PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK SISWA DI SMA NEGERI 2 BATU



Oleh :
FARICHATIN NIHAYAH
 
A.    Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan, dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, sistem administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaiaan, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Batuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang kearah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Selain itu, bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupanya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoaln yang lain timbul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain  baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang mampu mengatasi permasalahan tanpa bantuan orang lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan, yang tidak dibantu oleh orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah  bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
       Dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan pendidikan dalam membentuk perkembangan kepribadian dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara seutuhnya. Sehubungan dengan masalah tersebut diatas maka penyusun tertarik untuk meneliti tentang “Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Perkembangan Psiko-Fisik Siswa Di SMA Negeri 2 Batu”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.       Bagaimana peran bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Batu?
2.       Bagaimana perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu?
3.      Bagaimana peran bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu?
C. Tujuan Penelitian
      Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:
1.      Mendiskripsikan peran bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Batu
2.      Mendiskripsikan perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu
3.    Mendiskripsikan peran bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko-fisik siswa di di SMA Negeri 2 Batu
D. Manfaat Penelitian
    Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, penulis membagi manfaat penelitian ini dalam tiga poi, yaitu:
  • 1. Secara toeritis, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang psikologi pendidikan.
    2.  Secara praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyelenggara pendidikan secara luas dalam perkembangan psiko-fisik siswa dengan pemecahan masalah dibidang bimbingan dan konseling.
    3.  Secara instruksional atau lembaga, penelitian ini akan memberikan masukan yang berharga kepada bimbingan dan konseling dan pengambilan kebijakan pada lembaga pendidikan, juga dapat menjadi rujukan bagi para peneliti selanjutnya.
E.  Ruang Lingkup Pembahasan
            Untuk memfokuskan kajian pada permasalahan yang telah dirumuskan, penulis perlu menegaskan beberapa hal yang berkaitan dengan judul, yaitu:
            Penelitian pertama, tentang bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Batu meliputi pengalaman bimbingan dan konseling dalam mengelola lembaga pendidikan, kedudukan bimbingan dan konseling menurut pandangan guru, karyawan, siswa, dan masyarakat dalam sekolah.
            Penelitian kedua, perkembangan psiko-fisik siswa di SMA Negeri 2 Batu meliputi perkembangan motor (fisik), kognitif, sosial dan moral siswa.
            Penelitian ketiga, mengenai peran bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko-fisik siswa di SMA Negeri 2 Batu meliputi tujuan, prinsip, jenis layanan, tahapan proses dan teknik bimbingan dan konseling, peran spesifik bimbingan dan konseling dalam perkembangan psiko fisik siswa.

A.  Kajian Pustaka

Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang di bimbing agar tecapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian dengan lingkungan.
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam masalah kehidupanya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.[1]
Psiko-fisik terdiri dari perkembangan motor (motor development), perkembangan kognitif (cognitive development), perkembangan sosial dan moral (social and moral development).[2]
Perkembangan motor, yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skils);
Perkembangan kognitif, yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak anak;
Perkembangan sosial dan moral, yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

G. Metodelogi Penelitian
1.  Lokasi Penelitian
Obyek penelitian yang diteliti oleh sang peneliti tepatnya berada di SMA Negeri 2 Batu. Tepatnya jalan Hasanuddin  IV/631 Batu.
2.  Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif  adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.3 Adapun sumber data dalam hal ini adalah:
1)      Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama atau data yang dikumpulkan atau diolah oleh organisasi yang menerbitkannya. Data primer ini adalah data yang banyak digunakan, dan merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu bimbingan dan konselor, kepala madrasah, para guru, siswa dan staf yang ada di SMA Negeri 2 Batu. Data diperoleh dari wawancara terbuka dan mendalam yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan
2)      Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahannya sebagai sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer. Adapun sumber data sekunder yang diperlukan yaitu: buku-buku, foto dan dokumen tentang SMA Negeri 2 Batu.Data ini didapat atau diperoleh dari dokumen-dokumen sekolah yang berupa teori, misalnya: program kerja kepala sekolah, hasil penelitain, literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah ucapan dan tindakan melalui wawancara dan pengamatan langsung pada objek, informan kunci (key informan) dan selebihnya dari dokumen-dokumen yang relefan dengan fokus masalah yang di teliti.

3. Jenis Data

Penelitian diskriptif adalah penelitian yang menggambarkan isi data yang ada dalam ini adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan produktifitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meleong bahwa penelitian deskriptif adalah “laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan”.4
Sedangkan Jenis penelitian yang digunakan adalah analisa kerja dan aktivitas. Nazir menjelaskan “analisa kerja dan aktifitas (job and activity analysis)”, merupakan penelitian dengan menggunakan metode diskriptif. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktifitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.5
4. metode dan pendekatan penelitian
Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, menjelaskan menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, metode ini lebih reka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh baersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Menurut Meleong “Metode Kualitatif” adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang dapat diamati.6
Orientasi teoritik untuk memahami makna dari kata yang ditemukan sesuai dengan fokus kajian, peneliti menggunakan pendekatan fenomena seperti yang diungkapkan oleh Meleong tentang pendekatan fenomenologis yaitu: “yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subyektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.7
Bagi peneliti fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik apaila dilakukan interaksi dengan obyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada obyek dimana fenomena tersebut sedang berlangsung. Oleh karena itu observasi, wawancara dan angket dalam penelitian kualitatif merupakan tekbik yang digunakan dalam pengumpulan data. Untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui wawancara, angket dan observasi ditambah dengan dokumentasi.
Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,  fenomenologis dan berbentuk diskriptif. Karena untuk memahami fenomena secara menyeluruh tentunya harus memahami segenap konteks dan melakukan analisa yang holistik, penjabarannya dengan di deskriftifkan.8
Ciri-ciri pendekatan kualitatif ada lima:
1)      Menggunakan latar ilmiah.
2)      Bersifat deskriptif.
3)      Lebih mementingkan proses dari pada hasil.
4)      Induktif.
5)      Makna yang merupakan hal yang esensial

5.   Tehnis Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menghimpun data secara empiris. Dari data tersebut dimaksudkan untuk memahami ragam kegiatan yang dikembangkan menjadi suatu pola temuan peneliti, pola temuan tersebut selanjutnya diferivikasi dengan menguji kebenarannya bertolak pada data baru yang spesifik.
Pengumpulan dalam penelitian ini dapat dilakukan apabila hubungan baik dengan informan terjalin dengan baik, dalam hal ini hubungan peneliti dengan informan sudah terjalin dengan baik, karena dilapangan keakraban dengan pihak yang diteliti diupayakan selalu terpelihara mereka tidak dipandang sebagai objek yang berkedudukan lebih rendah, melainkan sebagai manusia yang setara, pandangan dan tafsiran informan diutamakan tanpa mendesakkan pandangan peneliti.
 Hal tersebut sejalan dengan pendapat Faisal bahwa pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan cara antara lain :(1) penciptaan rapport (hubungan baik antara peneliti dan informan), (2) pemilihan informan (3) pengumpulan data melalui wawancara (4) pengumpulan data melalui observasi (5) pengumpulan data melalui sumber-sumber non manusia, dan (6) pencatatan data atau informasi hasil pengumpulan data bentuk wawancara yang dilakukan merupakan wawancara tak terstruktur.9  Faisal juga menyebutkan bahwa biasanya dalam penelitian kualitatif menggunakan wawancara (1) tidak berstruktur (unstructured interview), (2) dilakukan secara terang-terangan (overted interview), dan (3) menempatkan informan sebagai sejawat peneliti (viewing on anather as peers).10
Metode pengumpulan data penelitihan kualitatif dilakukan secara sirkuler11  sesuai dengan prosedur tersebut maka strategi pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama yang relevan dan obyektif. Dalam penelitian ini adalah:
1.      Metode Observasi
Metode observasi adalah “suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki".12 metode ini digunakan untuk memperoleh datatentang letak dan keadaan geografis, sarana dan prasarana pendidikan, keadaan guru dan murid serta pelaksaan bimbingan dan konseling sekolah dalam proses pendidikan, meliputi sejarah berdirinya sarana dan prasarana yang menyebabkan kemajuan baik yang dimanfaatkan guru maupun siswa.
2.      Metode Interview
Metode interview adalah “cara pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah dan pola yang diterapkan di SMA Negeri 2 Batu. Dalam hal ini pihak-pihak yang di interview adalah kepala sekolah, guru dan karyawan.
3.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah “apabila menyelidiki ditujukan dalam penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu dengan melalui sumber-sumber dokumen.14 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, sejarah berdirinya dan sebagainya.
4.      Metode Angket
Metode angket atau Questionaire adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.15
Responden adalah orang yang memberikan tangggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan.16
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kualitas bimbingan dan konseling khususnya dalam menangani siswa-siswi dalam pelaksanaan pendidikan.
Dan angket ini sebagai pernyataan yang ditujukan kepada bimbingan dn konselor di SMA Negeri 2 Batu.
 
6. Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif diskriptif analisis data ini dilakukan secara berulang-ulang (cyclical) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, secara teoritis analisis dan pengumpulan data dilaksanakan secara berulang-ulang guna memecahkan masalah17Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto "pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesa.1827Dengan menggunakan metode deskriptif ini, penulis dapat menyajikan data yang ada, baik dengan metode informan maupun analisis kemudian diolah untuk kesempurnaan penulis skripsi.Data kualitatif terdiri dari kata-kata bukan angka-angka dimana mendiskripsikannya memerlukan interprestasi sehingga diketahui makna dari data dalam hal menganalisis data ini,19 sedangkan menurut Moleong, pekerjaan menganalisis data adalah suatu kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkatagorikan dengan tujuan menemukan tema dan hipotesis kerja.20 peneliti memperhatikan anjuran yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman bahwa ada tiga tahapan yang dikerjakan dalam analisis data yaitu :1.Data reduction, 2. Data display, 3. Data conclusion drawing / verification,21 tahap reduksi data sama dengan data  yang diperoleh dilapangan dipilih hal-hal yang pokok, dikelompokkan kepada hal-hal yang berkaitan dengan fokus antara lain:
1.      Reduksi Data
Adalah pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan, karena itu reduksi data dilakukan secara berkesinambungan mulai awal kegiatan hingga akhir pengumpulan data, baik pembuatan singkatan, pengkodean, pengkategorian, pengurutan, pengelompokan, pemusatan tema, penentuan batas-batas permasalahan dan pembuatan memo.
2.      Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks kedalam satu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif serta dapat dipahami maknanya, hal ini dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.      Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dapat dilakukan berdasarkan hasil analisis melalui catatan lapangan, baik dari hasil wawancara maupun observasi dan dokumentasi yang telah dibuat untuk menemukan pola, topic atau tema sesuai dengan masalah penelitian, karena itu peneliti akan membuat kesimpulan- kesimpulan yang bersifat longgar dan terbuka dimana pada awalnya mungkin terlihat belum jelas, namun dari sana akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar secara kokoh. Dengan demikian setelah data teranalisis secara terus menerus, baik waktu pengumpulan data dilapangan maupun sesudah dari lapangan.Dalam analisis data ini peneliti juga akan memperhatikan langkah- langkah yang dianjurkan Bodgan dan Biklen sebagaimana di terapkan dalam penelitian Mantja.22Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan membuat transkip hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi kemudian membuat daftar ringkasan wawancara dan observasi yaitu daftar berisikan ringkasan dari data mentah hasil pengumpulan data dilapangan. Daftar ringkasan hasil wawancara dan observasi di buat untuk membantu menentukan pokok permasalahan yang akan diungkapkan pada kontak berikutnya. Karena dari daftar dapat diketahui data yang belum terungkap disamping juga akan membatasi penelitian dalam mengumpulkan data yang kurang bermanfaat untuk dianalisis. Karena data yang didapatkan yang dalam bentuk dokumen maka analisis data juga dibantu dengan membuat lembar isian ringkasan dokumen dengan lembar isian dokumen ini dapat menjadi praktis artinya tidak dalam bentuk dokumen yang jumlahnya  sangat banyak juga berfungsi untuk menyeleksi berbagai dokumen yang tidak ada kaitannya dengan pokok masalah yang diteliti. Analisis ini dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya prosedurnya dimulai dari pemberian kode pada sebelah kiri data , kode ini membantu peneliti untuk menemukan kembali suatu pokok masalah apabila hal tersebut dibutuhkan dan kemudian digolongkan sesuai dengan pokok masalah atau tema. Manfaat selain dari kode ini agar catatan tidak campur aduk sehingga susah untuk mengendalikannya23 Lebih lanjut data yang telah terkumpul dalam bentuk catatan lapangan yaitu data yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan pendidikan keterampilan. Dipilah-pilah dalam bentuk kategori kode ini dilakukan dengan pengelompokan  data dalam bentuk kategori menjadi lebih muda dengan adanya pengkodean yang dilakukan dilapangan artinya data akan tersusun dalam bentuk kategori berdasarkan kesamaan kode yang ada pada catatan lapangan kategori-kategori yang dimaksud dalam penelitian ini adalah : kategori penyelenggaraan, kategori perencanaan, kategori pengorganisasian, kategori penggerakan, kategori pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
Jadi langkah analisis yang diterapkan baik selama pengumpulan data maupun setelah data terkumpul dapat diringkas menjadi tiga tahap yaitu :
1.      Reduksi data artinya data yang telah dikumpulkan disusun secara sistematis, ditampakkan unsur-unsur yang penting sehingga lebih muda untuk dikendalikan.
2.      Penyajian data artinya data yang telah disusun pada tahap pertama disusun dalam bentuk matik dan grafik .
3.      Kesimpulan dan verifikasi artinya usaha untuk menemukan makna dari data untuk kesimpulan, pada awalnya kesimpulan yang dibuat masih bersifat sementara kemudian dilakukan verifikasi sampai didapatkan kesimpulan yang dapat dipercaya.
7.    Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menetukan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu:
1.      Perpanjangan Keikutsertaan
Dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian. Dengan memperpanjang keikutsertaan dalam penelitian akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan karena perpanjangan keikutsertaan, peneliti akan banyak mempelajari dan dapat menguji ketidak benaran informasi.
2.      Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk memenuhi kedalaman data. Ini berarti bahwa penelitian hendaknya mengadakan pengamatan dengan tekliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
3.      Triangulasi
Triangulasi adalah "Teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu"24. Teknik Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber lain yaitu waka kurikulum. Hal ini dapat dicapai dengan jalan melihat semua data dengan realitas yang nampak pada kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam. Hal ini diamksudkan untuk memeriksa dan melihat kesesuaian data yang diperoleh dengan kegiatan sebenarnya di SMA Negeri 2 Batu.


[1] Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005). Hlm. 7
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2008 ). Hlm.60
3 Ibid, hal 112
4 Lexy.J.Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 6
5 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 71
6 Ibid, hlm. 3
7 Ibid. , hlm. 9
8 Sanafiah Faisal, metodologi penyusunan angket, hal 9.
9 Faisal,op.cit., hal. 53.
10  ibid, hal. 63.
11 Nasution,  metode penelitian naturalistik kualitatif, FKIP, Surabaya, 1988, hal. 27.
12 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach II, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1994), hlm. 136
13  Ibid. , hlm. 193
14 Winarno Surachmad, Dasar-Dasar Dan Teknik Research, (Jakarta: Tarsito, 1990), hlm. 132
15 S. Nasution, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), hlm. 169
16 Sanapiah Faisal, Dasar Dan Teknik Menyusun Angket, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm. 2
17 Soegianto, Desigh Dalam penelitian Kualitatif, FKIP, Surabaya, hal.1989.
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 208
19 Nasution , metode penelitian naturalistik kualitatif, FKIP, Surabaya, 1988, hal.31
20 Lexy. J. Moleong, op.cit. hal 99.
21 Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif Tentang Metode-Metode Baru, penerjemah Tjetjep Rohendi, UI Press, Jakarta,1992.hal 112.
 22 Mantja Willem, Supervisi Pengajaran Kasus Pembinaan Professional Guru Sekolah Dasar Negri, Ikip, Malang, 1989.hal. 84-85.
23  Nasution, op.cit. hal 40.
24 Lexy. J. Meleong, Op.Cit. , hlm. 178