Hubungan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Guru merupakan unsur manusiawi dalam lembaga pendidikan formal. Di lembaga inilah sebagai dunia kehidupan guru yang sebagian besar waktu guru dihabiskan. Ia hadir untuk mengabdikan diri kepada siswa yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan.

Guru dan siswa adalah dua sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan bagai orang tua dan anak yang terikat dalam tali jiwa. Di mana ada guru di situ ada siswa yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan belajar, mereka berada dalam kesatuan dwi tunggal yang seiring dan setujuan. Hubungan mereka merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa, bahkan yang menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagusnya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa tidak harmonis, maka dapat menciptakan proses dan hasil pembelajaran yang tidak diinginkan.

Hubungan guru dan siswa yang tidak harmonis biasanya sering tidak disukai siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sikap guru kasar dan keras, berprilaku yang menyimpang, dingin dalam hubungan mereka sehingga dapat menjadi pendorong utama siswa untuk berprilaku negatif.

Dalam pengabdiannya, guru tidak hanya bersandar tuntutan pekerjaan tetapi juga sebagai panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani sehingga ia dapat merasakan jiwanya lebih dekat dengan siswanya. Dengan demikian guru merupakan cerminan pribadi yang mulia, ia dengan rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan siswanya demi membimbing, mendengarkan keluhan, menasehati, membantu kesulitan siswa dalam segala hal yang bisa menghambat aktivitas belajarnya, merasakan kedukaan siswa, bersama-sama dengan siswa pada waktu senggang, berbicara dan bersendau gurau di sekolah, di luar jam kegiatan kelas, bukan hanya duduk di kantor dengan dewan guru dan membuat jarak dengan siswa.

Sebelum mengawali pengabdiannya tersebut, guru harus menanamkan niatnya untuk mendidik siswa agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, cakap dan terampil, bersusila harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat fiqur yang diteladani oleh semua pihak terutama siswa. Dengan demikian guru dapat meluruskan tingkah laku dan perbuatan siswa yang kurang baik terutama peningkatan kualitas belajar siswa, peran guru menjadikan salah satu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.