Pengertian Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak

 Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu timbul kehendak untuk mencukupinya atau memenuhinya. Kehendak ini dapat disamakan pula dengan tenaga pendorong supaya berbuat sesuatu, bertingkah laku.[1]
Sedangkah menurut W.J.S. Poerwadarminta, kebutuhan adalah barang apa yang diperlukan (dibutuhkan).[2]
Menurut pendapat di atas mengenai arti-arti batasan dari kebutuhan pada hakekatnya sama. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh sebab itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Sedangkan yang dimaksud kehendak yaitu tenaga pendorong untuk berbuat sesuatu dan bertingkah laku.
Kebutuhan yang diperlukan anak itu bermacam-macam jenisnya dari semuanya itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dasar yang ada pada diri anak itu dapat menimbulkan motif-motif yang merupakan tenaga untuk mendorong untuk membangkitkan serta memberikan arah pada tingkah laku setiap tingkah laku merupakan bentuk dari pemenuhan suatu kebutuhan. Pada prinsipnya setiap tingkah laku adalah merupakan manifestasi dari usaha pemenuhan kebutuhan. Tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan bagi anak remaja dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
a.      Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari kelompok teman sebaya (peer-group).
b.      Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari orang tua anak itu sendiri.[3]
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggunakan kelompok yang kedua yaitu kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan dari orang tua. Dengan demikian dapat penulis kemukakan bahwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh orang tua terhadap putra-putrinya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, psikis dan sosial.


[1] Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, PT. Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1988, hlm. 15.
[2] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hlm. 173.
[3] Andi Mampiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 153.