Dalam kegiatan hubungan manusiawi terdapat dua jenis konseling, bergantung pada pendekatan yang dilakukan. kedua jenis konseling tersebut ialah :
a. Konseling langsung (directive counseling)
Konseling langsung juga disebut counselor centered approach, yakni konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor. Pertama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli menaruh kepercayaan padanya. Selanjutnya konselor mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan. Informasi yang diperolehnya harus dipahami sehingga ia dapat memberikan nasihat dan kepercayaan pada konseli.[1]
b. Konseling tidak langsung (non directive counseling)
Konseling tidak langsung juga disebut counsele centered approach. Pendekatan yang terpusat kepada konseli. Jenis ini dapat digunakan oleh konselor yang tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai psikologi. Dalam konseling jenis ini aktivitas utama terletak pada pihak konseli, sedangkan konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah memimpin dirinya. Konseli dibantu untuk merasa dirinya bebas untuk menyatakan isi hatinya dan mendorong agar konseli mengoreksi dirinya. Dalam mengemukakannya konseli tidak merasa terpaksa atau dipaksa. Untuk itu konselor menciptakan suasana yang memungkinkan adanya saling mengerti antusiasme, dan sikap ramah tamah, suasana yang memungkinan konseli menyatakan segala pikiran dan perasaannya.[2]
[1]Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, bandung, 2001, hlm. 142.
[2]Ibid, hlm. 143.
a. Konseling langsung (directive counseling)
Konseling langsung juga disebut counselor centered approach, yakni konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor. Pertama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli menaruh kepercayaan padanya. Selanjutnya konselor mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan. Informasi yang diperolehnya harus dipahami sehingga ia dapat memberikan nasihat dan kepercayaan pada konseli.[1]
b. Konseling tidak langsung (non directive counseling)
Konseling tidak langsung juga disebut counsele centered approach. Pendekatan yang terpusat kepada konseli. Jenis ini dapat digunakan oleh konselor yang tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai psikologi. Dalam konseling jenis ini aktivitas utama terletak pada pihak konseli, sedangkan konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah memimpin dirinya. Konseli dibantu untuk merasa dirinya bebas untuk menyatakan isi hatinya dan mendorong agar konseli mengoreksi dirinya. Dalam mengemukakannya konseli tidak merasa terpaksa atau dipaksa. Untuk itu konselor menciptakan suasana yang memungkinkan adanya saling mengerti antusiasme, dan sikap ramah tamah, suasana yang memungkinan konseli menyatakan segala pikiran dan perasaannya.[2]
[1]Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, bandung, 2001, hlm. 142.
[2]Ibid, hlm. 143.