Sebelum penulis
menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak,
maka terlebih dahulu penulis membahas tentang faktor-faktor yang mendorong
seorang anak untuk berperilaku.
Manusia sebagai mahluk individu hidup dalam suatu dunia yang
bukan dirinya sendiri tetapi mutlak memerlukan bantuan untuk hidup dan
berkembang. Bantuan tersebut bisa datang dari dalam maupun luar dirinya
sehingga mendorong manusia untuk melakukan perbuatan atau sikap atau perilaku.
Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berbuat sesuatu
atau melakukan sesuatu, antara lain :
a.
Dorongan nafsu untuk mempertahankan diri
Manusia akan mencari makan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya,
menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup dan sebagainya.
b.
Dorongan nafsu untuk mengembangkan diri
Dorongan ingin tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum
diketahuinya. Pada dorongan inilah yang menjadikan manusia lebih maju dan
modern.
c.
Dorongan nafsu untuk mempertahankan diri
Manusia maupun hewan secara sadar atau tidak sadar selalu berusaha dan
menjaga agar jenis dan keturunannya tetap dapat hidup dan berkembang. Dorongan
ini terjelma adanya penjodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara
dan mendidiknya.[1]
Bermacam-macam tingkah
laku yang dilakukan oleh siswa, baik itu yang menguntungkan maupun yang tidak
adalah pengaruh dari beberapa faktor yang mempengaruhi. Untuk itu penulis akan
membatasi tiga faktor, namun tidak berarti penulis mengesampingkan faktor yang
lain, tetapi beberapa faktor berikut ini adalah yang paling dominan pengaruhnya
terhadap perkembangan perilaku siswa, yaitu :
a.
Faktor Hubungan Orang Tua dengan Anak
Kurang adanya perhatian dan bimbingan
yang baik dari orang tua dapat menyebabkan anak bersikap kurang baik dan merugikan
orang lainjuga dirinya sendiri. Hal ini jelas karena orang tua adalah pendidik
yang utama dan pertama dalam keluarga terhadap anak. Dalam hal ini membutuhkan
hubungan yang baik antara orang tua dan anak, karena tanpa hubungan yang baik
akan berakibat sulit diatur atau bersikap keras kepala, sombong, melakukan
kemauan sendiri. Orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh akan sikapnya terhadap orang tuanya
dipermulaan hidupnya dahulu.[2]
Dengan ini jelaslah bahwa adanya hubungan baik antara anak dengan orang tuanya,
di sekolah dengan gurunya dan sesama teman, peraturan sekolah selalu diingat,
dilaksanakan karena menjadi tanggung jawab sebagai anak didik.
Dengan kata lain akan selalu bersikap
dan bertingkah laku yang baik. Dalam keadaan keluarga yang memungkinkan
timbulnya kenakalan anak antara lain :
1)
Rasa cinta kasih yang tidak adil atau merata terhadap
anak.
2)
Disharmonis dan broken home dalam rumah tangga.
3)
Kesibukan-kesibukan orang tua di luar rumah karena
alasan pekerjaan sehingga anak-anak kurang mendapat perhatian atau bimbingan.
4)
Kurang contoh atau suri tauladan yang baik dari orang
tua.
5)
Kurang memberikan dasar pendidikan agama, mental atau
budi pekerti yang baik dari orang tua.[3]
b.
Faktor Pergaulan
Orang tua mempunyai tugas pertama
dalam mengarahkan anak, namun kekuasaan orang tua terbatas dalam keluarga saja.
Namun setelah anak-anak menginjak remaja atau dewasa dalam arti telah memasuki
sekolah, pengaruh diri anak semakin komplek dari berbagai macam penjuru. Salah
satu faktor yang sangat berperan pengaruhnya adalah pergaulan yang baik.
Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang mendatangkan keuntungan dan
penambahan pengetahuan bagi diri anak, misalnya untuk belajar kelompok berteman
dengan teman yang suka berbuat terhadap sesama dan lain-lainnya. Ini semua akan
mendatangkan kebaikan pada diri anak dan pembentukan pribadi anak mengarah
kepada kebaikan dan kedewasaan yang sempurna dalam arti mampu bertanggung jawab
terhadap apa yang diperbuatnya. Dengan demikian jelas nampak bagi kita bahwa
berhubungan baik terhdap sesama memang penting dan perlu diwujudkan. Bila
pergaulan terjadi pada diri siswa sendiri tanpa pengawasan dari guru atau orang
tua tentu hasilnya tergantung siapa yang menjadi temannya, bahkan bila temannya
senang akan melakukan hal-hal yang tidak baik.
c.
Faktor pembawaan
Faktor ini juga ikut berperan dalam
menentukan baik atau tidaknya sikap dan tingkah laku seorang anak, baik itu di
rumah atau di sekolah. Pada faktor ini erat kaitannya dengan peran serta guru
dan orang tua karena pembawaan anak dapat dirubah dengan cara membimbing dan
mengarahkannya, baik itu dari orang tua sendiri maupun seorang guru yang
bersangkutan. Antara bimbingan dan perubahan perilaku ada hubungan yang searah,
artinya dengan adanya bimbingan yang baik akan menghasilkan sikap dan tingkah
laku yang baik pada diri anak didik. Proses bimbingan yang diberikan pada diri
anak dari orang tua maupun guru sehingga tanggung jawab formal telah dapat
dilaksanakan dengan baik, maka harapan untuk menciptakan siswa yang bersikap
dan bertingkah laku yang baik akan dapat diwujudkan.