Nilai Pendidikan Dalam Ibadah Zakat

Jika pada artikel sebelumnya saya mengulas tentang Makna Ibadah Zakat Dalam Kehidupan Sosial, maka pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk mengulas keterkaitan ibadah zakat dengan nilai-nilai yang terkandung dalam unsur pendidikan atau Tarbiyah. Baiklah untuk menyingkat ulasan ini mari kita baca nilai-nilai pendidikan dalam ibadah zakat yang telah saya rangkum dari berbagai sumber di bawah ini.

Manusia dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari perlu didukung dengan harta benda untuk mencapai kehidupan yang diridhai  Allah yang menjadi tujuan hidup manusia. Membantu orang lain merupakan tugas ibadah. Termasuk mencari harta adalah ibadah. Orang yang mempunyai pandangan hidup seperti itu menganggap bahwa harta benda bukanlah suatu tujuan tapi ia adalah sebagai alat. Ia tidak mungkin diperalat oleh alat benda, tapi sebaliknya ia menjadikannya sebagai alat untuk melaksanakan tugas hidupnya.
Nilai-nilai pendidikan / tarbiyah dalam ibadah Zakat
Nilai-nilai pendidikan / tarbiyah dalam ibadah Zakat
Di samping pandangan hidup seperti di atas, ada pula manusia yang memandang matreri atau harta benda itu sebagai tujuan hidupnya. Di dalam pandangannya materi atau harta benda adalah merupakan kunci segala-galanya. Mereka ini berusaha meraih dan mendapatkannya dengan berbagai cara tanpa mempedulikan apakah cara tersebut halal atau haram yang penting mendapatkan kekayaan materi itu sebanyak mungkin. Dalam keadaan seperti itu tanpa disadarinya, ia telah dikuasai oleh materi, karena demi untuk mendapatkan materi, ia membiarkan dirinya melakukan hal-hal yang tidak halal, yang sekaligus merusak jiwanya.
Artikel Penunjang: Aspek Zakat Dalam Bidang Ibadah
Zakat merupakan salah satu cara memberantas pandangan hidup materialistis. Dengan melaksanakan zakat, manusia dididik untuk melepaskan sebagian harta bendanya yang dimilikinya, dan secara perlahan-lahan akan dapat menghilangkan pandangan hidupnya yang menjadikan materi sebagai tujuan hidupnya. Dengan demikian maka zakat mempunyai peranan menjaga manusia dari kerusakan jiwa. Zakat membawa pada kesucian diri bagi orang yang secara ikhlas melaksanakannya. Artinya suci dari sifat kikir, rakus, tamak dan sebagainya. Maka zakat berfungsi mensucikan jiwa pemiliknya. Zakat merupakan sarana pendidikan bagi manusia bahwa harta benda atau materi itu bukanlah tujuan hidup dan bukan hak milik mutlak dari manusia yang memilikinya, tetapi merupakan titipan Allah yang harus digunakan sebagai alat untuk mengabdikan diri kepada Allah dan sebagai alat bagi manusia untuk menjalankan perintah agama dalam segala aspeknya.

Balasan Allah atas pembayaran zakat, misalnya akan diperoleh manusia secara tidak langsung di dunia ini. Bentuknya bermacam-macam. Salah satu diantaranya adalah perasan bahagia karena dengan mengeluarkan zakat itu, ia telah ikut membahagiakan hidup orang lain yang menderiat. Di samping itu, seorang yang mengeluarkan zakat akan terdidik pula dengan sifat-sifat yang baik, diantaranya tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga mengingat nasib dan kepentingan  orang lain yang hidup bersama dia di dalam suatu masyarakat.[1]

Sebagaimana halnya zakat mensucikan jiwa si muslim dari sifat kikir, ia pun mendidik agar si muslim mempunyai rasa ingin memberi, menyerahkan dan berinfak.[2]
Artikel Penunjang: Jenis Atau Macam-Macam Zakat
Dengan zakat, masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi lebih dewasa dalam pengertian dan pemahaman tentang arti penting zakat bagi kemaslahatan umat di dunia.

Referensi
1. Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, UI, Jakarta, hlm. 30-31.
2. Yusuf Qardawi,Hukum Zakat, Muassasat Ar-Risalah, Beirut, Libanon, Cet.3,1973. Hlm.851.