Hubungan Intensitas mengikuti kegiatan kokurikuler Pendi­dikan Agama Islam dengan Pemahaman Keagamaan

Sebelum  dijelaskan mengenai  hubungan  intensitas mengikuti kegiatan  kokurikuler Pendidikan  Agama  Islam dengan pemahaman keagamaan, terlebih dahulu akan dijelas­kan pengertian tentang intensitas.

Secara  harfiyah  intensitas berasal  dari  bahasa Inggris "Intensity", yang artinya "intensitas" :  keheba­tan.114   Intensitas juga berarti "kebulatan tenaga  (yang dikerahkan untuk suatu usaha)". Dari arti harfiyah  dapat diambil suatu pengertian bahwa "intensitas adalah keheba­tan,  kesungguhan, atau kebulatan tekad dan  tenaga  yang dikerahkan untuk melakukan suatu usaha".115

Jadi  intensitas  mengikuti  kegiatan  kokurikuler adalah  kehebatan atau kesungguhan atau kebulatan  tenaga (fisik dan psikis) yang dikerahkan untuk melakukan  akti­fitas dalam mengikuti kegiatan kokurikuler.

Dengan  mengikuti kegiatan kokurikuler  itu  akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku  baik  berupa perubahan  pengetahuan,  pemahaman, nilai  sikap  maupun ketrampilan.  Perubahan  tingkah laku itu  akan terwujud manakala dalam mengikuti dengan sungguh-sungguh,  kebula­tan tekad, tenaga disertai dengan  motivasi,  perhatian, minat dan aktivitas. Dengan kata lain mengikuti  kegiatan kokurikuler dilakukan dengan intensitas yang tinggi.

Intensitas  mengikuti kegiatan  kokurikuler   yang tinggi  akan menghasilkan hasil pemahaman kegamaan   yang tinggi  pula,  sebaliknya intensitas  mengikuti  kegiatan kokurikuler   yang  rendah  akan menghasilkan  pemahaman keagamaan  yang  rendah pula. Jadi  intensitas mengikuti kegiatan kokurikuler sangat menentukan terhadap pemahaman keagamaan.  Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT  dalam surat An-Najm ayat 39 :

Artinya:  Dan bahwasannya seseorang manusia tiada memper­oleh selain apa yang telah diusahakannya. (Q.S. An Najm :39)116

Firman  Allah di atas juga diperkuat dengan  surat Az Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi :

Artinya: Maka  barang  siapa  yang  mengerjakan  kebaikan sebarat dzarrahpun,  niscaya Dia  akan  melihat (balas)Nya.  Dan barang siapa  yang  mengerjakan keburukan  sebrat dzarrahpun, niscaya Dia  akan melihat (balas)Nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah :  7-8).117

Dari  kedua  ayat tersebut di atas  dapat  diambil pengertian bahwa seseorang akan memperoleh sesuatu sesuai dengan  apa  yang diupayakan dan  dilakukannya.  Semakin sungguh-sungguh  usaha yang dilakukan, maka akan  semakin baik pula hasil yang diperolehnya.

114 Wojowasito,  dkk., Kamus  Lengkap  Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Hasta, Bandung, 1982, hlm. 88.
115 Mas'ud  Hasan Abdul Qahar, Kamus Ilmiah  Populer, Bintang Pelajar, Semarang, t.th., hlm. 137.
116 Soenarjo,   Al-Qur'an  dan  Terjemahnya,   Yayasan Penyelenggara  Penterjemah  Al-Qur'an, Jakarta,  1989,  hlm. 874.
117 Ibid., hlm. 1087.