A. Latar Belakang ولوان اهل القرى امنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والارض ولكن كذبوا فاخذنهم بماكانوا يكسبون (الاعراف: 96)
عن ابىهريرة انه كان يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مامن مولود إلا يولد على الفطرة فابواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه (رواه مسلم) [5]
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengangkat harkat dan martabat manusia serta menanamkan kemanusiaan, sehingga dapat dikatakan kemakmuran dan kejayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada sejauh mana keberhasilan di dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Bukti-bukti terpampang di hadapan kita, Jepang misalnya negeri ini miskin sumber daya alam, tetapi karena pendidikan dan pengajarannya berhasil mnenggali potensi sumber daya manusia, negeri ini menjadikan diperhitungkan dunia.[1]
Tujuan dari pendidikan Islam adalah mampu mengantarkan bangsa ini mencapai kemakmuran dan kesejahteraan, di mana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis, dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlakul karimah untuk menjadi manusia yang bertakwa pada Allah Ta'ala, serta membentuk kepribadian siswa sebagai kholifah Allah di bumi dalam keadaan beriman, tunduk dan patuh secara total pada Allah.[2] Keimanan dan ketakwaan ini, dapat menciptakan suatu negara yang makmur dan sejahtera. Sebagaimana firman Allah:
ولوان اهل القرى امنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والارض ولكن كذبوا فاخذنهم بماكانوا يكسبون (الاعراف: 96)
Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka yang disebabkan perbuatannya” (Q.S. Al A’raf : 96).[3]
Maksud dari ayat di atas adalah Allah SWT pasti akan menjadikan suatu negara (bangsa), menjadi negara yang makmur dan sejahtera atau mendapat berkah dari langit dan bumi, dengan syarat penduduk negeri tersebut mau beriman serta bertakwa kepada-Nya.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Dalam perkembangannya manusia dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan, dengan kata lain sifat pembawaan dan lingkungan sekitar adalah faktor pembentuk kepribadian seseorang. Salah satu sifat hakiki manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan, maka dari itu untuk mencapai kebahagiaan manusia membutuhkan agama.[4]
Sejak dilahirkan seorang anak telah membawa fitrah beragama. Fitrah beragama merupakan kemampuan dasar yang mengandung kemungkinan atau peluang untuk berkembang, dengan artian fitrah ini baru berfungsi setelah melalui proses bimbingan dan latihan. Mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama seorang anak itu, tergantung pada proses pendidikan yang akan diterimanya. Untuk itu proses pendidikan melalui bimbingan dan latihan merupakan tugas utama orang tua, hal ini sesuai dengan hadits Nabi :
عن ابىهريرة انه كان يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مامن مولود إلا يولد على الفطرة فابواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه (رواه مسلم) [5]
Artinya : "Dari Abi Hurairah: Bahwasannya dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (agama Islam) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi (H.R. Muslim)”.
Hadits di atas dapat memberi pengertian bahwa seorang anak lahir dalam keadaan fitrah (agama Islam). Tugas orang tua adalah mengarahkan anak tetap menjadi Islam atau Nasrani, Yahudi maupun Majusi. Anak adalah amanat Allah yang dititipkan pada orang tuanya, hatinya suci dan bersih bagaikan kertas putih. Selanjutnya pengalaman keagamaan anak ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan pertama (masa anak). Oleh sebab itu, pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Ketika orang tua tidak mampu membimbing dan mengarahkan anak itu, maka orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak pada lembaga sekolah yang memang berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak.[6] Pelaksanaan ibadah seorang anak baru muncul dan terealisasi setelah dia mendapatkan pengetahuan keagamaan lewat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal.
Seorang pendidik merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Tugas pendidik adalah mampu mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Sehingga ia harus mempunyai pengetahuan yang luas serta mampu menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan usia dan tabi’at anak. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam variasi metoda sangat diperlukan bagi seorang pendidik karena tujuan dari variasi metoda adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.[7] Menurut Syamsu Yusuf bahwa al-Ghazali tidak menganjurkan penggunaan satu metode saja dalam menghadapi permasalahan akhlak serta pelaksanaan pendidikan anak. Dia menganjurkan agar pendidik memilih metode pendidikan yang sesuai dengan usia dan tabiat anak.[8]
Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memilih metode mengajar yang tepat dan efektif untuk disuguhkan pada peserta didik. Tetapi sebaliknya pemilihan metode mengajar yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Disamping faktor profesionalisme pendidik yaitu bagaimana sikap dan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, faktor media juga ikut mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
Salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang ada di Indonesia adalah Madrasah Diniyah Awwaliyah yang rata-rata usianya berumur 6-12 tahun. Pada usia ini pendidikan keagamaan yang diberikan adalah mengenai pendidikan akhlak serta ibadah seperti shalat dan puasa. Menurut tuntunan Islam, pada usia 7 tahun anak harus sudah diajarkan ibadah shalat dan pada usia 10 tahun ketika anak meninggalkan shalat harus dipukul sebagai sangsi.
Berpijak dari pokok pikiran di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madrasah Diniyah Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus tahun pelajaran 2003/2004.
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran judul skripsi ini, peneliti memberikan penjelasan dan batasan untuk masing-masing istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.[9]
2. Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[10]
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[11]
Jadi metode pembelajaran merupakan suatu cara yang teratur dan sistematik dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
3. Mata Pelajaran Fashalatan
Fashalatan adalah bentuk kata dari shalat yang berarti rukun Islam kedua yang berupa ibadah kepada Allah SWT yang wajib dilakukan oleh setiap muslim mukallaf, dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dilengkapi dengan syarat, rukun, gerakan dan bacaan tertentu.[12]
Mata pelajaran Fashalatan adalah suatu mata pelajaran yang ada di Madrasah Diniyah Awwaliyah Mazroatul Ulum Karangmalang yang membahas tentang pelaksanaan shalat serta hal-hal yang berkenaan dengan shalat seperti adzan, iqomat dan wudlu.[13]
4. Pelaksanaan ibadah
Pelaksanaan berarti proses, cara, perbuatan, melaksanakan (rancangan keputusan dan sebaginya).[14] Ibadah berarti perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.[15] Pelaksanaan ibadah yang dimaksud pada penelitian ini adalah ibadah shalat dan puasa.
5. Madina
Madina adalah singkatan dari Madrasah Diniyah Awwaliyah yang berarti suatu lembaga pendidikan keagamaan dasar (pertama).
Berpangkal dari penegasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti ingin mengetahui bagaimana metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar khususnya metode yang digunakan pada mata pelajaran Fashalatan serta pengaruhnya terhadap pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penegasan istilah yang telah peneliti uraikan di atas, maka ada beberapa permasalahan yang menarik dikaji pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana dan metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran Fashalatan siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus?
2. Bagaimana pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus?
3. Seberapa tinggi tingkat pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dalam memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus tahun pelajaran 2003/2004 M ?
D. Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang mendorong peneliti memilih judul tersebut, yaitu:
1. Metode merupakan salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran dalam mencapai tujuan.
2. Ibadah khususnya shalat dan puasa harus ditanamkan dan dilatih sejak kecil agar kelak terbiasa menjalankannya tanpa kesulitan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang peneliti ajukan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini, adalah :
1. Untuk mengetahui metode dan penggunaan metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif antara metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dengan pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus tahun pelajaran 2003/2004 M.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.[16] Sementara Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih diuji secara empiris.[17]
Dalam hal ini peneliti mengajukan hipotesis berdasarkan pada pengalaman, pengamatan dan dugaan. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: “Adanya pengaruh yang positif antara metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dengan pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus tahun pelajaran 2003/2004 M. Hipotesis ini berdasarkan pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan ibadah siswa yakni ketika ada bel istirahat (jam 3.15 WIB) berbunyi, para siswa menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Ashar dengan berjama’ah secara khusu’ bersama bapak maupun ibu guru.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilalui dalam usaha untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti, sehingga didapat penjelasan. Oleh karena itu peneliti akan kemukakan beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di tempat kejadian. Disamping menggunakan pendekatan kualitatif, yang lebih menekankan analisis pada proses penyimpulan dedukatif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika alamiah.[18]
2. Obyek Penelitian
Obyek kajian pada penelitian ini adalah “Pengaruh metode pembelajaran Fashalatan terhadap pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazro’atul Ulum Karangmalang Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2003/2004”.
3. Variabel Penelitian
Variabel merupakan obyek penelitian atau sesuatu yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian.[19] Untuk itu variabel yang akan peneliti bahas pada penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas atau berpengaruh (X) yaitu metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dengan indikator :
1) Teknik dan metode pengajaran
2) Media atau sarana pembelajaran
3) Sikap guru
b. Variabel terikat atau dipengaruhi (Y) yaitu pelaksanaan ibadah anak (siswa) dengan indikator :
1) Pelaksanaan wudlu
2) Pelaksanaan shalat dan wirid
3) Pelaksanaan puasa
4. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam skripsi ini adalah sumber dari mana data diperoleh.[20] Dalam hal ini sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Guru, orang tua, siswa Madina Mazro’atul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
b. Kurikulum Madina Mazro’atul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
c. Populasi dan sampel.
Populasi adalah “Keseluruhan obyek penelitian”.[21] Sedangkan menurut Hadari Nawawi adalah “Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.[22]
Pengukuran besar kecilnya populasi, menurut Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan jika subyeknya cukup besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %.[23]
Pada penelitian ini populasinya adalah siswa-siswi kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus yang berjumlah 27 siswa. Merujuk dari ketentuan di atas, jika subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, peneliti dalam hal ini menggunakan dua macam jenis penelitian yaitu:
a. Library research (penelitian kepustakaan)
Penelitian kepustakaan adalah mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku dan mempelajari literatur-literatur yang ada relevansinya dengan permasalahan yang dibahas, kemudian hasilnya itu dapat dijadikan landasan teori dan acuan dalam menyusun skripsi ini.
b. Field research (penelitian lapangan)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah atau di medan terjadinya gejala-gejala yang akan diselidiki.[24]
Menurut Sudjana ada banyak langkah yang dapat ditempuh dalam usaha pengumpulan data antara lain :
- Mengadakan langsung ke lapangan atau di laboratorium obyek penelitian.
- Mengambil atau menggunakan sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data yang telah dicatat atau dilaporkan.
- Mengadakan angket yang telah disebarkan kepada responden.[25]
Sementara untuk mendapatkan data yang valid dari lapangan, peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Metode interview (wawancara)
Metode wawancara adalah metode dalam pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan tujuan.[26] Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan ibadah siswa.
b. Metode observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.[27] Metode ini digunakan untuk mengamati langsung pelaksanaan ibadah siswa terutama sewaktu ada di madrasah seperti shalat Ashar berjama’ah.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya.[28] Metode ini digunakan untuk mendapatkan dokumen-dokumen yang ada di Madina Awwaliyah Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus. Dokumen yang dimaksud adalah berupa struktur kepengurusan organisasi, keadaan guru, siswa, mata pelajaran, inventaris serta denah lokasi madrasah.
d. Metode angket (kuesioner)
Metode angket adalah suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau topik atau dalam suatu bidang, di mana daftar itu untuk memperoleh data yang berupa jawaban-jawaban dari para responden.[29]
Metode angket ini peneliti gunakan untuk menggali data tentang metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan serta pengaruhnya pada pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus.
6. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dan sebelum peneliti olah, akan peneliti proses melalui cara:
a. Coding
Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan dengan memberikan kode pada responden dengan jalan menandai masing-masing jawaban tersebut dengan kode tersebut.
b. Editing
Yaitu tahap mengolah data dengan meneliti kembali catatan para pencari data untuk mengetahui apakah catatan itu cukup baik dan cepat, dilanjutkan ke tahap berikutnya.
c. Tabulating
Yaitu merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisa data. Pada tahap ini data dapat dianggap selesai diproses dan oleh karenanya harus segera disusun ke dalam suatu pada formal yaitu telah terancang.[30]
Selanjutnya peneliti olah dengan dibantu cara:
a. Untuk data kualitatif atau data non statistik
Data yang telah peneliti gali dari penelitian akan dijelaskan dengan metode diskriptif analisis non statistik dengan dibantu cara berpikir:
1) Induktif
Yaitu metode berpikir yang bergerak dari yang kurang umum, patikular menuju yang umum.[31] Metode induktif yang dikembangkan melalui observasi klasifikasi data dan informasi serta generalisasi empiris.[32]
2) Deduktif
Pola berpikir bertolak dari teori atau hal yang umum untuk menarik kesimpulan yang khusus atau proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenai fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (prediksi).[33]
3) Komparatif
Metode komparatif yaitu metode yang ingin mencari jawaban dari sebab akibat dengan meneliti fakta tertentu yang berhubungan dengan fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lainnya.[34]
b. Untuk data kuantitatif
Peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian dengan analisis data statistik. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dengan menganalisa data ini meliputi:
1) Analisis pendahuluan
Data angket dari variabel X (metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan) dan variabel Y (pelaksanaan ibadah) setelah terkumpul, maka hasil jawaban yang masih berupa data kualitatif dirubah ke dalam data yang bersifat kuantitatif (angka) dengan cara memberi skor (nilai) pada tiap alternatif jawaban responden. Selanjutnya hasil dari pengelolaan data angket yang berupa kuantitatif itu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.
2) Analisis uji hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut. Pada tahap ini perhitungan yang dilakukan adalah memasukkan nilai dari dua variabel ke dalam rumus. Maka dari itu peneliti akan menggunakan rumus product moment yaitu :
Keterangan :
rxy : Koefisien antara variabel X dan Y
N : Jumlah sampel atau responden
SXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
SX : Jumlah keseluruhan variabel X
SY : Jumlah keseluruhan variabel Y
3) Analisis lanjut
Analisis lanjut merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil analisis uji hipotesis. Pada analisis ini peneliti menginterpretasikan hasil dari analisis uji hipotesis dengan cara memadukan hasil dari rXY dengan rtabel pada tabel dengan taraf signifikan 5 % maupun taraf 1 %. Apabila nilai rhitung (rxy) lebih besar atau sama dengan nilai rtabel berarti hasil yang diperoleh adalah ada pengaruh yang positif, sehingga hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Dan apabila nilai rhitung (rxy) lebih kecil dari nilai rtabel berarti hasil yang diperoleh adalah tidak ada pengaruh yang positif, sehingga hipotesis yang peneliti ajukan ditolak.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah penelaahan dan pemahaman penelitian serta agar tidak terjadi penyimpangan dari permasalahan, maka peneliti paparkan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
1. Bagian Muka
Bagian muka pada skripsi ini terdiri dari : halaman sampul, halaman judul, halaman persembahan, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman motto, halaman kata pengantar serta halaman daftar isi.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari :
BAB I : Bab I adalah pembahasan mengenai pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, rumusan hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Adapun bab II membahas teori tentang metode pembelajaran yang meliputi: pengertian metode, pengertian pembelajaran, media (sarana) pembelajaran serta sikap guru dan membahas teori tentang ibadah anak (siswa) yang meliputi: pengertian ibadah, faktor yang mempengaruhi ibadah, serta bentuk ibadah anak.
BAB III : Bab ini meliputi gambaran umum Madina Mazroatul Ulum Karangmalang dengan uraian tentang: sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi pengurus dan madrasah, keadaan guru dan siswa, kegiatan madrasah serta data khusus tentang metode pembelajaran mata pelajaran Fashalatan dan relevansinya dengan pelaksanaan ibadah siswa kelas V Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Gebog Kudus tahun pelajaran 2003/2004.
Dan selanjutnya kami analisa pada bab IV
BAB IV : Pada bab ini peneliti menjelaskan analisa non statistik (kualitatif), yang selanjutnya agar lebih jelas akan dibantu dengan analisa statistik (kuantitatif).
BAB V : Bab ini meliputi: kesimpulan, saran-saran serta penutup.
3. Bagian Akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
Abi Husain Muslim, Shahih Muslim, Darul Fikr, Beirut, 1993.
Al-Qur'an, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, 1971.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1993.
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001.
Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta, 1986.
Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 1996.
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, CV Alfa Beta, Bandung, 2002.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch I, Yasbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984.
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Rosda Karya, Bandung, 2000.
WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995.
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FASHALATAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH
SISWA KELAS V MADINA MAZROATUL ULUM KARANGMALANG GEBOG KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2003/2004
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
MOH. CHARIS
NIM : 100 314
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
2004
[1]Abidin Ibnu Rusd, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogkarta, 1998, hlm. 55.
[2]Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 133.
[3]Al-Qur'an, Surat Al A’raf ayat 96, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, 1971, hlm. 237.
[4]Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 219.
[5]Abi Husain Muslim, Shahih Muslim, Darul Fikr, Beirut, 1993, hlm. 556.
[6]Zuhairini, et.al, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm. 179.
[7]Abdurrahman Saleh Abdullah, Op. Cit, hlm. 205.
[8]Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Rosda Karya, Bandung, 2000, hlm. 11.
[9] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hlm. 747.
[10] Ibid, hlm. 652.
[11] Ibid, hlm. 14.
[12] Ibid, hlm. 866.
[13] Ali Imron, Kepala Madina Mazroatul Ulum Karangmalang Wawancara Pribadi Juni 2004.
[14] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., hlm. 755.
[15] Ibid., hlm. 10.
[16] Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch I, Yasbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984, hlm. 63.
[17] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 69.
[18] Syaifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm. 5.
[19] Ibid, hlm. 99.
[20] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 102.
[21] Ibid., hlm. 78.
[22] Ibid., hlm. 115.
[23] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 104.
[24] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 10.
[25] Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 1996, hlm. 8.
[26] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 63.
[27] Ibid, hlm. 136.
[28] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 234.
[29] Koenjoroningrat, Op. Cit, hlm. 173.
[30] Koentjoroningrat, Ibid., hlm.
[31] Henry Van Loer, Sains Bagian Pertama Ilmu Pengetahuan Secara Umum, LIPMI, Yogyakarta, 1995, hlm. 75.
[32] Muhaimin A. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Operasionalnya, Trigenda Karya, Bandung, 1993, hlm. 12.
[33] Syaifuddin Anwar, Op. Cit., hlm. 12.
[34] Winarno Surakhmad, Dasar Teknik Research, Tarsito, Bandung, hlm. 136.