Imam al-Ghazali sebagai tokoh yang memiliki kemampuan multi dimensional dalam arti beragam disiplin ilmu yang dia kembangkan. Ide-ide yang dia sajikan secara kritis senantiasa dihubungkan atau dilihat dalam perspektif agama. Pandangan-pandangannya sarat dengan nuansa sufistik. Hal tersebut menyebabkan Imam al-Ghazali mempunyai arti tersendiri dalam dunia pendidikan.
Di Indonesia, pengaruh dari pandangan dan ide-ide Imam al-Ghazali yang sarat dengan nuansa sufistik itu, bisa dilacak dari lembaga-lembaga pendidikan agama, khususnya pondok pesantren, yang banyak menggunakan referensi karangannya dalam berbagai aktifitas pendidikannya. Salah satu karangannya yang banyak dikonsumsi oleh kalangan pesantren adalah kitab احياء علوم الدين.
Paling tidak, pengaruh yang ditimbulkan oleh Imam al-Ghazali adalah bahwa seseorang kemudian menganggap perlu membaca karya-karyanya, terutama yang berkaitan dengan persoalan pendidikan. Dari hasil telaah tersebut kemudian diinternalisasi dalam pola kognisi seseorang dan pada gilirannya, pemikiran Imam al-Ghazali itu akan melandasi pola pikir, sikap, dan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari adanya pendidikan.
Di Indonesia, pengaruh dari pandangan dan ide-ide Imam al-Ghazali yang sarat dengan nuansa sufistik itu, bisa dilacak dari lembaga-lembaga pendidikan agama, khususnya pondok pesantren, yang banyak menggunakan referensi karangannya dalam berbagai aktifitas pendidikannya. Salah satu karangannya yang banyak dikonsumsi oleh kalangan pesantren adalah kitab احياء علوم الدين.
Paling tidak, pengaruh yang ditimbulkan oleh Imam al-Ghazali adalah bahwa seseorang kemudian menganggap perlu membaca karya-karyanya, terutama yang berkaitan dengan persoalan pendidikan. Dari hasil telaah tersebut kemudian diinternalisasi dalam pola kognisi seseorang dan pada gilirannya, pemikiran Imam al-Ghazali itu akan melandasi pola pikir, sikap, dan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari adanya pendidikan.