Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar yang dinyatakan dalam bertingkah laku berdasarkan pengalaman lama yang membawa pada perubahan baru. Sedangkan tingkah laku sebagai hasil dari belajar hanya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Soemadi Suryabrata, faktor yang mempengaruhi belajar seseorang ada dua macam yaitu :
  1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar
  2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar [1]
Menurut Moh. Uzer Usman, prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor intern dan ektern.[2]

1)      Faktor yang berasal dari luar diri pelajar
Menurut Soemadi Suryabrata, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
  • Faktor non sosial
  • Faktor sosial
Moh. Uzer Usman mengemukakan, yang termasuk faktor belajar dari luar (esktern) yaitu :
1)      Faktor sosial yang terdiri dari :
a.       Lingkungan keluarga
Sebagaimana diketahui bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga. Keluarga yang sehat akan menentukan sekali keberhasilan pendidikan anak-anaknya yaitu pendidikan masyarakat, bangsa dan negara.
Orang tua yang kurang memperhatikan atau sama sekali tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya dalam belajar atau dalam mengatasi kesulitan-kesulitan anaknya dapat menyebabkan anak kurang atau tidak berhasil dalam belajarnya. Anak yang sebenarnya atau tidak diberi motivasi orang tuanya akan mengalami tetapi mendapatkan perhatian yang serius dari orang tuanya, yaitu dorongan serta didikan yang diberikan di rumah, maka anak tersebut akan dapat mencapai prestasi yang baik.

b.      Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah juga akan mempengaruhi prestasi belajar anak, misalnya metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dan siswa, keadaan sarana dan prasarana seperti : gedung, peralatan sekolah, dan lain-lain. Itu semua sangat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar anak didik.
 
c.       Lingkungan masyarakat
Lingkungan sekolah dengan lingkungan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena keberadaan sekolah di tengah masyarakat. Tentu saja siswa yang hidup di lingkungannya tersebut tidak dapat lepas dari pengaruhnya. Misalnya dalam pergaulan, cara belajarnya dan sebagainya. Untuk itu, perlu diciptakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh positif bagi anak sehingga anak dapat berhasil belajarnya.

2)      Faktor budaya, misalnya adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

3)      Faktor lingkungan fisik, misalnya rumah dan fasilitas belajar.

4)      Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.[3]

2)      Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

Faktor ini umumnya berasal dari dalam diri anak yang meliputi dua unsur, yaitu unsur fisiologis dan unsur psikologis.

Unsur fisiologis atau jasmaniah ini dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, karena dalam belajar membutuhkan tenaga yang baik dan cukup sehingga akan menghasilkan belajar yang efektif. Oleh karena itu kesehatan jasmani sangat penting sekali diperhatikan. Anak yang tidak sehat, kurang gizi, kurang tidur, dan sebagainya tidak akan belajar baik dan efektif. Kekurangan gizi makan juga akan mengakibatkan lekas mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Demikian juga fungsi-fungsi jasmani tertentu juga akan mempengaruhi terhadap aktivitas belajar, terutama panca indera seperti : mata, telinga, dan sebagainya. Sebab seseorang dapat melihat dunia sekelilingnya dengan menggunakan panca inderanya. Kesehatan serta kesempurnaan panca inderanya merupakan sarat penting agar anak dapat belajar secara efektif dan efisien.

Adapun unsur psikologis yang kedua adalah unsur psikologis, yang termasuk unsur psikologis adalah intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.[4]
________________________________________
[1] Soemadi Suryabrata, Op. Cit, hlm. 283.
[2] Drs. Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 9.
[3] Ibid, hlm. 10.
[4] Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta, 1992, hlm. 38.