Didalam proses
belajar mengajar, guru sebagai pendidik harus berhadapan dengan siswa secara
individual, kelompok dan klasikal. Bentuk-bentuk mengajar yang demikian ini
akan mencerminkan aktivitas belajar dan mengajar yang berbeda-beda antara
bentuk yang satu dengan bentuk yang lainnya. Demikian juga hal ini akan
mencerminkan aktivitas dan kadar keaktifan siswa-siswi yang berbeda pula.
Bentuk individual tidak sama dengan bentuk yang kelompok, bentuk yang kelompok
tidak sama dengan bentuk yang klasikal dan bentuk yang klasikal tidak sama
dengan bentuk yang individual.
Pembelajaran secara
individual adalah kegiatan belajar mengajar guru yang menitikberatkan pada
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.[1]
Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi
(1) tujuan pengajaran, (2) siswa sebagai subjek yang belajar, (3) guru sebagai
pembelajar, (4) program pembelajaran dan (5) orientasi dan tekanan utama dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan pengajaran
pada pembelajaran individual dimaksudkan pemberian kesempatan dan keleluasaan
siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri. Dalam pengajaran individual,
awal pelajaran adalah kemampuan apersepsi tiap individual. Sedangkan kedudukan
siswa dalam pembelajaran individual ini bersifat sentral. Yakni dalam hal ini
siswa mempunyai kebebasan menggunakan waktu belajar.
Pembelajaran secara
kelompok merupakan bentuk salah satu pengajaran guru di dalam kelas. Dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil,
dimana dalam kelompok tersebut guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada
tiap anggota kelompok lebih intensif.