Studi Korelasi Penerapan Metode Diskusi Dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Umum I Karangrayung Grobogan

A.    Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan (sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia) dengan perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan oleh indikator ekonomi dan sosial budaya. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang merata, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya.[1]
Satu hal adalah jelas: belajar hendaknya untuk melihat kedepan, belajar untuk mengantisipasi realitas. Ini makin penting bagi anak dan remaja yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan kelenturan dalam penukilan, serta kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah non-rutin secara kreatif dan kritis. Dibutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing pada tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.[2]

Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.[3] Karena belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.
Metode pembelajaran yang ditampilkan di sekolah mempunyai bermacam-macam metode. Salah satu metode yang diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah metode diskusi. Karena metode diskusi ini dipandang masih relevan khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan betapa pentingnya metode diskusi ini dipergunakan dalam pendidikan agama.[4] Allah telah mengajarkan manusia agar segala sesuatu masalah itu dipecahkan atas dasar musyawarah mufakat, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an :
وشاورهم فى الامر فأذا عزمت فتوكل على الله ان الله يحب المتوكلين. (ال عمران: 159)
Artinya : “Dan bermusyawarahlah engkau dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekadmu maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S. Ali Imron: 159).[5]
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan tehnik guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.[6] Metode diskusi ini didukung oleh dua faktor yang kuat yaitu menggunakan pendengaran dan menggunakan akal sesuai dengan firman Allah :
إن فى ذلك لذكري لمن كان له قلب او ألقى السمع وهو الشهد. (ق: 37)
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang mempunyai akal yang menggunakan pendengaran,, sedang Dia menyaksikan”. (Q.S. Qoof: 37)[7]
Secara umum tujuan dari pendidikan agama Islam adalah membina manusia beragama, yaitu berarti manusia harus mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan di dunia dan di akhirat.[8]
Berangkat dari tujuan tersebut seorang guru agama membekali murid-muridnya dengan ilmu agama, sehingga nantinya murid diharapkan dapat mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, ada merasa ketertarikan untuk membahas dan mengungkapkannya menjadi judul skripsi yaitu “Studi Korelasi Penerapan Metode Diskusi Dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Umum I Karangrayung Grobogan”.
Adapun yang menjadi alasan dalam penulisan judul tersebut adalah sebagai berikut :
             1.     Adanya rasa ketertarikan dengan judul tersebut, sehingga mendorong untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam melalui penelitian.
             2.     Menurut penulis judul tersebut sangat berguna sekali bagi seorang guru terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar.
             3.     Judul tersebut belum pernah dibahas atau diangkat oleh teman-teman seangkatan maupun kakak angkatan penulis pada STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah/PAI.
             4.     Judul tersebut sesuai dengan latar belakang diri penulis sebagai guru.
B.     Penegasan Judul
Agar tidak terjadi adanya salah paham dan simpang siur terhadap judul yang dibahas, maka perlu diberikan pengertian dan batasan masing-masing istilah sebagai berikut :
  1. Studi Korelasi
Studi adalah “kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah”.[9] Sedang korelasi adalah “hubungan timbal balik atau sebab akibat”.[10]
  1. Penerapan Metode Diskusi
Diskusi adalah: “Pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.[11] Metode diskusi adalah :metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya. Sehingga menimbilkan pengertian, pemahaman serta perubahan tingkah laku murid seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan instrusionalnya.[12] Sedangkan yang dimaksud penerapan metode diskusi ini adalah penggunaan metode diskusi di Sekolah Menengah Umum 1 Karangrayung Grobogan.
  1. Kemandirian Siswa
Kemandirian artinya: “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain”.[13]
Siswa adalah : “Murid (terutama pada tingkat dasar dan menengah)”.
  1. Belajar
Belajar adalah: “Suatu perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.[14] Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Majid belajar adalah perubahan dalam akal pikiran siswa yang timbul atas pengalaman lama kemudian menjadi suatu perubahan yang baru.[15]
  1. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[16] Sedang menurut Abd. Rahman saleh, pendidikan agama Islam adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan sebagai way of life (jalan kehidupan).[17]
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul “Studi Korelasi Penerapan Metode Diskusi Dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Umum 1 Karangrayung Grobogan” dalam proses belajar bidang studi Agama Islam dan sejauh mana hubungannya dengan kemandirian siswa dalam belajar sehingga belajar tidak hanya merupakan suatu kewajiban tetapi akan menjadi suatu keyakinan dan kebutuhan siswa yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keagamaan siswa di SMU 1 Karangrayung Grobogan.
C.    Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka muncullah beberapa permasalahan yang perlu diangkat dalam penulisan ini.
             1.     Bagaimana penerapan metode diskusi dalam belajar bidang studi agama Islam di SMU 1 Karangrayung Grobogan.
             2.     Bagaimana kemandirian siswa dalam belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMU 1 Karangrayung Grobogan.
             3.     Seberapa besar hubungan antara penerapan metode diskusi dengan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi pendidikan agama Islam siswa kelas II di SMU 1 Karangrayung Grobogan.

D.    Tujuan Penelitian
Berpijak pada permasalahan tersebut di atas, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Tujuan itu adalah sebagai berikut :
             1.     Untuk mengetahui penerapan metode diskusi dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam SMU 1 Karangrayung.
             2.     Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar bidang Pendidikan Agama Islam SMU 1 Karangrayung.
             3.     Untuk mengetahui hubungan antara penerapan metode diskusi dengan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi Pendididkan Agama Islam di SMU 1 Karangrayung.
E.     Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi, Hipotesa adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima jika fakta-fakta membenarkan.[18] Untuk itu sebelum sampai dalil (yang berarti teori tersebut terbukti kebenarannya) terlebih dahulu dibuat hipotesa berdasarkan data sementara. Teori sementara itu bisa berguna untuk membuktikan kebenarannya.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut “Ada hubungan antara penetapan metode diskusi dengan kemandirian dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMU 1 Karangrayung Grobogan”.
Karena hipotesis merupakan suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul,[19] maka penulis akan mengadakan pembuktian secara empiris pada bagian analisis data, untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.

F.     Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, jelas penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan tehnik statistik, deskriptif dan inferensial di SMU 1 Karangrayung, Grobogan.
             1.     Populasi
Populasi adalah “seluruh individu yang hendak diselidiki, sedang sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan obyek yang sesungguhnya dari suatu pelajaran”.[20]
Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMU 1 Karangrayung Grobogan yang berjumlah 98 siswa, karena populasi kelas II di SMU 1 Karangrayung Grobogan yang jumlahnya kurang dari 100, maka tehnik yang digunakan adalah tehnik sensus.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka dalam penelitian ini maka penulisan menggunakan atau mengambil sampel seluruh siswa kelas II jumlah populasi yaitu 89 siswa.
             2.     Variabel dan Indikator
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
a.       Variabel pengaruh yaitu metode diskusi dengan indikator sebagai berikut :
1)      Tehnik penerapan
2)      Kontinuitas penerapan
b.      Variabel terpengaruh yaitu kemandirian siswa dengan indikator sebagai berikut :
1)      Kreatifitas
2)      Keaktifan siswa
3)      Belajar
             3.     Sumber Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan dua metode penulisan yaitu :
a.       Data kepustakaan
Yaitu penelitian untuk menguatkan data dengan menggunakan buku-buku ilmiah sebagai sumber yang ada relevansinya dengan pembahasannya skripsi yang penulis bahas.
b.      Data lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung obyek penelitian yaitu sekolah SMU 1 Karangrayung.
             4.     Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan digunakan metode-metode sebagai berikut :
a.       Metode observasi, yaitu penyelidikan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[21] Adapun data yang ingin diperoleh melalui metode ini adalah tentang kondisi sekolah.
b.      Metode interview, yaitu penulis berusaha mendapatkan keterangan atau data yang ada dengan cara wawancara secara face to face kepada Kepala Sekolah, Guru dan pengurus sekolah. Metode digunakan untuk memperoleh data :
                                    1)      Sejarah berdirinya
                                    2)      Sarana dan prasarana
                                    3)      Tujuan pendidikan
c.       Metode angket, yaitu metode yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.[22] Metode angket ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data dari siswa tentang penerapan metode metode diskusi dan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMU 1 Karangrayung Grobogan.
Angket yang dibuat untuk tiap variabel adalah 10 soal pertanyaan yang telah mewakili semua indikator yang ditentukan, dengan jawaban pilihan sebanyak 4 item A,B,C dan D.
             5.     Metode Analisa Data
Dalam menganalisa data yang telah terkumpul dari penelitian yang bersifat kuantitatif, maka digunakan analisis statistik diskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini disusun data hasil penelitian, kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi pada tiap-tiap variabel. Untuk perhitungan selanjutnya, digunakan kriteria kuantitatif sebagai berikut :
                                        -      Untuk jawaban A dengan skor 4
                                        -      Untuk jawaban B dengan skor 3
                                        -      Untuk jawaban C dengan skor 2
                                        -      Untuk jawaban D dengan skor 1
Berdasarkan perskoran tersebut, maka bobot nilai yang diperoleh dari pengaruh penerapan metode diskusi dengan kemandirian dalam belajar adalah 1 dan 4 untuk setiap itemnya.
Kemudian untuk mengetahui pengaruh penerapan metode diskusi dan kemampuan siswa dalam belajar diklasifikasikan sebagai berikut :
                                        -      Nilai 33, 25 – 40    = Amat baik
                                        -      Nilai 25,5 – 32,25 = Baik
                                        -      Nilai 17,7– 24,5     = Cukup
                                        -      Nilai 10 – 16,75     = Kurang



b.      Analisis Uji Hipotesa
Setelah data terkumpul, lalu disusun secara sistematik dan masalah-masalah tertentu dibuat data yang kualitatif maka akan didiskripkan dengan analisis kualitatif yang meliputi keadaan umum sekolah dan penerapan metode diskusi.
Sedangkan untuk menganalisis data yang kuantitatif, maka digunakan tehnik statistik yaitu menghitung nilai kuantitatif dari hasil angket siswa tentang penerapan metode diskusi dan kemandirian santri belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara metode diskusi dengan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam penulis gunakan rumus Product Moment.
Adapun analisa data dari rumus product moment yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan data yang akan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan pengolahan seperlunya kemudian dimasukkan dalam rumus korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r x y           : Koefisien korelasi product moment
xy              : Perkalian antara x dan y
x                : Variabel penerapan metode diskusi
y                : Variabel kemandirian siswa dalam belajar
N               : Jumlah subyek yang diteliti
                                     å                               : Sigma/jumlah
Setelah data dimasukkan dalam rumus korelasi product moment maka akan diketahui jawaban atas dasar atau salahnya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini.


c.       Analisis Lanjut
Analisis lanjut ini penulis gunakan untuk menerima atau menolak atas hipotesa yang telah diajukan dalam penelitian. Apabila hasil dari rxy lebih besar dari nilai r yang ada pada tabel maka hasilnya signifikan. Yakni hipotesa yang penulis ajukan dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasil dari rxy lebih kecil dari nilai r yang ada pada tabel, maka hipotesa yang ada pada tabel ditolak

G.    Sistematika Penyusunan Skripsi
Skripsi ini tersusun menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab. Berikut ini dapat diuraikan sistematika penyusunan skripsi sebagai berikut :
Bab satu adalah pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah. Hipotesis, metode penelitian dan sistematika penyusunan skripsi.
Bab dua adalah landasan teori, menguraikan tentang :
  1. Metode diskusi, meliputi: pengertian metode diskusi, dasar metode diskusi, peranan metode diskusi.
  2. Kemandirian belajar meliputi: pengertian kemandirian belajar, ciri-ciri kemandirian belajar dan faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar.
  3. Bidang studi Pendidikan Agama Islam meliputi pengertian Pendidikan Agama Islam, ciri-ciri Pendidikan Agama Islam dan fungsi belajar Pendidikan Agama Islam.
Bab tiga adalah penyajian data, bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi: keadaan umum sekolah terdiri dari: sejarah berdirinya, keadaan guru, pengurus dan siswanya, sarana dan prasarananya, sistem dan metode diskusi dan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi Pendidikan Agam Islam.
Bab empat adalah analisis data penerapan metode diskusi dan kemandirian siswa dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam. Pada bagian ini merupakan proses akhir pembahasan pokok masalah yang menjadi kajian dan kupasan dalam skripsi ini.
Adapun yang dianalisis adalah penetapan Metode Diskusi, Kemandirian Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan Hubungan Metode Diskusi Dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.
Bab lima penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.





DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 159, Yayasan Penyelenggara Al-Qur’an,           Al-Qur’an dan Terjemahannya, Depag, RI, Jakarta, 1990.
Al-Qur’an Surat Qoof Ayat 37, Yayasan Penyelenggara Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1990.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Koentjaraningrat, Metode Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1985.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Rosdakarya, Bandung, 1984.
Faisal Jalal, Didi Supriadi, Reformasi Pendidikan dalam Konsteks Otonomi Daerah, Adi Cita, Karya Nusa Yogyakarta, 2001.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos, Jakarta, 1991.
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Algensindo, Bandung, 2000.
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama IAIN, Metodik Khusus Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1984.
Shaleh Abdul Aziz, Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, Darul Ma’arif, Bandung, 1968.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, bina aksara, jakarta.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1975.
Team Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989.
Winarno Surahmad, Dasar dan Tehnik Research, Tarsito, Bandung, 1972.
H. Zuhairini, H. Abd. Ghofir, H. Slamet As. Yusuf, M. Sarju, Metodologi Pengajaran Agama, Ramadhani, Solo, 1993.






[1] Faisal Jalal, Didi Supriadi, Reformasi Pendidikan dalam Konsteks Otonomi Daerah, Adi Cita, Karya Nusa Yogyakarta, 2001.
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos, Jakarta, 1991.
[3] B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal. 43.
[4] H. Zuhairini-H. Abd. Ghofir-Slamet As Yusuf-M. Sarju, Metodologi Pendidikan Agama, Ramadhani, Solo, 1993, hlm. 80.
[5] Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 159, Yayasan Penyelenggara Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Depag, RI, Jakarta, 1990, hal. 103.
[6] B. Suryobroto, Loc. Cit., hal. 43.
[7] Al-Qur’an Surat Qoof, Ibid, hal. 854.
[8] Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama IAIN, Metodik Khusus Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, Jakarta, 1984, hal. 133
[9] Team Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 860.
[10] Ibid, hal. 461
[11] Ibid, hal. 238
[12] H. Zuhairini, H. Abd. Ghofir, H. Slamet As. Yusuf, M. Sarju, Metodologi Pengajaran Agama, Ramadhani, Solo, 1993, hal. 78
[13] Team PPPB, Op. Cit., hal. 555
[14] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Rosdakarya, Bandung, 1984, lahhal. 84.
[15] Shaleh Abdul Aziz, Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, Darul Ma’arif, Bandung, 1968, hal. 169.
[16] H. Zuhairini, H. Abd. Ghofir, H. Slamet As Yusuf, M. Sarju, Op. Cit., hal. 9.
[17] Ibid, hal. 10.
[18] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1975, hal. 63.
[19] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, bina aksara, jakarta, hal. 62
[20] Koentjaraningrat, Metode Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1985, hal. 89.
[21] Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal. 173.
[22] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 123.