Guru sebagai tenaga profesional di
bidang kependidikan, harus mengetahui dan memahami hal-hal yang bersifat teknis
dalam proses belajar mengajar. Hal-hal teknis ini terutama kegiatan mengelola
dan melaksanakan interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki
modal dasar yakni kemampuan mendesain program dan ketrampilan mengkomunikasikan
program itu kepada anak didik. Dua modal ini telah terumuskan di dalam
kompetensi yang harus dimiliki guru.[1]
Kompetensi guru dikembangkan
berdasarkan pada analisa tugas-tugas yang harus dilakukan guru. Oleh karena itu
kompetensi yang dimiliki guru tersebut secara operasional akan menerminkan
fungsi dan peranan guru dalam membelajarkan anak didik kemampuan seorang guru
sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi interaksi belajar mengajar yang
efektif.
Dalam menciptakan interaksi belajar
mengajar yang efektif sangat diperlukan seorang guru yang kompeten, sebab kalau
hanya mengetahui macam-macam metode, mampu merencanakan dengan baik saja belum
menjamin kesuksesan seorang guru. Oleh sebab itu salah satu faktor yang paling
banyak mempengaruhi dalam interaksi belajar mengajar adalah faktor guru.
Adapun faktor-faktor yang melekat
pada guru yang berpengaruh adalah :
1.
Kepribadian
Termasuk di dalamnya tingkah laku,
wibawa, karakter, dan lain-lain yang akan berpengaruh terhadap proses
interaksi.
2.
Penguasaan bahan
Sukses tidaknya proses interaksi dengan baik akan terpengaruh
juga oleh menguasai tidaknya seorang guru menguasai bahan pelajaran yang
diberikan.
3.
Penguasaan kelas
Menguasai tidaknya kelas dari seorang guru akan berpengaruh terhadap
proses interaksi edukatif yang ada.
Banyak terjadi keributan kelas, penuh ketegangan itu semua karena antara lain
guru tidak menguasai kelas.
4.
Cara guru berbicara
Cara guru dalam berbicara atau berkomunikasi dengan murid
sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Dengan demikian harus
diusahakan agar berbicara yang mudah dipahami oleh anak didik.
5.
Cara menciptakan suasana kelas
Suasana kelas yang baik harus diciptakan oleh guru, misalnya
dalam hal menempatkan anak didik di tempat duduknya, mengarahkan kegiatan
belajar mengajar, membantu murid, menghargai sikap dan pendapat murid.
6.
Memperhatikan prinsip individualitas
Ini harus didasari sebab setiap anak didik mempunyai
perbedaan kemampuan, perbedaan kecakapan, dan lain-lain. Maka seorang guru
jangan terlalu menyamakan kemampuan anak didik tersebut.
7.
Seorang guru yang baik bersifat terbuka, mau bekerja
sama, tanggap terhadap inovasi serta mau dan mampu melaksanakan
eksperimen-eksperimen dalam kegiatan mengajarnya.[2]
Di sini jelas bahwa untuk menciptakan interaksi
belajar mengajar yang efektif diperlukan suatu kemampuan (kompetensi) dari
seorang guru.