Teori Konvergensi dan pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam pendidikan Islam

A.      Latar Belakang Masalah
Perkembangan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus, umum meliputi keadaan fisik, emosional, sosial maupun intelektualnya. Seorang anak dapat dikatakan dalam keadaan sehat jasmaninya  apabila semua aspek tersebut berjalan harmonis.[1] Perkembangan bisa juga disebut differensiasi dimana pada setiap tahap dari seluruh perkembangan anak dimulai adanya differensiasi baru pada anak itu, baik jasmanai maupun rohaninya.
Pendidikan menjadi sangat penting bagi manusia sebab Allah Swt telah mengambil perjanjian sejak manusia masih di alam ruh. Di alam itu manusia telah menyanggupi amanat yang diberikan oleh Allah untuk menjadi khalifah yang mampu membuat kemakmuran di bumi. Oleh sebab itu  konsekuensi    logis   manusia   adalah   mengupayakan   dan   mengusahakan  pendidikan untuk bekal atas tugasnya menjadi khalifah di bumi ini. Akan tetapi pendidikan yang yang seperti apa dan bagaimana yang perlu dan wajib diupayakan oleh manusia.
Sejalan dengan ilmu pengetahuan, Islam memandang bahwa pendidikan haruslah ditempuh setiap manusia tak lain untuk mengemban misi dan fungsi manusia. Manusia disamping diperintah untuk beribadah kepada Allah juga mempunyai fungsi sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah Swt berkehendak untuk menciptakan khalifah-Nya dengan tugas memakmurkan alam dan mengembangkan amanat risalah serta menegakkan segala amal yang mengandung kemaslahatan dan kebenaran. Pemberian tugas khalifah ini disertai bekal potensi yang diciptakan Allah Swt. Dengan ilmulah manusia bisa mengemban amanatnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Dengan demikian dia mampu menjaga kepercayaan yang diberikan Allah swt kepadanya sebagai khalifah fi al-ardh (pemimpin di muka bumi) yaitu pemimpin yang mempunyai kemampuan menjadi khalifah yang bertugas membangun bumi sesuai dengan wahyu Allah swt.[2]

Demikian pula halnya dengan fitrah manusia, yang menurut para ahli pendidikan fitrah harus dikembangkan menjadi kemahiran-kemahiran tertentu yang dapat berguna bagi kelangsungan hidup masyarakat di masa yang akan datang. Lingkungan pendidikanlah yang akan mengubah dan mengembang-kan fitrah manusia untuk menjadi baik maupun buruk. Fitrah diartikan sebagai potensi dasar yang dimiliki manusia sejak lahir, yang tidak akan berkembang kecuali dengan adanya pendidikan.  Ibarat emas  di dalam tanah atau perut bumi yang tidak akan berguna jika tidak digali dan diolah untuk kegunaan manusia. Sebagaimana hadis Nabi :









Artinya :  Telah menceritakan pada kami Hajib bin Walid, telah menceritakan pada kami Muhammad bin Harb dari Zubaidiy dari Zuhry.  Saya diberi tahu Sa’id bin Musayyab dari Abu Hurairah bahwa dia berkata, Rasulullah saw. bersabda,  “Tidaklah seseorang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, dan menjadikannya Nasrani, dan menjadikannya Majusi. Sebagaimana binatang melahirkan banyak binatang, apakah kamu mendapatkan cacat padanya ? “Kemudian Abu Hurairah berkata, “Jika kalian menghendaki, bacalah :”Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (….Al-Ayat….). (HR.Muslim)

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap fitrah manusia, bahkan faktor tersebut dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Namun demikian ia bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh tanpa dukungan dari faktor-faktor lain.[4] Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum: 30 yang berbunyi:



       Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah) atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Qs. Ar-Rum: 30)[5]

Ayat di atas menerangkan bahwa manusia diciptakan atas dasar iman (tauhid) oleh karena itu pertumbuhan serta perkembangan fitrah manusia perlu adanya bimbingan dan pengarahan dari seorang pendidik dengan metode pendidikan  Islam, sehingga dapat tercapainya usaha menuju pembentukan insan yang sempurna (insan kamil) yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta ber-akhlak al-karimah yanag mempunyai kualitas serta berilmu pengetahuan yang luas dan dapat menjaga dengan baik keseimbangan antara urusan dunianya dan akhiratnya.
Dalam dunia pendidikan kita kenal beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Para ahli berbeda-beda dalam menentukan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangaan individu tersebut.  Pendapat yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu golongan Nativisme, Empirisme, dan golongan Konvergensi, yang masing-masing pembahasannya telah banyak dikupas oleh para ahli pendidikan. Penulis akan mengupas salah satu dari ketiga golongan tersebut, yaitu golongan konvergensi yang menyatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu faktor dasar (pembawaan) dan faktor ajar (lingkungan). 
Faktor pembawaan (dasar) dan lingkungan (ajar) sebagai dua faktor yang menentukan perkembangan anak. Pembawaan, bakat (dasar) merupakan faktor internal dari dalam dirinya, sedangkan lingkungan (ajar) sebagai faktor eksternal yang berasal dari luar. Faktor manakah yang lebih dominan. Faktor bawaan ataukah faktor lingkungan ? untuk menjawab pertanyaan ini perlu kiranya mengkaji tiga pendapat yang saling berbeda. Pendapat pertama, menyatakan bahwa perkembangan itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu di lahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.[6]
Lingkungan dan pendidikan tidak dapat mengubah arah pendidikan seseorang. Pandangan ini dikenal sebagai faham nativisme, dengan tokohnya Arthur Scopenhaur (1788-1860),[7] Plato dan Descartes. Pendapat kedua, mengungkapkan bahwa perkembangan manusia lebih dipengaruhi faktor lingkungan. Manusia lahir bagaikan kertas putih yang belum ditulisi (tabularasa), dasar tidak mempunyai peran apa-apa. Apabila faktor lingkungan baik, maka anak akan menjadi baik. Pendapat ini dipelopori oleh John Locke (1632-1709) yang disebut faham empirisme.
Sedangkan pendapat ketiga menggabungkan antara faham nativisme dan empirisme yang dianggap berat sebelah. Teori yang pertama kali dirumuskan oleh William Stern (1871-1938) ini berpendapat bahwa  didalam perkembangan  baik dasar (pembawaan) maupun lingkungan keduanya turut menentukan. Antara pembawaan dan lingkungan mempunyai peran yang sama  pentingnya.  Bakat  perlu  berkembang dan untuk itu perlu bantuan dari
lingkungan. Teori yang dikenal dengan Teori Konvergensi ini diterima oleh para ahli karena mampu menerangkan kejadian-kejadian dalam kehidupan masyarakat.
Dalam pendidikan Islam, konvergensi merupakan aplikasi dari konsep fitrah dimana setiap manusia lahir itu dengan membawa fitrah (pembawaan) yang mencakup fitrah agama, fitrah intelektual, fitrah sosial, fitrah ekonomi, dan masih banyak lagi fitrah yang dimiliki oleh manusia. Fitrah-fitrah tersebut harus mendapat tempat dan perhatian serta pengaruh dari faktor eksogen manusia (lingkungan) untuk mengembangkan dan melestarikan potensinya yang positif dan sebagai penangkal dari kelestarian “an-nafsu ammarah bis su’”, sehingga manusia dapat hidup searah dengan tujuan Allah yang menciptakannya.
Dari penjelasan diatas permasalahannya yang muncul adalah apakah konsep pendidikan Islam yang ada juga menganut aliran konvergensi ini, lalu bagaimanakah teori konvergensi ini dalam perspektif pendidikan Islam serta seberapa besar pengaruh teori konvergensi dalam pendidikan Islam. 
B.       Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul Teori Konvergensi Dalam Perspektif Pendidikan Islam tersebut, diantaranya adalah:
1.         Teori konvergensi merupakan penggabungan antara nativisme dan empirisme, yang ditemukan oleh ahli ilmu jiwa bangsa Jerman yang bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa yang menentukan perkembangan manusia adalah pembawaan dan lingkungan. Oleh karena itu kita harus mengkaji lebih mendalam mengenai kebenaran dari teori konvergensi tersebut dalam perspektif pendidikan Islam.
2.         Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berpijak pada Al-Qur'an dan al-Hadits yang tentu saja bersifat universal dan tidak terbatas oleh kurun waktu tertentu. Oleh karena itu pendidikan Islam dijadikan alat untuk membentuk karakteristik manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak al-karimah.
C.      Penegasan Istilah
Sebelum penulis menguraikan tentang isi penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan terlebih dahulu tentang pengertian judul penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul tersebut.
1.      Teori Konvergensi
Konvergensi berasal dari bahasa Inggris dari kata “Converge” yang berarti “memusatkan pada satu titik; bertemu”[8] atau “tindakan bertemu di suatu tempat”.[9] Prof. Zahara Idris, MA., mengartikan konvergensi sebagai “pertemuan pada satu titik”.[10] Teori konvergensi merupakan salah satu aliran pendidikan yang mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang berlawanan yaitu nativisme dan empirisme. Pelopor dari aliran ini adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang hidup pada tahun 1871-1937. Ia menyatakan bahwa perkembangan seseorang itu tergantung pada pembawaan dan lingkungan.[11]
2.      Perspektif
Perspektif berasal dari bahasa Inggris dari kata “Perspective” yang berarti “pemandangan”[12] atau “perspektif; pengharapan”[13] dalam hal ini adalah bagaimana pendidikan Islam memandang dan menanggapi tentang adanya teori konvergensi dan seberapa besar pengaruhnya.
3.      Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab berarti (                                 ) “Tarbiyatul Islamiyah”.[14] Menurut istilah, pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.[15] Pendidikan Islam adalah segala bentuk usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan ajaran dan norma Islam.[16] Al-Qur'an sebagai landasan seorang muslim yang memberikan keyakinan dan sikap bahwa sesungguhnya Islam itu adalah agama yang benar di sisi Allah. Sebagaimana dalam firman Allah;

             …..…..…..
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah agama Islam”. (Qs. Ali Imran; 19)[17]

Oleh karena itu bila manusia yang berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik ia harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai akidah islamiyah. Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang masuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.[18]
D.      Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa pokok permasalahan yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut diantaranya, yaitu:
1.         Bagaimanakah gambaran teori konvergensi secara umum.
2.         Bagaimanakah teori konvergensi dalam perspektif pendidikan Islam dan apa pula pengaruhnya.
E.       Tujuan Penulisan Skripsi
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan ini, sebagaimana dalam pokok-pokok permasalahan skripsi, yaitu:
1.        Untuk mengetahui gambaran teori konvergensi secara umum sebagai landasan/langkah awal menuju pembuktian
2.        Untuk membuktikan kebenaran dari teori konvergensi dalam perspektif pendidikan Islam, karena menyatakan bahwa bahwa perkembangan manusia itu benar-benar dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan.
3.        Untuk mengetahui pandangan Islam tentang bagaimana aplikasi teori konvergensi dalam perspektif pendidikan Islam dan seberapa besar pengaruhnya.
F.       Kajian Pustaka
Dalam kajian dan penelitian tentang pengaruh teori konvergensi dalam pendidikan Islam ini penulis menggunakan beberapa buku karya pemikir pendidikan Islam sebagai tolok ukur, bahan acuan dan referensi bagi penulisan penelitian ini.
Dalam buku “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis” karya Drs. M. Ngalim Purwanto,       M.Pd. disebutkan tentang aliran-aliran dalam pendidikan yang mempengaruhi perkembangan manusia. Diantaranya yaitu; aliran nativisme, yang menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor indogen (pembawaan). Kemudian aliran empirisme yang menyatakan bahwa perkembangan seseorang dipengaruhi oleh faktor eksogen (lingkungan) dan yang terakhir adalah aliran konvergensi, yang mengawinkan kedua aliran di atas (empirisme dan nativisme) dan menyatakan bahwa pembawaan (bakat) dan lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan  pendidikan seseorang.
Prof. H. Zahara Idris, MA., dalam bukunya “Dasar-Dasar Kependidikan Islam” menyatakan bahwa aliran konvergensi berisi konsep tentang perkembangan seseorang yang tergantung kepada pembawaan dan lingkungannya. Dengan kata lain, pembawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan seseorang. Sehingga pendidikan Islam diharapkan dapat menciptakan suatu lingkungan yang tepat dan cukup kaya atau beraneka ragam agar pembawaan dapat berkembang secara maksimal.
Dalam buku “Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya)” karangan Drs. Muhaimin, MA., dan Drs. Abdul Mujib ini memuat kajian tentang fitrah manusia dan pengaruh lingkungan, suatu pendekatan konvergensi, fungsi pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam dan sebagainya.
Prof. H. M. Arifin, M.Ed., dalam buku karangannya “Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner)” menyatakan gambaran tentang teorisasi pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, teori tentang fitrah, dan lain sebagainya. Buku ini sudah mengarah pada pendidikan Islam.  
Disamping-buku-buku tersebut, penulis juga menggunakan buku-buku maupun karya ilmiah lain yang membahas tentang teori konvergensi dan pendidikan Islam sebagai pijakan penulis dalam penulisan.
G.      Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah;
1.      Metode pengumpulan  data
            Dalam rangka mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu suatu metode pengumpulan data yang bersumber dari dokumen-dokumen.[19] Adapun teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah library research,[20] yaitu dengan menelaah sejumlah buku lain yang berkaitan dengan pembahasan. Penelitian pustaka (library research), yaitu mencari data dengan cara melakukan penelusuran terhadap buku-buku, sejumlah tulisan kepustakaan dan menelaahnya.[21] dalam hal ini dilakukan dengan cara membaca, menelaah dan memahami buku-buku dan kitab-kitab tafsir yang mempunyai relevansi dengan masalah yang akan dibahas.
2.      Metode analisis data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah mengadakan pembahasan dan menganalisanya. Dalam menganalisa skripsi ini metode yang digunakan adalah Metode Content Analisis (analisis isi) yang merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi yang ada.  Dalam metode content analisis ini menampilkan tiga syarat yaitu : obyektivitas, pendekatan sistematis dan generalisasi, artinya haruslah mempunyai sumbangan teoritik.[22]
a.         Metode Deskriptif, yaitu metode dengan cara menuturkan data-data yang ada.[23]
b.         Metode Induktif, yaitu pengambilan kesimpulan dari fakta-fakta yang khusus dan peristiwa-peristiwa kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus atau konkrit itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.[24]
c.         Metode Deduktif, yaitu metode yang digunakan untuk mengambil pengertian atau kesimpulan dari kebenaran yang bersifat umum kepada kebenaran yang bersifat khusus.[25]
d.        Metode Holistika, yaitu metode untuk memahami konsep-konsep dari tokoh yang bersangkutan dengan benar-benar, dan mereka dilihat dalam rangka untuk mengetahui keseluruhan visinya mengenai manusia, dunia dan Tuhan.[26]
e.         Metode Komparatif, yaitu usaha untuk mencari pemecahan masalah melalui analisa tentang hubungan sebab akibat yakni meneliti faktor yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang sedang diselidiki dan dibandingkan satu faktor dengan faktor yang lain.[27]
H.      Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan pokok permasalahan yang akan dibahas, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
1.      Bagian muka (preliminaris)
Pada bagian ini memuat halaman sampul, halaman judul, halaman pengajuan skripsi, halaman pengesahan, halaman motto, halaman kata pengantar dan halaman isi.
2.      Bagian isi (batang tubuh)
Bagian ini secara garis besar terdiri dari lima bab, antara satu bab dengan bab lainnya saling berhubungan, kelima bab tersebut antara lain:
Bab I :     Pendahuluan, yang didalamnya memuat: latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, pokok permasalahan, tujuan penulisan skripsi, metode penulisan skripsi, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II :    Membahas tentang gambaran umum teori konvergensi yang meliputi pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan teori konvergensi diantaranya nativisme (pembawaan) dan empirisme (lingkungan).
Bab III : Dalam bab ini akan di bahas tentang pendidikan Islam yang meliputi pengertian, fungsi dan tujuan pendidikan Islam.
Bab IV : Analisis teori konvergensi dalam perspektif pendidikan Islam yang didalamnya meliputi; konsep fitrah dan pengaruh terhadap pendidikan Islam dari pengaruh lingkungan terhadap pendidikan Islam.
Bab V :    Penutup yang di dalamnya memuat; kesimpulan, saran dan penutup.
3.      Bagian Akhir (referensi)
Pada bagian terakhir ini meliputi: daftar pustaka, daftar ralat, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.





[1] Drs. B. Simanjutak, SH., dan Dra. I. L. Pasaribu, Psikologi Perkembangan, Tarsito, Bandung, 1980, hlm. 56
[2] Drs. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Rosda Karya, Bandung, 1994,  hlm. 48.
[3] Al-Husein Muslim, Shahih Muslim”, Bab Ma’na Kulu Mauluudin Yuuladu ala al fitrah, Juz II, Darul kutub al-Ilmiyah, Beirut Libanon, t.th.,  hlm. 32
[4] Drs. Muhaimin, M.A., Drs. Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya), PT. Trigenda Karya, Bandung, 1993, hlm. 25-26
[5] Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Asy-Syifa, Semarang, 1998, hlm. 325.
[6] Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 59
[7] Ibid
[8] Prof. Drs. S. Wojowasito – WJS. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Indonesia-Inggris, Penerbit Hasta, Malang, 1980, hlm. 32.
[9] Drs. Djalinus Syah, dkk., Kamus Inggris Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 78
[10] Prof. H. Zahara Idris, MA., Dasar-Dasar Kependidikan, Angkasa Raya, Padang, 1987, hlm. 33
[11] Ibid., hlm. 34
[12] Drs. Djalinus Syah, dkk., Op. Cit., hlm. 266
[13] Prof. Drs. S. Wojo wasito – WJS. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 145
[14] Dr. Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 25
[15] Ibid, hlm. 28
[16] Akhmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media dan IAIN Walisongo Press, Yogyakarta, 1992, hlm. 20
[17] Depag RI, Op. Cit., hlm. 40
[18] Prof. H. M. Arifin, M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Pt. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm. 10
[19] Prof. Dr. Winarno Surakhmad, Dasar-Dasar Teknik Research, Tarsito, Bandung, 1987, hlm. 123
[20] Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada, Yogyakarta, 1983, hlm. 9
[21] Prof. Dr. Winarno Surahmad, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1983 hal. 139.
[22] Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Rakesarasin, Yogyakarta, 1998, hlm. 49.
[23] Prof. Dr. Winarno Surakhmad, MA., Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1998, hlm. 139
[24] Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Jilid I, CV. Andi, Yogyakarta, 2001, hlm. 42.
[25] Ibid., hlm. 36
[26] Dr. Anton Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1994, hlm. 64
[27] Prof. Dr. Winarno Surakhmad, MSc.Ed., Pengantar Penelitian Ilmiah, Op. Cit., hlm. 143