A. Pengertian Pembelajaran
Agar memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang pengertian
pembelajaran, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa
definisi tentang belajar menurut beberapa ahli.
a. W.S. Winkel
"Belajar adalah suatu
aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas".25
b. Musthofa Fahmi
Artinya : Belajar adalah suatu perumpamaan
dari proses perubahan atau penyempurnaan dalam tingkah
laku atau pengalaman.26
c. Clifford T. Morgan mengatakan bahwa:
c."Learning is any relativly
permanent change in behavior that is result of past
experience".27
Artinya: Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku sebagai suatu hasil dari pengalaman yang
lampau.
d. Sedangkan
Shalah Abdul Aziz mengartikan bahwa belajar
adalah:
Artinya:
Belajar adalah perubahan dalam pikiran pelajar,
yang bersumber dari pengalaman yang lampau,
kemudian menjadilah suatu perubahan yang baru.
Dari berbagai
definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli tersebut, dapatlah diambil
suatu pengertian bahwa:
- Belajar merupakan suatu aktivitas atau
usaha yang disengaja.
- Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan
tingkah laku, berupa yang baru, baik yang segera nampak atau
tersembunyi dan merupakan penyempurnaan terhadap
sesuatu yang sudah ada.
- Perubahan itu merupakan hasil
pengalaman atau interaksi dengan lingkungan
- Perubahan tersebut relatif permanen dan konstan.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha
aktif yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang sifatnya relatif
permanen, sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi dengan
lingkungannya.
Dengan definisi
dan pengertian belajar, selanjutnya akan dijelaskan
pengertian pembelajaran.
Secara harfiyah
pembelajaran berasal dari dari kata "belajar" yang
mendapat awalan pe- dan akhiran -an.
Sebelum
mengartikan pembelajaran terlebih dahulu peneliti mengartikan
definisi pebelajar dan pembelajar.
Pembelajar yaitu subjek
yang belajar (siswa), dan pembelajar adalah subjek (guru) yang
mengajar atau "membelajarkan" pebelajar (siswa).
Pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk memuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.29
Jadi
pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram yang sudah terdapat dalam tujuan instruksional, agar
siswa belajar dengan aktif sesuai dengan bahan
pelajarannya dan tujuan yang telah ditentukan.
B. Pembelajaran yang efektif
Pembelajaran
adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru
dengan siswa atau juga antara sekelompok siswa, dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap, serta
memantapkan apa yang dipelajari itu.30
Pembelajaran yang
efektif merupakan proses sirkuler, yaitu berupa
lngkaran yang setidaknya terdiri atas empat komponen, yakni:
1.
Mengadakan
asesmen / penilaian
2.
Merencanakan
3.
Mengajar
4.
Membimbing
latihan/reinforcement.31
Pembelajaran Salah satu aspek yang penting dalam
pengembangan pribadi individu adalah pengembangan sikap belajar
untuk mewujudkan pribadi yang tidak saja menguasai pengetahuan
dan keterampilan dalam alih ilmu yang begitu cepat terjadi,
tetapi juga dapat mengembangkan dirinya sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat yang menjadi pribadi yang kreatif
dan berintegritas tinggi, yang terus menerus dapat mengelola dirinya
dalam perubahan cepat yang terjadi di dalam masyarakat. Untuk itu
diperlukan pembelajaran efektif sesuai dengan kebutuhan unik
dari setiap individu atau kelompok belajar di dalam masyarakat kita
dalam memenuhi tuntutan perkemba ngan zaman. Efektif di
sini dalam artian jika hal-hal yang direncanakan dalam kurikulum dapat
terlaksana dengan baik dan hal-hal yang dapat dilaksanakan dan
dicapai menunjukkan persentase yang besar atau paling tidak jauh
dengan perencanaan.
1. Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang efektif diantaranya:
a. Pemanasan
b. Pengamatan
c. Interpretasi dan pengamatan
d. Peramalan
e. Aplikasi konsep
f. Perencanaan penelitian.32
a. Pemanasan
Pemanasan ini
dimulai dengan semacam "urun pikiran" (saling
menyumbang pikiran/brain storming tentang "gambaran
mental" yang dimiliki subyek didik tentang topik yang dipelajarinya.Bila
topik itu baru maka harus ada pengalaman langsung yang dapat
menjembataninya. Penghayatan pengalaman ini untuk subyek didik pada
tingkat rendah dapat dilaksanakan secara nyata. Serta dapat memberi
kesenangan anak didik sebagai jalan yang mengarah kepada titik
tolak yang sama dalam melibatkan subyek
secara mental, emosional dan fisik.
b. Pengamatan (observasi)
Ini berarti dituntutnya
penggunaan indera yang diperlakukan untuk memperoleh informasi sebanyak
mungkin. Melalui kegiatan mengamati kita dapat belajar tentang dunia
sekitar kita yang fantastis.
c. Interpretasi dan Pengamatan
c. Penghayatan yang lebih dalam dari
kejadian tersebut diatas adalah mencatat ciri khas dari suatu obyek
tertentu yang merupakan pola-pola yang harus dideteksi dalam
suatu rangkaian observasi. Penemuan pola itu
adalah basis untuk menemukan arti hubungan dan menyarankan
kesimpulan menginterpretasikannya.
d. Peramalan (prediction)
d.Peramalan adalah suatu terkaan
bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui melalui
observasi fakta, kejadian atau data hari ini maupun dari massa yang
lalu. Subjek didik harus dibantu membedakan ramalan dan terkaan.
Harus ada alasan untuk suatu ramalan yang
didasarkan pada observasi dari data tertentu. Jadi proses peramalan
bertumpu dari penalaran terhadap observassi tertentu dengan
mengantisipasi kejadian yang akan datang secara hipotesis.
Antisipasi terhadap masa yang akan datang ini
dapat dilatih melalui proses peramalan yang bertumpu dari penalaran
pengamatan tertentu.
e. Aplikasi Konsep
e.Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru atau menggunakan pengalaman baru sebagaimana timbul
dalam usaha menerjemahkan apa adanya, merupakan upaya
mengorganisasikan struktur pikirannya dengan jelas.
f. Perencanaan penelitian
f.Setiap mata pelajaran sebenarnya sejak
dini harus diarahkan kepada berbagai proyek kecil yang mengacu
kepada penelitian ilmiah. Untuk itu perlu diajarkan
perencanaan penelitian sejak dini dengan cara melakukannya.
f.Pembelajaran sebagaimana diatas
merupakan usaha untuk menjadikan peserta didik
lebih bertanggung jawab dan lebih mandiri dalam
mengembangkan pelajarannya sendiri, dengan menjadikan
materi pelajaran sebagai suatu pengetahuan yang melekat dan
bukan pengetahuan sesaat.
2. Pendekatan CBSA dan
Pendekatan keterampilan Proses dalam Pembelajaran
a. Pendekatan CBSA
Pendekatan CBSA
dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
kepada pengoptimalisasian pelibatan
intelektual-emosional siswa dalam pembelajaran,
dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan.33
Raka Joni
mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai
karakteristik berikut:
1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat
pada siswa.
2. Guru adalah pembimbing dalam
terjadinya pengalaman belajar.
3. Tujuan kegiatan tidak hanya untuk
sekedar mengajar standar akademis.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
lebih menekankan pada kreativitas siswa.
5. Penilaian, dilaksanakan untuk
mengamatai dan mengukur kegiatan dan kemajuan siswa.34
Melalui
diskursus dalam CBSA akan dapat membantu meratakan jalan yang
ditopang oleh kegiatan ko dan ekstra kurikuler sebagaimana
yang selama ini diadakan dalam bulan Ramadhan misalnya pesantren
kilat dan kegiatan yang lainnya.
a. Pendekatan Ketrampilan Proses
Pendekatan
ketrampilan proses dapat diartikan sebagai
wawasan atau anutan pengembangan ketrampilan-ketrampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam
diri siswa.35 Pendekatan
ketrampilan proses juga berarti pendekatan
yang menuntut aktivitas belajar siswa secara mandiri agar dia
mengalami sendiri proses pendapatan pengetahuan
dengan kemampuan yang ada dalam dirinya.36
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan proses
antara lain:
a. Pendekatan
ketrampilan proses sebagai wahana penemuan
dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan bagi diri siswa.
b. Fakta, konsep,
dan prisnip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan
siswa berperan pula menunjang pengembangan ketrampilan
proses pada diri siswa.
b. Interaksi antara pengembangan
ketrampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Pendekatan
Ketrampilan proses, saling berinteraksi dan berpengaruh satu
dengan yang lain.37
25 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia,
Jakarta, 1989, hlm. 36.
26 Musthofa Fahmi, Sikolojiah al Ta'allum, Darul
al Fikri, Mesir,t.th., hlm. 24.
27 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, MC
Crow Hill Book Company, New York, 1961, hlm. 187.
28 Shalah Abdul Aziz,
Al Tarbiyah wa Turuqu al Tadris, Darul
al-Ma'arif, Mesir, 1979, hlm. 169.
29 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka
Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 297.
30 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Bina
Aksara, Jakarta,Bandung, 1989, hlm.
102.
31 Ibid,
hlm.103.
32
Conny R. Semiawan, Mencari
Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang
Abad XXI, Grasindo, Jakarta, 1991, hlm 170-174.
33 Dimyati, Mudjiono, Op. Cit., hlm. 115.
34 Ibid., hlm. 120-121.
35 Ibid., hlm. 138.
36 PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, Pustaka Pelajar , Yogyakarta, 1998, hlm. 146.
37 Ibid., hlm. 139.