Bila terjadi proses belajar kelas, maka bersama itu
pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada
yang belajar barang tentu ada yang mengajarnya dan begitu sebaliknya kalau ada
yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah demikian, maka terjadilah
suatu proses atau saling berinteraksi antara yang mengajar yang belajar. Dari
proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya
disebut dengan hasil pengajaran. Agar memperoleh hasil yang optimal, maka
proses belajar mengajar harus dilaksanakan dengan sabar dan sengaja serta
terorganisasi dengan baik.[1]
Maka dari itu dalam interaksi belajar mengajar unsur
guru dan anak didik harus sama-sama aktif, baik aktif dari segi sikap, mental
ataupun perbuatan. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tercapainya tujuan
proses belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran,
memerlukan usaha tercapainya interaksi yang baik pula antara guru yang mengajar
dan siswa yang belajar. Maka dari itu proses belajar mengajar dapat berjalan
efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam interaksi belajar mengajar
saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan, sebab tanpa adanya
komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi
belajar mengajar antara guru dan siswa.
Adapun komponen-komponen dasar dalam interaksi
belajar mengajar yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
Adapun tujuan dalam interaksi
belajar mengajar adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan
tertentu. Inilah yang dimaksud dengan interaksi belajar mengajar sadar akan
tujuan dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. Sebab dengan
adanya tujuan yang jelas, maka interaksi belajar mengajar akan tetapi berjalan
dengan baik.
b. Bahan
pelajaran
Setelah tujuan dirumuskan, maka
selanjutnya adalah pemilihan bahan pelajaran yang akan disampaikan dalam
interaksi, yang mana bahan tersebut harus sesuai dengan kondisi tingkatan murid
yang akan menerima pelajaran. Dengan demikian bahan pelajaran merupakan unsur
inti dalam kegiatan interaksi yang harus dikuasai oleh seorang guru.
c. Kegiatan
belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah
inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan
berproses di dalamnya. Komponen inti yakni guru dan anak didik melakukan
kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan
interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan
belajar mengajar apapun bentuknya sangat ditentukan dari baik tidaknya program
pengajaran yang telah direncanakan dan akan mempengaruhi tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
d. Metode
Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka
diperlukan seorang guru dalam menggunakan metode.
e. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan, alat tidak hanya sebagai pelengkap,
tetapi juga, sehingga pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.
Dalam kegiatan interaksi belajar
mengajar biasanya dipergunakan alat non material dan alat material. Alat non
material berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya. Sedangkan
alat material atau alat bantu pengajaran berupa, globe, papan tulis, kapur,
gambar, diagram, lukisan, video dan sebagainya.
f. Sumber
palajaran
Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali, ada
dimana-mana di sekolah, di halaman, di pusat kota, pedesaan dan sebagainya.
Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru,
waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan yang lainnya. Segala sesuatu dapat
digunakan sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
g. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan
keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru
dengan memakai seperangkat instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes
tertulis dan tes lesan.[2]