Oleh
:
FARICHATIN NIHAYAH
A. Latar
Belakang Masalah
Bimbingan
dan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi
antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan, dan materi
kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, sistem administrasi dan supervisi
pendidikan, sistem penyampaiaan, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta
bimbingan konseling.
Bimbingan
merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang
dapat timbul dalam hidupnya. Batuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di
sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang kearah yang semaksimal mungkin.
Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang
tersebut.
Selain itu,
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupanya menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi,
persoaln yang lain timbul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan
yang lain baik dalam sifat maupun kemampuannya.
Ada manusia yang mampu mengatasi permasalahan tanpa bantuan orang lain, tetapi
tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan, yang tidak dibantu
oleh orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Dengan demikian dapat disadari
betapa pentingnya peranan pendidikan dalam membentuk perkembangan kepribadian dan kemajuan
masyarakat, bangsa dan negara seutuhnya. Sehubungan
dengan masalah tersebut diatas maka penyusun tertarik untuk meneliti tentang “Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Perkembangan Psiko-Fisik Siswa Di SMA
Negeri 2 Batu”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah
dipaparkan di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana peran
bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Batu?
2.
Bagaimana perkembangan
psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu?
3.
Bagaimana peran
bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2
Batu?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas maka dapat diketahui tujuan yang
ingin dicapai penelitian ini adalah:
1.
Mendiskripsikan
peran bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Batu
2.
Mendiskripsikan
perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu
3.
Mendiskripsikan
peran bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA
Negeri 2 Batu
D. Manfaat
Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, penulis membagi manfaat
penelitian ini dalam tiga poi, yaitu:
- 1. Secara toeritis, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang psikologi pendidikan.2. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyelenggara pendidikan secara luas dalam perkembangan psiko-fisik siswa dengan pemecahan masalah dibidang bimbingan dan konseling.3. Secara instruksional atau lembaga, penelitian ini akan memberikan masukan yang berharga kepada bimbingan dan konseling dan pengambilan kebijakan pada lembaga pendidikan, juga dapat menjadi rujukan bagi para peneliti selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Pembahasan
Untuk
memfokuskan kajian pada permasalahan yang telah dirumuskan, penulis perlu
menegaskan beberapa hal yang berkaitan dengan judul, yaitu:
Penelitian pertama, tentang bimbingan dan konseling di
SMA Negeri 2 Batu meliputi pengalaman bimbingan dan konseling dalam mengelola
lembaga pendidikan, kedudukan bimbingan dan konseling menurut pandangan guru,
karyawan, siswa, dan masyarakat dalam sekolah.
Penelitian kedua, perkembangan psiko-fisik siswa di SMA
Negeri 2 Batu meliputi perkembangan motor (fisik), kognitif, sosial dan moral
siswa.
Penelitian ketiga, mengenai peran bimbingan dan konseling
dalam perkembangan psiko-fisik siswa di SMA Negeri 2 Batu meliputi tujuan,
prinsip, jenis layanan, tahapan proses dan teknik bimbingan dan konseling,
peran spesifik bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko fisik siswa.
A. Kajian Pustaka
Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang di bimbing agar
tecapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian dengan lingkungan.
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam masalah
kehidupanya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.[1]
Psiko-fisik terdiri dari
perkembangan motor (motor development), perkembangan kognitif (cognitive
development), perkembangan sosial dan moral (social and moral development).[2]
Perkembangan motor, yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam
keterampilan fisik anak (motor skils);
Perkembangan kognitif, yakni
perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan
otak anak;
Perkembangan sosial dan
moral, yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok.
G. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Obyek
penelitian yang diteliti oleh sang peneliti tepatnya berada di SMA Negeri 2 Batu. Tepatnya jalan Hasanuddin IV/631 Batu.
2. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy Moleong sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan. Sedangkan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.3 Adapun
sumber data dalam hal ini adalah:
1)
Sumber Data Primer
Sumber data
primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari
sumber utama atau data yang dikumpulkan atau diolah oleh organisasi yang
menerbitkannya. Data primer ini adalah data yang banyak digunakan, dan
merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data utama yaitu bimbingan
dan konselor, kepala madrasah, para guru, siswa dan staf yang ada di SMA Negeri 2 Batu. Data diperoleh dari wawancara terbuka dan
mendalam yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan
2) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diterbitkan
oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahannya sebagai sumber data
pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer.
Adapun sumber data sekunder yang diperlukan yaitu: buku-buku, foto dan dokumen
tentang SMA Negeri 2 Batu.Data ini didapat atau diperoleh dari dokumen-dokumen sekolah
yang berupa teori, misalnya: program kerja kepala sekolah, hasil penelitain,
literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah ucapan dan
tindakan melalui wawancara dan pengamatan langsung pada objek, informan kunci
(key informan) dan selebihnya dari dokumen-dokumen yang relefan dengan fokus
masalah yang di teliti.
3. Jenis Data
Penelitian
diskriptif adalah penelitian yang menggambarkan isi data yang ada dalam ini
adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan produktifitas
pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meleong bahwa penelitian deskriptif
adalah “laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan”.4
Sedangkan Jenis penelitian yang digunakan adalah analisa
kerja dan aktivitas. Nazir menjelaskan “analisa kerja dan aktifitas (job and
activity analysis)”, merupakan penelitian dengan menggunakan metode diskriptif.
Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktifitas dan
pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.5
4. metode
dan pendekatan penelitian
Peneliti menggunakan metode
kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, menjelaskan
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan-kenyataan ganda, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan responden, metode ini lebih reka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh baersama dan terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.
Menurut Meleong “Metode Kualitatif”
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang dapat
diamati.6
Orientasi teoritik untuk memahami makna
dari kata yang ditemukan sesuai dengan fokus kajian, peneliti menggunakan
pendekatan fenomena seperti yang diungkapkan oleh Meleong tentang pendekatan
fenomenologis yaitu: “yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek
subyektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia
konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka
mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka
disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.7
Bagi peneliti fenomena dapat
dimengerti maknanya secara baik apaila dilakukan interaksi dengan obyek melalui
wawancara mendalam dan observasi pada obyek dimana fenomena tersebut sedang
berlangsung. Oleh karena itu observasi, wawancara dan angket dalam penelitian
kualitatif merupakan tekbik yang digunakan dalam pengumpulan data. Untuk
melengkapi data yang telah diperoleh melalui wawancara, angket dan observasi
ditambah dengan dokumentasi.
Sesuai dengan judul yang peneliti angkat,
maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.
Karena untuk memahami fenomena secara menyeluruh tentunya harus memahami
segenap konteks dan melakukan analisa yang holistik, penjabarannya dengan di
deskriftifkan.8
Ciri-ciri pendekatan kualitatif ada lima:
1)
Menggunakan latar ilmiah.
2)
Bersifat deskriptif.
3)
Lebih mementingkan proses dari pada hasil.
4)
Induktif.
5)
Makna yang merupakan hal yang esensial
5. Tehnis Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menghimpun data secara
empiris. Dari data tersebut dimaksudkan untuk memahami ragam kegiatan yang
dikembangkan menjadi suatu pola temuan peneliti, pola temuan tersebut
selanjutnya diferivikasi dengan menguji kebenarannya bertolak pada data baru
yang spesifik.
Pengumpulan dalam penelitian ini dapat dilakukan apabila
hubungan baik dengan informan terjalin dengan baik, dalam hal ini hubungan
peneliti dengan informan sudah terjalin dengan baik, karena dilapangan
keakraban dengan pihak yang diteliti diupayakan selalu terpelihara mereka tidak
dipandang sebagai objek yang berkedudukan lebih rendah, melainkan sebagai
manusia yang setara, pandangan dan tafsiran informan diutamakan tanpa
mendesakkan pandangan peneliti.
Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Faisal bahwa pelaksanaan pengumpulan data dilakukan
dengan cara antara lain :(1) penciptaan rapport (hubungan baik antara peneliti
dan informan), (2) pemilihan informan (3) pengumpulan data melalui wawancara
(4) pengumpulan data melalui observasi (5) pengumpulan data melalui
sumber-sumber non manusia, dan (6) pencatatan data atau informasi hasil
pengumpulan data bentuk wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tak
terstruktur.9 Faisal juga menyebutkan bahwa biasanya dalam
penelitian kualitatif menggunakan wawancara (1) tidak berstruktur (unstructured
interview), (2) dilakukan secara terang-terangan (overted interview), dan (3)
menempatkan informan sebagai sejawat peneliti (viewing on anather as peers).10
Metode pengumpulan data penelitihan kualitatif dilakukan
secara sirkuler11 sesuai dengan prosedur tersebut maka strategi
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi sebagai
bahan utama yang relevan dan obyektif. Dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah “suatu pengamatan dan pencatatan
secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki".12 metode ini digunakan untuk memperoleh
datatentang letak dan keadaan geografis, sarana dan prasarana pendidikan,
keadaan guru dan murid serta pelaksaan bimbingan dan konseling sekolah
dalam proses pendidikan, meliputi sejarah berdirinya sarana dan prasarana yang
menyebabkan kemajuan baik yang dimanfaatkan guru maupun siswa.
2. Metode Interview
Metode
interview adalah “cara pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah dan pola yang diterapkan di SMA
Negeri 2 Batu. Dalam hal
ini pihak-pihak yang di interview adalah kepala sekolah, guru dan karyawan.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah “apabila menyelidiki ditujukan dalam penguraian
dan penjelasan apa yang telah lalu dengan melalui sumber-sumber dokumen.14 Metode ini digunakan untuk mengetahui
gambaran umum sekolah, sejarah berdirinya dan sebagainya.
4. Metode Angket
Metode
angket atau Questionaire adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan
untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.15
Responden
adalah orang yang memberikan tangggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan.16
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang
kualitas bimbingan dan konseling khususnya dalam menangani
siswa-siswi dalam
pelaksanaan pendidikan.
Dan angket ini sebagai pernyataan yang
ditujukan kepada bimbingan dn konselor di SMA Negeri 2 Batu.
6. Tehnik Analisa Data
Teknik analisis
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif
analisis data ini dilakukan secara berulang-ulang (cyclical) untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, secara
teoritis analisis dan pengumpulan data dilaksanakan secara berulang-ulang guna
memecahkan masalah17Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto "pada umumnya penelitian deskriptif
merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitianya tidak
perlu merumuskan hipotesa.1827Dengan menggunakan metode deskriptif
ini, penulis dapat menyajikan data yang ada, baik dengan metode informan maupun
analisis kemudian diolah untuk kesempurnaan penulis skripsi.Data kualitatif
terdiri dari kata-kata bukan angka-angka dimana mendiskripsikannya memerlukan
interprestasi sehingga diketahui makna dari data dalam hal menganalisis data
ini,19 sedangkan menurut Moleong, pekerjaan
menganalisis data adalah suatu kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberi kode dan mengkatagorikan dengan tujuan menemukan tema dan hipotesis
kerja.20 peneliti memperhatikan anjuran yang
dikemukakan oleh Milles dan Huberman bahwa ada tiga tahapan yang dikerjakan
dalam analisis data yaitu :1.Data reduction, 2. Data display, 3. Data
conclusion drawing / verification,21
tahap reduksi data sama dengan data yang
diperoleh dilapangan dipilih hal-hal yang pokok, dikelompokkan kepada hal-hal
yang berkaitan dengan fokus antara lain:
1.
Reduksi Data
Adalah pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan, karena itu reduksi data
dilakukan secara berkesinambungan mulai awal kegiatan hingga akhir pengumpulan
data, baik pembuatan singkatan, pengkodean, pengkategorian, pengurutan,
pengelompokan, pemusatan tema, penentuan batas-batas permasalahan dan pembuatan
memo.
2.
Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi
yang kompleks kedalam satu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih
sederhana dan selektif serta dapat dipahami maknanya, hal ini dimaksudkan untuk
menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dapat dilakukan berdasarkan
hasil analisis melalui catatan lapangan, baik dari hasil wawancara maupun
observasi dan dokumentasi yang telah dibuat untuk menemukan pola, topic atau
tema sesuai dengan masalah penelitian, karena itu peneliti akan membuat
kesimpulan- kesimpulan yang bersifat longgar dan terbuka dimana pada awalnya
mungkin terlihat belum jelas, namun dari sana akan meningkat menjadi lebih
rinci dan mengakar secara kokoh. Dengan demikian setelah data teranalisis
secara terus menerus, baik waktu pengumpulan data dilapangan maupun sesudah
dari lapangan.Dalam analisis data ini peneliti juga akan
memperhatikan langkah- langkah yang dianjurkan Bodgan dan Biklen sebagaimana di
terapkan dalam penelitian Mantja.22Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
membuat transkip hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi kemudian membuat
daftar ringkasan wawancara dan observasi yaitu daftar berisikan ringkasan dari
data mentah hasil pengumpulan data dilapangan. Daftar ringkasan hasil wawancara dan observasi di
buat untuk membantu menentukan pokok permasalahan yang akan diungkapkan pada
kontak berikutnya. Karena dari daftar dapat diketahui data yang belum terungkap
disamping juga akan membatasi penelitian dalam mengumpulkan data yang kurang
bermanfaat untuk dianalisis. Karena data yang didapatkan yang dalam bentuk dokumen
maka analisis data juga dibantu dengan membuat lembar isian ringkasan dokumen
dengan lembar isian dokumen ini dapat menjadi praktis artinya tidak dalam
bentuk dokumen yang jumlahnya sangat
banyak juga berfungsi untuk menyeleksi berbagai dokumen yang tidak ada
kaitannya dengan pokok masalah yang diteliti. Analisis ini dilakukan setelah data terkumpul
seluruhnya prosedurnya dimulai dari pemberian kode pada sebelah kiri data ,
kode ini membantu peneliti untuk menemukan kembali suatu pokok masalah apabila
hal tersebut dibutuhkan dan kemudian digolongkan sesuai dengan pokok masalah
atau tema. Manfaat selain dari kode ini agar catatan tidak campur aduk sehingga
susah untuk mengendalikannya23 Lebih lanjut data yang telah terkumpul dalam bentuk
catatan lapangan yaitu data yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan
pendidikan keterampilan. Dipilah-pilah dalam bentuk kategori kode ini dilakukan
dengan pengelompokan data dalam bentuk
kategori menjadi lebih muda dengan adanya pengkodean yang dilakukan dilapangan
artinya data akan tersusun dalam bentuk kategori berdasarkan kesamaan kode yang
ada pada catatan lapangan kategori-kategori yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah : kategori penyelenggaraan, kategori perencanaan, kategori
pengorganisasian, kategori penggerakan, kategori pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap siswa
di sekolah.
Jadi langkah analisis yang diterapkan baik selama
pengumpulan data maupun setelah data terkumpul dapat diringkas menjadi tiga
tahap yaitu :
1.
Reduksi data artinya data yang telah dikumpulkan
disusun secara sistematis, ditampakkan unsur-unsur yang penting sehingga lebih
muda untuk dikendalikan.
2.
Penyajian data artinya data yang telah disusun pada tahap
pertama disusun dalam bentuk matik dan grafik .
3.
Kesimpulan dan verifikasi artinya usaha untuk menemukan
makna dari data untuk kesimpulan, pada awalnya kesimpulan yang dibuat masih
bersifat sementara kemudian dilakukan verifikasi sampai didapatkan kesimpulan
yang dapat dipercaya.
7. Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menetukan keabsahan data
dalam penelitian ini yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Dilakukan
dengan memperpanjang waktu penelitian. Dengan memperpanjang keikutsertaan dalam
penelitian akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan karena perpanjangan keikutsertaan, peneliti akan banyak mempelajari
dan dapat menguji ketidak benaran informasi.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk memenuhi kedalaman
data. Ini berarti bahwa penelitian hendaknya mengadakan pengamatan dengan
tekliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
3. Triangulasi
Triangulasi
adalah "Teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu"24. Teknik Triangulasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber lain
yaitu waka kurikulum. Hal ini dapat dicapai dengan jalan melihat semua data
dengan realitas yang nampak pada kepemimpinan kepala madrasah dalam
pengembangan lembaga pendidikan Islam. Hal ini diamksudkan untuk memeriksa dan
melihat kesesuaian data yang diperoleh dengan kegiatan sebenarnya di SMA
Negeri 2 Batu.
[1] Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005). Hlm.
7
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 2008 ). Hlm.60
3 Ibid, hal
112
4 Lexy.J.Meleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 6
5 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988), hlm. 71
6 Ibid, hlm. 3
7 Ibid. , hlm. 9
8 Sanafiah
Faisal, metodologi penyusunan angket, hal 9.
9
Faisal,op.cit., hal. 53.
10
ibid, hal. 63.
11 Nasution, metode penelitian naturalistik kualitatif,
FKIP, Surabaya,
1988, hal. 27.
12 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach
II, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM,
1994), hlm. 136
13
Ibid. , hlm. 193
14 Winarno Surachmad, Dasar-Dasar Dan
Teknik Research, (Jakarta: Tarsito, 1990), hlm. 132
15 S. Nasution,
Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), hlm. 169
16 Sanapiah Faisal, Dasar Dan Teknik
Menyusun Angket, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 2
17 Soegianto, Desigh Dalam penelitian
Kualitatif, FKIP, Surabaya,
hal.1989.
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 208
19 Nasution
, metode penelitian naturalistik kualitatif, FKIP, Surabaya, 1988, hal.31
20 Lexy. J.
Moleong, op.cit. hal 99.
21 Milles dan
Huberman, Analisis Data Kualitatif Tentang Metode-Metode Baru,
penerjemah Tjetjep Rohendi, UI Press, Jakarta,1992.hal 112.
22 Mantja
Willem, Supervisi Pengajaran Kasus Pembinaan Professional Guru Sekolah Dasar
Negri, Ikip, Malang,
1989.hal. 84-85.
23 Nasution, op.cit. hal 40.