Studi Kitab Suci dalam Islam dan Kristen

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang 

Berbicara Kitab Suci, dalam agama Islam Kitab Suci terdapat  dalam kitab suci al-Qur'an. Sebagai Kitab Suci umat Islam, al-Qur'an  dirumuskan dalam berbagai definisi yang berbeda-beda. Misalnya saja Abdul  Wahhab Khallaf menyatakan, al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan  oleh-Nya melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah  Muhammad ibn Abdullah dengan lafadz yang berbahasa Arab dengan makna-maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuannya  sebagai Rasullullah, menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti  petunjuknya, dengan menjadi c/urbcih dimana mereka beribadah dengan  membacanya.[1] Sementara menurut Safi Hasan Abi Talib sebagaimana dikutip  oleh Romli, al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal bahasa Arab  dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nafai  Muhammad SAW., ia nienipakan dasar dan sumber utama bagi syari'at.[2]  Sedangkan menurut T.M. Hasbi Ash Shiddieqy al-Qur'an adalah nama bagi  kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam  Mushhaf.[3]
Sebetulnya, masih terdapat sejumlah definisi lainnya yang dirumuskan  oleh ulama' Ushul tetapi kelihatannya, mengandung maksud yang sama,  meskipun secara redaksional berbeda. Al-Qur'an sebagai kitab suci  umat Islam  merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada  Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat  manusia. Dan di antara tujuan diturunkannya al-Qur'an adalah untuk menjadi  pedoman bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia  maupun di akhirat.[4] Quraish Shihab menyebutkan sebagai lebih rinci tentang  tujuan diturunkainiya al-Qur'an menjadi delapan antara lain: [5]
1.      Untuk membersihkan akal dan mensucikan jiwa dari segala bentuk syirik  serta memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan  seru sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu  konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia. 
2.      Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat  manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam  pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan. 
3.      Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau  bangsa, tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan  akhirat, natural dan supranatural, kesatuan ilmu, iman dan rasio, kesatuan  kebenaran, kesatuan kepribadian manusia, kesatuan kemerdekaan dan  determinisme, kesatuan sosial, politik dan ekonomi, dan kesemuanya  berada di bawah satu keesaan, yaitu keesaan Allah swt. 
4.      Untuk mengajak manusia berpikir dan bekerja sama dalam bidang  kehidupan masyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat  yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan. 
5.      Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit  dan penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia, dalam  bidang sosial ekonomi, politik dan juga agama. 
6.      Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih  sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok  kehidupan masyarakat manusia. 
7.      Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan  falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan washatan yang  menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. 
8.      Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi guna menciptakan suatu  peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan  paduan Nur Illahi. 
Adapun Kitab Suci dalam agama Kristen terdapat dalam al-kitab atau  Bijbel. Agama Kristen sekarang ini mempunyai kitab-kitab suci selain kitab  Injil yang empat macam yakni kitab nabi-nabi sebelumnya yang juga  dipandang sebagai kitab yang wajib ditaati. Keadaan demikian dikarenakan  ajaran-ajaran Yesus yang termaktub dalam injil-injilnya masih memerlukan  penyempurnaan dari kitab-kitab sebelummnya. Mareka masih mengambil dalil-dalil dari berbagai kitab-kitab sebelumnya. Mereka menggunakan dalil-dalil  dari berbagi kitab-kitab lain yang tergolong perjanjian lama maupun baru  sebagai pedoman hidupnya. Kitab-kitab lama dan baru tergabung dalam apa  yang disebut "Al-Kitab" atau "Bijbel" terbagi dalam dua jenis: 
  1. Old Testament, yakni kitab perjanjian lama yang berisi ajaran nabi-nabi  sebelum Yesus yang jumlahnya ada 39 buah. 
  2. New Testament, yakni kitab perjanjian baru atau injil yang berisi ajaran-ajaran Yesus serta para apostel-apostelnya. Injil yang diakui sah oleh gereja  sekarang hanya empat buah saja selainnya merupakan Injil Aprokrifat  (palsu). 
Kitab-kitab tersebut ditulis atau dikarang oleh sahabat-sahabat Yesus  berdasarkan atas ingatannya masing-masing sehingga dalam masing-masing  kitab injil tersebut terdapat perbedaan materi ataupun redaksinya walaupun  intinya tidak ada perbedaan prinsipil.[6]
Dari uraian di atas jika kita bandingkan antara al-Qur'an dan al-Kitab,  bahwa keduanya memiliki perbedaan di samping ada pula persamaannya. Al-Qur'an sekarang ini masih tetap dalam karunianya, masih tetap dalam teks  aslinya tanpa sedikitpun perubahan, meskipun hanya satu huruf. Al-Qur'an  tersusun dalam 30 juz, 114 surat dengan 6236  ayat, 74437  kalimat dan 325345 huruf semuanya adalah "wahyu Allah" yang diterima nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a.s. dan tidak dicampuri di dalamnya perkataan Nabi  Muhammad sendiri atau   perkataan sahabat-sahabatnya. Dari sekian  segi, maka     
segi ini memberikan perbedaan yang saiigat jauh dalam kitab Injil dalam  perjanjian baru. la itu telah hilang atau dihilangkan teks aslinya dan yang ada  sekarang ialah terjemahan dan penafsirannya belaka. Di samping itu, ia telah  bercampur aduk antara kalam-kalam Allah dengan perkataan Yesus dan orang-  orang lain yang menceritakan dan menulis kitab itu. Tak dapat disangkal  bahwa bahasa yang dipakai oleh Yesus adalah bahasa ibrani (Hebrew) sedang  gelar "Kristus" sesungguhnya tidak pernah digunakan oleh Yesus untuk  dirinya dan sampai wafatnya, gelar itu tidak dikenalnya. Sebab gelar ini adalah  terjemahan Grika dari bahasa Ibrani "Masih". Yesus mendakwakan dirinya  Messiah secara kebetulan bahasa Ibrani dan bahasa Arab untuk Kristus adalah  sama: "Masih", artinya mengusapkan. Mengenai bahasa ibu Yesus, dapat  dibuktikan pada jeritan sakaratui mautnya di atas salib: "Eli, Eli lama  sabakhtani";yaitu bahasa Ibrani yang artinya: "Tuhanku, Tuhanku, apakah  sebabnya engkau meninggalkan aku?" Contoh lain : Talitha kuni: artinya, "hai  budak perempuan, bangunlah", dan sedikit yang lain, adalah sisa-sisa dari kata-kata asli yang keluar dari mulut Yesus lainnya hilang dalam terjemahan dan  penafsiran.[7]
Bertitik tolak dari keterangan di atas, masalah yang muncul, bagaimana  kedudukan Kitab Suci dalam Islain dan Kitab Suci dalam Kristen? Secara  teoritis kedua Kitab Suci di atas sangat besar pengaruhnya terhadap  penganutnya, karena senantiasa mewarnai seluruh implementasi kehidupan  dari masing-masing agama. Karena itu tulisan ini diharapkan dapat memperjelas kedudukan kedua Kitab Suci itu sehingga dapat dicari persamaan dan perbedaannya. Atas dasar itulah penulis menyusun skripsi ini  dengan judul: "Studi Kitab Suci dalam Islam dan Kristen". 

B.   Pokok Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah  sebagai berikut: 
1.  Bagaimana kedudukan Kitab Suci dalam Islam dan Kitab Suci dalam  Kristen? 
2.  Bagaimana persamaan dan perbedaan kedua Kitab Suci itu? 
3.  Bagaimana keberadaan dan kisahnya? 

C.  Tujuan Penulisan 

Tujuan penulisan dapat dijelaskan di bawah ini: 
1.  Untuk mengetahui kedudukan Kitab Suci dalam Islam dan Kitab Suci  dalam Kristen, 
2.  Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedua Kitab suci itu. 
3.  Untuk mengetahui keberadaan dan kisahnya. 

D.  Kegunaan Penulisan 

Kegunaan dan skripsi ini danat ditinjau dari dua aspek: 
1.      Secara teoritis, yaitu untuk memperkaya khasanah kepustakaan Ushuluddin  khususnya jurusan Perbandingan Agama. Sehingga diharapkan dapat  dijadikan studi banding oleh peneliti lainnya. 
2.      Secara Praktis, yaitu untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan  masyarakat, khususnya pada saat menerangkan kedudukan Kitab Suci  dalam Islam dan Kristen. 
E. Tinjauan Pustaka 
Dalam hasil penelitian penulis di perpustakaan Fakulfas Ushuluddin  ditemukan ada satu skripsi yang judulnya hampir inirip dengan judul tulisan ini  yaitu Firman Allah dalam Pandangan Kristen dan Islam disusun oleh Elia  Habibatus Shalihah (4198098) jurusan Perbandingan Agama. Adapun  perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang penulis susun adalah  terletak pada pendekatan dan titik berat pembahasannya, Skripsi yang  terdahulu pendekatannya historis dan titik beratnya pada subjek yang  menerima Kitab Suci. Sedangkan skripsi yang penulis susun pendekatannya  antropologis dan fenomenologis. Sedangkan titik fokusnya pada Kitab Suci  itu sendiri.
Dengan perkataan lain perbedaannya skripsi yang terdahulu titik  beratnya pada subyek yang menerima wahyu yaitu Isa al-Masih dan Nabi  Muhanunad. Sedangkan skripsi yang sekarang ini penelitiannya dititik  beratkan pada Kitab Suci yaitu al-Qur'an dan Yesus Kristus. Dalam hal ini  membandingkan Qur'an dan Yesus secara obyektif iliniah. Dengan demikian  penelitian ini jauh dari upaya pengulangan dan penjiplakan baik langsung  maupun tidak langsung. 
Penyusun skripsi tersebut dalam temuannya menjelaskan, firman Tuhan  dalam Islam merupakan kumpulan wahyu yang diturunkan kepada nabi  Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Firman ini termuat dalam al-Qur'an  yang secara keseluruhan merupakan perkataan Allah. Sedangkan firman Tuhan  dalam Kristen yang termuat dalam Injil atau Bijbel diturunkan kepada Nabi  Isa. Dengan demikian secara historis kedua agama itu dapat dikatagorikan  sebagai agama samawi. Namun dalam perkembangannya kemudian telah  terjadi penyimpangan yaitu Isa dianggap sebagai putra Tuhan. Padahal dalam  Injil tidak ada satu kelentuan pun yang menyatakan baliwa Isa sebagai Tuhan  putra. 
Berdasarkan penelitian terhadap sejumlah kepustakaan yang ada  relevansinya dengan penelitian ini dapat disebutkan antara lain : 
Islam Dan Kristen Dalam Dunia Modern disusun oleh ; Muhammad  Fazlur Rahman Ansari. Dalam basil karyanya, penulis buku ini  mengungkapkan pandangan Qur'an terhadap Kristen, kemudian diungkapkan  pula tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam buku ini ia  mengatakan saya telah membaca berbagai karya tulis orang-orang Islam yang  begitu dalam dan tinggi memuliakan Yesus tetapi sebaliknya saya hampir tidak  pernah membaca tulisan orang Kristen yang menaruh hormat kepada Muhammad. Betapa berbeda, sungguh menyedihkan untuk dikatakan. Marilah  kita letakkan permasalahan ini dengan sebenarnya, tanpa prasangka.[8] 
Antropologi  Agama  Bagian  II  disusua  oleh  H  Hilman  Hadikusuina-dalam tulisannya ia menegaskan, pada dasarnya kitab suci Agama  Kristen Katholik dan Kristen Protestan adalah sama yaitu al-Kitab dan Bijbel  yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namun di antara 49 buah  kitab di dalam Perjanjian Lama ada 10 kitab yang tidak diakui Kristen  Protestan. Kitab-kitab yang tidak diakui Protestan ialah yang disebut  Deuterokanonika, yang ada di dalam Perjanjian Lama tetapi tidak terdapat  dalam Kanon Yahudi, karena menurut jiplakan (apokrif). [9]
Kuliah Aqidah Lengkap disusun oleh : Humaidi Tatapangarsa. Dalam  karyanya ia memberi ulasan bahwa menurutnya Kitab Injil yang ada sekarang,  adalah catatan pengarang-pengarang Injil; lama setelah Nabi Isa as tidak ada.  Catatan itu kini ada 4 buah, yaitu yang masing-masing ditulis oleh Matius,  Markus, Lukas, dan Yahya. Injil-injil karangan 4 penulis Injil inilah yang  diakui sah oleh orang-orang Nasrani. Empat Injil tersebut sekarang termasuk  dalam Perjanjian Baru. Tetapi pada mulanya, terdapat banyak sekali Kitab-kitab Injil, tidak kurang dari 70 buah. Dan Injil-injil yang sebanyak itu, pada  umumnya menbawakan isi yang simpang siur satu sama lain. Dalam Synodes  (Muktamar gereja-gereja) di Niceaea (suatu tempat di Asia kecil, dekat  Konstantinopel) pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus,  kemudian diputuskan hanya 4 Injil tersebut di atas yang diakui sah, sedang  berpuluh-puluh Injil yang lain dinyatakan sebagai Injil-injil "Apocrypha" yaitu  Injil-injil yang tidak sah, yang terlarang untuk dibaca dan harus  dimusnahkan.[10] 
Agama-Agama Manusia yang disusun oleh Huston Sinith, buku ini  membahas tujuh agama besar dan universal di dunia: Hindu, Budha, Kong Hu  Cu, Tao Isme, Islam, Yahudi dan Kristen satu deini satu. Dalam buku ini  dibicarakan tentang nilai-nilai dari setiap agama besar itu. Tanpa pretensi  tentang mana agama yang lebih besar dan lebih unggul, buku ini hanya ingin  mengupas dan memaparkan setiap nilai yang dibawa masing-masing agama,  menawarkannya kepada pembaca sebagai manusia, untuk dikenalkan dan  dinilai tanpa sikap prasangka. Di tengah gejolak dan ketegangan antara Timur  dan Barat, antara Utara dan Selatan, antara negara maju dan negara yang  sedang berkembang, buku ini juga menggugah kita dengan nilai perdamaian  dan cinta kasih yang menjadi suara dominan dari berbagai agama. Dalam  rangka itu pula toleransi tetap mendapat porsi dalam ulasan dibagian-bagian  tertentu dari buku ini.[11]
Agama-Agama Besar di Dunia yang disusun oleh Joesoef Sou'yb,  dalam karyanya, penyusun buku ini mengungkapkan bahwa Holy Bible  bermakna: kitab suci. Literatur Kristen dalam Bahasa Indonesia memanggilkan  salinan kitab suci itu dengan : al-Kitab. Kitab suci dalam agama Kristen itu  terbagi ke dalam dua bagian, yaitu: Old Testament (Perjanjian Lama) dan New  Testament (Perjanjian Baru). Perjanjian Baru ini mempakan kitab suci yang  paling asasi dalam agama Kristen sekalipun dunia Kristen itu mengakui kitab  Agama Yahudi itu merupakan bagian dari kitab sucinya.[12] 
Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Sebuah Pengantar)  yang disusun oleh Djam’annuri, buku ini merupakan uraian yang bersifat  pengantar untuk membawa para peminat studi agama-agama memasuki rumah-rumah Tuhan yang isinya sesungguhnya sangat kaya, kompleks dan rumit  sehingga tidak mungkin diketahui dan dipahami melalui sebuah tulisan yang  singkat. Sekalipun demikian, uraian-uraian yang dikemukakan dapat membuka  pintu-pintu wawasan baru tentang pluralisme agama. Dengan begitu buku ini  dapat menumbuhkan perhatian dan kepedulian lebih jauh terhadap masalah-masalah keagamaan, terutama ketika kehidupan yang serba pluralistik tidak mungkin lagi dihindari.[13] 
Belajar Memahami Ajaran Agama-Aguma Besar, disusun oleh HM.  Arifin, dalam karyanya penulis buku ini mengungkapkan bahwa agama Kristen  sekarang ini mempunyai kitab-kitab suci selain kitab injil yang empat macam,  yakni kitab nabi-nabi sebelumnya yang juga dipandang sebagai kitab yang  wajib ditaati. Keadaan demikian disebabkan oleh karena ajaran-ajaraa Yesus  yang termaktub dalam injil-unjilnya masih memerlukan penyempurnaan dari  kitab-kitab sebelumnya. Mereka masih mengambil dalil-dalil dan berbagai  kitab-ikitab sebelumnya. Mereka menggunakan dalil-dalil dan berbagai kitab-kitab baik yang tergolong Perjanjian Lama maupun Baru sebagai pedoman  hidupnya.[14] 
Islam Dalam Lintasan Sejarah, disusim oleh H.A.R. Gibb, dalam  temuannya H.A.R. Gibb mengetengahkan bahwa al-Qur'an merupakan catatan  resmi dan ucapan-ucapan dan wejangan-wejangan yang diterima oleh  Muhammad SAW besra penganut-penganutnya sebagai wahyu langsung.  Paham Islam ortodoks karena itu menganggapnya kata demi kata kalam Allah,  yang dibawakan dengan perantaraan malaikat Jibril. Kata-kata dikutip dengan  pengantar : "difirmankan oleh Tuhan"; perkataan "sabda Nabi SAW" hanya  dipakai bagi ucapan-ucapan Muhammad yang dihimpunkan dalam hadits-hadits. Keyakinan Muhammad sendiri yang juga mutlak dianut oleh umatnya  ialah bahwa wejangan-wejangan tadi merupakan bagian-bagian "Ummul  Kitab" yang diturunkan kepada beliau dalam salinan Arab, tidak sebagai suatu  keseluruhan, tetapi dalam bagian yang panjangnya berangsur-angsur berkenaan  dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa itu.[15] 
Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, penyusun H. Abujamin  Roham. Dalam karyanya, penulis buku itu menjeiaskan bahwa Perjanjian Baru kini diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa dan bahkan ribuan bahasa suku  bangsa di dunia. Sementara Penjanjian Baru dalam bahasa aslinya sudah tidak tidak mereka miliki lagi. Namun umat Nasrani masih memiliki sekian banyak  salinan dan salinan yang berasal dari Bahasa Yunani. Agak berbeda dengan  kitab suci al-Qur'an milik umat Islam bahwa mereka masih memiliki aslinya.  Oleh karena itu maka terjemahan al-Qur'an tidak dapat terus menjauh  melangkah, karena di sampingnya masih tersedia "induknya" yang asli sebagai  pengawal abadi.[16] 
F.  Metode Penelitian 
Dalam melakukan penelitian, maka sebagai metode yang digunakan  sebagai berikut: 
1.      Metode pengumpulan data  Menurut Sumadi Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh kualitas  alat pengambil data atau alat pengukurnya.[17]  Berpijak dari keterangan  tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik library research yaitu dengan meneliti sejumlah kepustakaan, kemudian  memilah-milahnya berdasarkan otoritas, atau kualitas keunggulan  pengarangnya.
2.      Metode pengolahan data 
Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan  mengklasifikasikan.[18] Maka dalam konteksnya dengan judul skripsi di  atas, terhadap data-data yang bersifat dokumenter atau library research  diperiksa kembali atau diteliti satu persatu, kemudian data-data tersebut  diberi tanda atau kode mana yang termasuk data primer dan mana yang  sekundernya. Teknik tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan data  yang cukup reliabel dan valid. 
3.      Metode Analisis Data 
Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat  ditafsirkan.[19] Dalam hal ini penulis menggunakan analisis data kualitatif.  Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.[20] Sebagai pendekatannya, penulis menggunakan metode  deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki  dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek  penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat  sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana  adanya. Dengan demikian penulis akan menggambarkan Studi Kitab Suci dalam Islam dan Kristen. Sedangkan titik berat kajian bersifat  menganalisis al-Qur'an, Bybel dan kepustakaan lainnya yang  berhubungan dengan judul di atas, maka dapat dikatakan menggunakan  metode Content Analysis. Di samping itu digunakan pula pendekatan  analisis deduktif yaitu berangkat dan pemikiran dan kesimpulan yang  bersifat umum menuju kepada yang khusus. Demikian pula akan  digunakan pendekatan induktif yaitu berangkat dan hal yang bersifat  khusus menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum. 
G. Sistematika Penulisan 
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dan lima bab yang masing-masing menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan  yang berhubungan. 
Bab pertama : bab ini berisi pendahuluan, merupakan gambaran umum  secara global namun integral komprehensif dengan memuat: latar belakang;  pokok permasalahan; tujuan penulisan; tinjauan pustaka; metode penulisan;  dan sistematika penulisan. Dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi  skripsi secara keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat  guna menjadi pedoman untuk bab II, III, IV dan V. 
Bab kedua : landasan teori yang meliputi Kitab Suci dalam Islam (pengertian Kitab Suci dalam al-Qur’an, keutuhan dan keaslian Kitab Suci dalam al-Qur’an); Kitab Suci dalam Kristen (pembagian Kitab Suci dalam Kristen; Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, keberadaan Bijbel menurut orang Kristiani). 
Bab ketiga berisi: kedudukan kitab suci dalam Islam dan Kristen yang  meliputi: kedudukan Kitab Suci dalam Islam, kedudukan Kitab Suci dalam Kristen   . 
Bab keempat berisi: analisis implementasi dan implikasinya Kitab Suci  dalam Islam dan Kristen meliputi persamaan, perbedaan (membaca, mengamalkan, keberadaannya, kisahnya)
Bab kelima: bertitik tolak pada uraian bab pertama, kedua, ketiga dan  analisis pada bab keempat, maka sampailah pada kesimpulan, saran-saran dan  penutup. Dengan demikian keseluruhan isi skripsi tergambar secarajelas dan  padu yang satu sama lainnya merupakan satu kesatuan  yang tak terpisahkan.



[1] Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Figh, alih bahasa M.Zuhri dan Ahmad Qarib, Dina Utama Semarang (Toha Putera Group), Semarrang, 1994, hlm. 18.
[2] Romli, Muqaranah Mazahib fil Ushul, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999, hlm. 55
[3] TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,  PT Pustaka Rizki Putra, Semarang 1997
[4] Nur Ihwan, Muhammad, Memasuki Dunia al-Qur’an, Lubuk Raya, Semarang: 2001, hlm. 48.
[5] M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, Mizan, Bandung, 1996, hlm. 12.
[6] H.M. Arifin, Belajar Memahami Ajaran Agama-Agama Besar, CV Sera Jaya, Jakarta,  1980, hlm. 123
[7] Nasruddin  Razak, Dienul Islam, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986

[8] Muhammad Fazlur Rahman Ansari, Islam dan Kristen dalam Dunia Modern, Amzah, 2000, hlm. 70.
[9] H. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II (Pendekatan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katolik, Protestan dan Islam),  PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 70.
[10] Humaidi Tatapangarsa, Kuliah Aqidah Lengkap, Bina Ilmu Surabaya, 1990, hlm. 98-99
[11] Huston Smith, Agama-agama Manusia, terj. Yayasan Obor Indonesia, Anggota IKAPI, DKI Jakarta,  2001, hlm. 355
[12] Yoesoef  Sou’yb, Agama-agama Besar di Dunia, PT. Al-Husna Zikra, Jakarta, 1996, hlm. 317-318.
[13] Djam’annuri,  Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Sebuah Pengantar), Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta, 2000, hlm. X.
[14] HM.  Arifin,  Belajar Memahami Ajaran Agama-Aguma Besar, CV. Sera Jaya, Jakarta, 1981, hlm. 123.
[15] H.A.R. Gibb, Islam Dalam Lintasan Sejarah, terj. Abu Salamah, Bitara, Jakarta, 1961, hlm. 36.
[16] H. Abujamin  Roham,  Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Media Dakwah, Jakarta, 2992, hlm. 133-134.
[17] Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 84.
[18] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni,  Bandung, 1986, hlm. 76
[19] H. Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 102.
[20] Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 134.