan diturunkainiya al-Qur'an menjadi delapan antara lain: [5]
1. Untuk membersihkan akal dan mensucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan seru sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia.
2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau bangsa, tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, natural dan supranatural, kesatuan ilmu, iman dan rasio, kesatuan kebenaran, kesatuan kepribadian manusia, kesatuan kemerdekaan dan determinisme, kesatuan sosial, politik dan ekonomi, dan kesemuanya berada di bawah satu keesaan, yaitu keesaan Allah swt.
4. Untuk mengajak manusia berpikir dan bekerja sama dalam bidang kehidupan masyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan.
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit dan penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia, dalam bidang sosial ekonomi, politik dan juga agama.
6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok kehidupan masyarakat manusia.
7. Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan washatan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
8. Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi guna menciptakan suatu peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan paduan Nur Illahi.
Adapun Kitab Suci dalam agama Kristen terdapat dalam al-kitab atau Bijbel. Agama Kristen sekarang ini mempunyai kitab-kitab suci selain kitab Injil yang empat macam yakni kitab nabi-nabi sebelumnya yang juga dipandang sebagai kitab yang wajib ditaati. Keadaan demikian dikarenakan ajaran-ajaran Yesus yang termaktub dalam injil-injilnya masih memerlukan penyempurnaan dari kitab-kitab sebelummnya. Mareka masih mengambil dalil-dalil dari berbagai kitab-kitab sebelumnya. Mereka menggunakan dalil-dalil dari berbagi kitab-kitab lain yang tergolong perjanjian lama maupun baru sebagai pedoman hidupnya. Kitab-kitab lama dan baru tergabung dalam apa yang disebut "Al-Kitab" atau "Bijbel" terbagi dalam dua jenis:
- Old Testament, yakni kitab perjanjian lama yang berisi ajaran nabi-nabi sebelum Yesus yang jumlahnya ada 39 buah.
- New Testament, yakni kitab perjanjian baru atau injil yang berisi ajaran-ajaran Yesus serta para apostel-apostelnya. Injil yang diakui sah oleh gereja sekarang hanya empat buah saja selainnya merupakan Injil Aprokrifat (palsu).
Kitab-kitab tersebut ditulis atau dikarang oleh sahabat-sahabat Yesus berdasarkan atas ingatannya masing-masing sehingga dalam masing-masing kitab injil tersebut terdapat perbedaan materi ataupun redaksinya walaupun intinya tidak ada perbedaan prinsipil.[6]
Dari uraian di atas jika kita bandingkan antara al-Qur'an dan al-Kitab, bahwa keduanya memiliki perbedaan di samping ada pula persamaannya. Al-Qur'an sekarang ini masih tetap dalam karunianya, masih tetap dalam teks aslinya tanpa sedikitpun perubahan, meskipun hanya satu huruf. Al-Qur'an tersusun dalam 30 juz, 114 surat dengan 6236 ayat, 74437 kalimat dan 325345 huruf semuanya adalah "wahyu Allah" yang diterima nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a.s. dan tidak dicampuri di dalamnya perkataan Nabi Muhammad sendiri atau perkataan sahabat-sahabatnya. Dari sekian segi, maka
segi ini memberikan perbedaan yang saiigat jauh dalam kitab Injil dalam perjanjian baru. la itu telah hilang atau dihilangkan teks aslinya dan yang ada sekarang ialah terjemahan dan penafsirannya belaka. Di samping itu, ia telah bercampur aduk antara kalam-kalam Allah dengan perkataan Yesus dan orang- orang lain yang menceritakan dan menulis kitab itu. Tak dapat disangkal bahwa bahasa yang dipakai oleh Yesus adalah bahasa ibrani (Hebrew) sedang gelar "Kristus" sesungguhnya tidak pernah digunakan oleh Yesus untuk dirinya dan sampai wafatnya, gelar itu tidak dikenalnya. Sebab gelar ini adalah terjemahan Grika dari bahasa Ibrani "Masih". Yesus mendakwakan dirinya Messiah secara kebetulan bahasa Ibrani dan bahasa Arab untuk Kristus adalah sama: "Masih", artinya mengusapkan. Mengenai bahasa ibu Yesus, dapat dibuktikan pada jeritan sakaratui mautnya di atas salib: "Eli, Eli lama sabakhtani";yaitu bahasa Ibrani yang artinya: "Tuhanku, Tuhanku, apakah sebabnya engkau meninggalkan aku?" Contoh lain : Talitha kuni: artinya, "hai budak perempuan, bangunlah", dan sedikit yang lain, adalah sisa-sisa dari kata-kata asli yang keluar dari mulut Yesus lainnya hilang dalam terjemahan dan penafsiran.[7]
Bertitik tolak dari keterangan di atas, masalah yang muncul, bagaimana kedudukan Kitab Suci dalam Islain dan Kitab Suci dalam Kristen? Secara teoritis kedua Kitab Suci di atas sangat besar pengaruhnya terhadap penganutnya, karena senantiasa mewarnai seluruh implementasi kehidupan dari masing-masing agama. Karena itu tulisan ini diharapkan dapat memperjelas kedudukan kedua Kitab Suci itu sehingga dapat dicari persamaan dan perbedaannya. Atas dasar itulah penulis menyusun skripsi ini dengan judul: "Studi Kitab Suci dalam Islam dan Kristen".
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedudukan Kitab Suci dalam Islam dan Kitab Suci dalam Kristen?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan kedua Kitab Suci itu?
3. Bagaimana keberadaan dan kisahnya?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Untuk mengetahui kedudukan Kitab Suci dalam Islam dan Kitab Suci dalam Kristen,
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedua Kitab suci itu.
3. Untuk mengetahui keberadaan dan kisahnya.
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dan skripsi ini danat ditinjau dari dua aspek:
1. Secara teoritis, yaitu untuk memperkaya khasanah kepustakaan Ushuluddin khususnya jurusan Perbandingan Agama. Sehingga diharapkan dapat dijadikan studi banding oleh peneliti lainnya.
2. Secara Praktis, yaitu untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada saat menerangkan kedudukan Kitab Suci dalam Islam dan Kristen.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam hasil penelitian penulis di perpustakaan Fakulfas Ushuluddin ditemukan ada satu skripsi yang judulnya hampir inirip dengan judul tulisan ini yaitu Firman Allah dalam Pandangan Kristen dan Islam disusun oleh Elia Habibatus Shalihah (4198098) jurusan Perbandingan Agama. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang penulis susun adalah terletak pada pendekatan dan titik berat pembahasannya, Skripsi yang terdahulu pendekatannya historis dan titik beratnya pada subjek yang menerima Kitab Suci. Sedangkan skripsi yang penulis susun pendekatannya antropologis dan fenomenologis. Sedangkan titik fokusnya pada Kitab Suci itu sendiri.
Dengan perkataan lain perbedaannya skripsi yang terdahulu titik beratnya pada subyek yang menerima wahyu yaitu Isa al-Masih dan Nabi Muhanunad. Sedangkan skripsi yang sekarang ini penelitiannya dititik beratkan pada Kitab Suci yaitu al-Qur'an dan Yesus Kristus. Dalam hal ini membandingkan Qur'an dan Yesus secara obyektif iliniah. Dengan demikian penelitian ini jauh dari upaya pengulangan dan penjiplakan baik langsung maupun tidak langsung.
Penyusun skripsi tersebut dalam temuannya menjelaskan, firman Tuhan dalam Islam merupakan kumpulan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Firman ini termuat dalam al-Qur'an yang secara keseluruhan merupakan perkataan Allah. Sedangkan firman Tuhan dalam Kristen yang termuat dalam Injil atau Bijbel diturunkan kepada Nabi Isa. Dengan demikian secara historis kedua agama itu dapat dikatagorikan sebagai agama samawi. Namun dalam perkembangannya kemudian telah terjadi penyimpangan yaitu Isa dianggap sebagai putra Tuhan. Padahal dalam Injil tidak ada satu kelentuan pun yang menyatakan baliwa Isa sebagai Tuhan putra.
Berdasarkan penelitian terhadap sejumlah kepustakaan yang ada relevansinya dengan penelitian ini dapat disebutkan antara lain :
Islam Dan Kristen Dalam Dunia Modern disusun oleh ; Muhammad Fazlur Rahman Ansari. Dalam basil karyanya, penulis buku ini mengungkapkan pandangan Qur'an terhadap Kristen, kemudian diungkapkan pula tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam buku ini ia mengatakan saya telah membaca berbagai karya tulis orang-orang Islam yang begitu dalam dan tinggi memuliakan Yesus tetapi sebaliknya saya hampir tidak pernah membaca tulisan orang Kristen yang menaruh hormat kepada Muhammad. Betapa berbeda, sungguh menyedihkan untuk dikatakan. Marilah kita letakkan permasalahan ini dengan sebenarnya, tanpa prasangka.[8]
Antropologi Agama Bagian II disusua oleh H Hilman Hadikusuina-dalam tulisannya ia menegaskan, pada dasarnya kitab suci Agama Kristen Katholik dan Kristen Protestan adalah sama yaitu al-Kitab dan Bijbel yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namun di antara 49 buah kitab di dalam Perjanjian Lama ada 10 kitab yang tidak diakui Kristen Protestan. Kitab-kitab yang tidak diakui Protestan ialah yang disebut Deuterokanonika, yang ada di dalam Perjanjian Lama tetapi tidak terdapat dalam Kanon Yahudi, karena menurut jiplakan (apokrif). [9]
Kuliah Aqidah Lengkap disusun oleh : Humaidi Tatapangarsa. Dalam karyanya ia memberi ulasan bahwa menurutnya Kitab Injil yang ada sekarang, adalah catatan pengarang-pengarang Injil; lama setelah Nabi Isa as tidak ada. Catatan itu kini ada 4 buah, yaitu yang masing-masing ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yahya. Injil-injil karangan 4 penulis Injil inilah yang diakui sah oleh orang-orang Nasrani. Empat Injil tersebut sekarang termasuk dalam Perjanjian Baru. Tetapi pada mulanya, terdapat banyak sekali Kitab-kitab Injil, tidak kurang dari 70 buah. Dan Injil-injil yang sebanyak itu, pada umumnya menbawakan isi yang simpang siur satu sama lain. Dalam Synodes (Muktamar gereja-gereja) di Niceaea (suatu tempat di Asia kecil, dekat Konstantinopel) pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus, kemudian diputuskan hanya 4 Injil tersebut di atas yang diakui sah, sedang berpuluh-puluh Injil yang lain dinyatakan sebagai Injil-injil "Apocrypha" yaitu Injil-injil yang tidak sah, yang terlarang untuk dibaca dan harus dimusnahkan.[10]
Agama-Agama Manusia yang disusun oleh Huston Sinith, buku ini membahas tujuh agama besar dan universal di dunia: Hindu, Budha, Kong Hu Cu, Tao Isme, Islam, Yahudi dan Kristen satu deini satu. Dalam buku ini dibicarakan tentang nilai-nilai dari setiap agama besar itu. Tanpa pretensi tentang mana agama yang lebih besar dan lebih unggul, buku ini hanya ingin mengupas dan memaparkan setiap nilai yang dibawa masing-masing agama, menawarkannya kepada pembaca sebagai manusia, untuk dikenalkan dan dinilai tanpa sikap prasangka. Di tengah gejolak dan ketegangan antara Timur dan Barat, antara Utara dan Selatan, antara negara maju dan negara yang sedang berkembang, buku ini juga menggugah kita dengan nilai perdamaian dan cinta kasih yang menjadi suara dominan dari berbagai agama. Dalam rangka itu pula toleransi tetap mendapat porsi dalam ulasan dibagian-bagian tertentu dari buku ini.[11]
Agama-Agama Besar di Dunia yang disusun oleh Joesoef Sou'yb, dalam karyanya, penyusun buku ini mengungkapkan bahwa Holy Bible bermakna: kitab suci. Literatur Kristen dalam Bahasa Indonesia memanggilkan salinan kitab suci itu dengan : al-Kitab. Kitab suci dalam agama Kristen itu terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: Old Testament (Perjanjian Lama) dan New Testament (Perjanjian Baru). Perjanjian Baru ini mempakan kitab suci yang paling asasi dalam agama Kristen sekalipun dunia Kristen itu mengakui kitab Agama Yahudi itu merupakan bagian dari kitab sucinya.[12]
Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Sebuah Pengantar) yang disusun oleh Djam’annuri, buku ini merupakan uraian yang bersifat pengantar untuk membawa para peminat studi agama-agama memasuki rumah-rumah Tuhan yang isinya sesungguhnya sangat kaya, kompleks dan rumit sehingga tidak mungkin diketahui dan dipahami melalui sebuah tulisan yang singkat. Sekalipun demikian, uraian-uraian yang dikemukakan dapat membuka pintu-pintu wawasan baru tentang pluralisme agama. Dengan begitu buku ini dapat menumbuhkan perhatian dan kepedulian lebih jauh terhadap masalah-masalah keagamaan, terutama ketika kehidupan yang serba pluralistik tidak mungkin lagi dihindari.[13]
Belajar Memahami Ajaran Agama-Aguma Besar, disusun oleh HM. Arifin, dalam karyanya penulis buku ini mengungkapkan bahwa agama Kristen sekarang ini mempunyai kitab-kitab suci selain kitab injil yang empat macam, yakni kitab nabi-nabi sebelumnya yang juga dipandang sebagai kitab yang wajib ditaati. Keadaan demikian disebabkan oleh karena ajaran-ajaraa Yesus yang termaktub dalam injil-unjilnya masih memerlukan penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya. Mereka masih mengambil dalil-dalil dan berbagai kitab-ikitab sebelumnya. Mereka menggunakan dalil-dalil dan berbagai kitab-kitab baik yang tergolong Perjanjian Lama maupun Baru sebagai pedoman hidupnya.[14]
Islam Dalam Lintasan Sejarah, disusim oleh H.A.R. Gibb, dalam temuannya H.A.R. Gibb mengetengahkan bahwa al-Qur'an merupakan catatan resmi dan ucapan-ucapan dan wejangan-wejangan yang diterima oleh Muhammad SAW besra penganut-penganutnya sebagai wahyu langsung. Paham Islam ortodoks karena itu menganggapnya kata demi kata kalam Allah, yang dibawakan dengan perantaraan malaikat Jibril. Kata-kata dikutip dengan pengantar : "difirmankan oleh Tuhan"; perkataan "sabda Nabi SAW" hanya dipakai bagi ucapan-ucapan Muhammad yang dihimpunkan dalam hadits-hadits. Keyakinan Muhammad sendiri yang juga mutlak dianut oleh umatnya ialah bahwa wejangan-wejangan tadi merupakan bagian-bagian "Ummul Kitab" yang diturunkan kepada beliau dalam salinan Arab, tidak sebagai suatu keseluruhan, tetapi dalam bagian yang panjangnya berangsur-angsur berkenaan dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa itu.[15]
Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, penyusun H. Abujamin Roham. Dalam karyanya, penulis buku itu menjeiaskan bahwa Perjanjian Baru kini diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa dan bahkan ribuan bahasa suku bangsa di dunia. Sementara Penjanjian Baru dalam bahasa aslinya sudah tidak tidak mereka miliki lagi. Namun umat Nasrani masih memiliki sekian banyak salinan dan salinan yang berasal dari Bahasa Yunani. Agak berbeda dengan kitab suci al-Qur'an milik umat Islam bahwa mereka masih memiliki aslinya. Oleh karena itu maka terjemahan al-Qur'an tidak dapat terus menjauh melangkah, karena di sampingnya masih tersedia "induknya" yang asli sebagai pengawal abadi.[16]
F. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, maka sebagai metode yang digunakan sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data Menurut Sumadi Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya.[17] Berpijak dari keterangan tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik library research yaitu dengan meneliti sejumlah kepustakaan, kemudian memilah-milahnya berdasarkan otoritas, atau kualitas keunggulan pengarangnya.
2. Metode pengolahan data
Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikan.[18] Maka dalam konteksnya dengan judul skripsi di atas, terhadap data-data yang bersifat dokumenter atau library research diperiksa kembali atau diteliti satu persatu, kemudian data-data tersebut diberi tanda atau kode mana yang termasuk data primer dan mana yang sekundernya. Teknik tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan data yang cukup reliabel dan valid.
3. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan.[19] Dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif. Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.[20] Sebagai pendekatannya, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dengan demikian penulis akan menggambarkan Studi Kitab Suci dalam Islam dan Kristen. Sedangkan titik berat kajian bersifat menganalisis al-Qur'an, Bybel dan kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan judul di atas, maka dapat dikatakan menggunakan metode Content Analysis. Di samping itu digunakan pula pendekatan analisis deduktif yaitu berangkat dan pemikiran dan kesimpulan yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Demikian pula akan digunakan pendekatan induktif yaitu berangkat dan hal yang bersifat khusus menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dan lima bab yang masing-masing menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang berhubungan.
Bab pertama : bab ini berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum secara global namun integral komprehensif dengan memuat: latar belakang; pokok permasalahan; tujuan penulisan; tinjauan pustaka; metode penulisan; dan sistematika penulisan. Dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab II, III, IV dan V.
Bab kedua : landasan teori yang meliputi Kitab Suci dalam Islam (pengertian Kitab Suci dalam al-Qur’an, keutuhan dan keaslian Kitab Suci dalam al-Qur’an); Kitab Suci dalam Kristen (pembagian Kitab Suci dalam Kristen; Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, keberadaan Bijbel menurut orang Kristiani).
Bab ketiga berisi: kedudukan kitab suci dalam Islam dan Kristen yang meliputi: kedudukan Kitab Suci dalam Islam, kedudukan Kitab Suci dalam Kristen .
Bab keempat berisi: analisis implementasi dan implikasinya Kitab Suci dalam Islam dan Kristen meliputi persamaan, perbedaan (membaca, mengamalkan, keberadaannya, kisahnya)
Bab kelima: bertitik tolak pada uraian bab pertama, kedua, ketiga dan analisis pada bab keempat, maka sampailah pada kesimpulan, saran-saran dan penutup. Dengan demikian keseluruhan isi skripsi tergambar secarajelas dan padu yang satu sama lainnya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
[1] Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Figh, alih bahasa M.Zuhri dan Ahmad Qarib, Dina Utama Semarang (Toha Putera Group), Semarrang, 1994, hlm. 18.
[2] Romli, Muqaranah Mazahib fil Ushul, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999, hlm. 55
[3] TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang 1997
[4] Nur Ihwan, Muhammad, Memasuki Dunia al-Qur’an, Lubuk Raya, Semarang: 2001, hlm. 48.
[5] M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, Mizan, Bandung, 1996, hlm. 12.
[6] H.M. Arifin, Belajar Memahami Ajaran Agama-Agama Besar, CV Sera Jaya, Jakarta, 1980, hlm. 123
[7] Nasruddin Razak, Dienul Islam, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986
[8] Muhammad Fazlur Rahman Ansari, Islam dan Kristen dalam Dunia Modern, Amzah, 2000, hlm. 70.
[9] H. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II (Pendekatan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katolik, Protestan dan Islam), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 70.
[10] Humaidi Tatapangarsa, Kuliah Aqidah Lengkap, Bina Ilmu Surabaya, 1990, hlm. 98-99
[11] Huston Smith, Agama-agama Manusia, terj. Yayasan Obor Indonesia, Anggota IKAPI, DKI Jakarta, 2001, hlm. 355
[12] Yoesoef Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, PT. Al-Husna Zikra, Jakarta, 1996, hlm. 317-318.
[13] Djam’annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Sebuah Pengantar), Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta, 2000, hlm. X.
[14] HM. Arifin, Belajar Memahami Ajaran Agama-Aguma Besar, CV. Sera Jaya, Jakarta, 1981, hlm. 123.
[15] H.A.R. Gibb, Islam Dalam Lintasan Sejarah, terj. Abu Salamah, Bitara, Jakarta, 1961, hlm. 36.
[16] H. Abujamin Roham, Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Media Dakwah, Jakarta, 2992, hlm. 133-134.
[17] Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 84.
[18] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 76
[19] H. Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 102.
[20] Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 134.