Ibadah Qurban dalam Surat Al-Kautsar

Munasabah Surat Al-Kautsar dengan Surat Al-Maun
Al-Qur’an surat Al-Kautsar terdiri atas 3 (tiga) ayat. Termasuk golongan surat-surat Makkiyyah menurut pendapat yang masyhur dari jumhur Ulama. Sedangkan menurut al-Hasan, Ikrimah dan Qatadah, surat Al-Kautsar termasuk surat Madaniyyah.[1] Sebagian Ulama yang menghadapi kesulitan untuk men-tarjih (menguatkan) salah satu riwayat tentang waktu turun surah ini, mengkompromikan riwayat-riwayat tersebut dengan mengatakan bahwa surat-Al-Kautsar turun dua kali, sekali ketika Nabi Muhammad saw. berada di Makkah dan kali lain ketika beliau di Madinah.[2]

Adapun Al-Qur’an surat Al-Kautsar yaitu:
Artikel Relevan: Bentuk-bentuk Ibadah Qurban dalam Surat Al-Kautsar
Artinya: “(1) Sesungguhnya Kami telah memberika kepadamu nikmat yang banyak. (2) Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. (3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”. (QS. Al-Kautsar: 1-3)[3]

Surat Al-Kautsar, dari segi turunnya dalam mush-haf, merupakan surat keseratus delapan dan ditempatkan sesudah surat Al-Ma’un. Terdapat keserasian yang sangat indah antara kedua tersebut. Pada surat Al-Ma’un dibicarakan tentang orang-orang munafik dengan empat sifatnya yang menonjol, yaitu kekikiran, meninggalkan shalat, riya’ dan menghalangi bantuan. Dalam surat Al-Kautsar ini, dibicarakan tentang perintah untuk melaksanakan shalat yang ditunjuk oleh kata “fashshalli” (lawan meninggalkan sholat pada surat Al-Ma’un), perintah untuk ikhlas, yang dipahami dari kata “lirRabbika” (untuk Tuhanmu), lawan dari riya’ pada surat yang lalu, dan anjuran untuk memberi santunan yang dipahami dari kata “wanhar” (sembelihlah kurban) sebagai lawan dari menghalangi bantuan yang disinggung dalam surat Al-Ma’un.[4]

Menurut Ahmad Musthofa al-Maraghi, pada surat sebelumnya, Allah telah memberikan penjelasan tentang ciri-ciri orang yang tidak percaya terhadap kebenaran din al-Islam. Ciri-ciri tersebut adalah: (1) bersifat bakhil, (2) berpaling dari shalat yang sebenarnya, (3) berlaku riya’, dan (4) tidak pernah memberi pertolongan.

Kemudian di dalam surat Al-Kautsar ini, Allah SWT. menjelaskan tentang berbagai anugerah yang dikaruniakan kepada Rasulullah saw., yakni berbagai kebaikan dan barakah. Karenanya, Allah SWT. menjelaskan telah memberikan Al-Kautsar yang banyak mengandung nilai kebaikan. Allah SWT. juga menganugerahkan perasaan suka shalat pada Nabi Muhammad saw. di samping tidak pernah meninggalkan perintah. Allah SWT. juga menganugerahkan perasaan ikhlas kepada Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan salat dan mengeluarkan shadaqah kepada kaum fakir miskin.[5]
Artikel Relevan: Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Ibadah Qurban
Menurut Dr. Wahbah az-Zuhaili, Al-Qur’an surat Al-Kautsar di atas mengandung isi 3 (tiga) hal, yaitu:

a. Penjelasan tentang karunia dan anugerah Allah SWT. kepada Nabi-Nya yang terkasih dengan memberikan kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat. Sebagian dari kebaikan tersebut  Allah SWT. memberikan sungai Al-Kautsar di syurga.

b. Nabi Muhammad saw. dan umatnya diperintahkan untuk senantiasa tekun dan ikhlas dalam melaksanakan salat dan menyembelih binatang qurban sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

c. Kabar gembira bagi Rasulullah saw. dengan tertolongnya beliau dari musuh-musuhnya dan mereka merasa malu, rendah, dan hina serta menderita yang disebabkan mereka terputus dari setiap kebaikan di dunia dan di akhirat.[6]

Referensi
[1] Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Bairut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1992), Juz XXVII, halaman 428.
[2] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Tafsir Atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), halaman 563.
[3] Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Op. Cit. halaman 1110.
[4] M. Quraish Shihab, Op. Cit, halaman 565-566.
[5] Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar (Semarang: CV. Toha Putra, 1993), Juz XXX halaman 440.
[6] Wahbah Az-Zuhaili, Op. Cit., halaman 429.