Komponen-komponen Dasar dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar di sekolah sebagi suatu sistem interaksi, maka kiata akan dihadapkan kepada komponen-komponen yang mau tidak mau harus ada. Tanpa adanya komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi edukatif antar guru dengan peserta didik.
Komponen-komponen tersebut adalah :
a. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional ini yang pertama kali harus dirumuskan. Sebab tanpa adanya tujuasn yang jelas, proses interaksi ini berfungsi untuk menetapkan kemanakah tujuan pengajaran itu diarahkan.
a. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional ini yang pertama kali harus dirumuskan. Sebab tanpa adanya tujuasn yang jelas, proses interaksi ini berfungsi untuk menetapkan kemanakah tujuan pengajaran itu diarahkan.
b. Bahan Pelajaran
Setelah tujuan instruksional dirumuskan, harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan tingkatan murid yang akan menerima pelajaran.jelasnya bahan pelajaran isi dari proses interaksi tersebut.
c. Metode dan alat dalam interaksi
Komponen ini merupakan alat yang harus dipilih dan dipergunakan oleh guru untuk menunjang terciptanya tujuan pengajaran.
d. Sarana
Komponen ini sangat penting juga dalam rangka mencitakan interaksi, sebab interaksi hanya mungin terjadi bila ada sarana waktu, sarana tempat, dan sarana-sarana lainnya.
e. Evaluasi (penilaian)
Evaluasi ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik derngan metode tertentu dan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Evaluasi ini adalah barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.[1]
Setelah tujuan instruksional dirumuskan, harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan tingkatan murid yang akan menerima pelajaran.jelasnya bahan pelajaran isi dari proses interaksi tersebut.
c. Metode dan alat dalam interaksi
Komponen ini merupakan alat yang harus dipilih dan dipergunakan oleh guru untuk menunjang terciptanya tujuan pengajaran.
d. Sarana
Komponen ini sangat penting juga dalam rangka mencitakan interaksi, sebab interaksi hanya mungin terjadi bila ada sarana waktu, sarana tempat, dan sarana-sarana lainnya.
e. Evaluasi (penilaian)
Evaluasi ini perlu dilakukan untuk melihat sejauh manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik derngan metode tertentu dan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Evaluasi ini adalah barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.[1]
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Yang dimaksud dengan pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar dikelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan proses belajar mengajar dapat disimpulkan sebagi terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untukmencapai tujuan pengajaran.[2]
Dalam pelaksanaan pengajaran meliputi 3 tahap yaitu :
a. Tahap sebelum pengajaran (pra instruksional)
b. Tahap pengajaran (instruksional)
c. Tahap sesudah pengajaran (evaluasi dan tindak lanjut)
Menurut J. J. Hasibuan tahapan mengajar adalah:
a. Tahap sebelum pengajaran, meliputi:
1) Menyusun tahunan pelaksanaan kurikulum
2) Program semester pelaksanaan kurikulum
3) Program satpel dan perencanaan program pengajaran.
b. Tahap pengajaran, yaitu interaksi guru dan siswameliputi:
1) Pengelolaan dan pengendalian kelas.
2) Penyampaian informasi, ketrampilan-ketrampilan, konsep.
3) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal.
4) Cara mendapatkan balikan.
5) Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa.
6) Mendiagnosis kesulitan belajar .
7) Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individu.
8) Mengevaluasi kegiatan interaksi.
Dalam pelaksanaan pengajaran meliputi 3 tahap yaitu :
a. Tahap sebelum pengajaran (pra instruksional)
b. Tahap pengajaran (instruksional)
c. Tahap sesudah pengajaran (evaluasi dan tindak lanjut)
Menurut J. J. Hasibuan tahapan mengajar adalah:
a. Tahap sebelum pengajaran, meliputi:
1) Menyusun tahunan pelaksanaan kurikulum
2) Program semester pelaksanaan kurikulum
3) Program satpel dan perencanaan program pengajaran.
b. Tahap pengajaran, yaitu interaksi guru dan siswameliputi:
1) Pengelolaan dan pengendalian kelas.
2) Penyampaian informasi, ketrampilan-ketrampilan, konsep.
3) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal.
4) Cara mendapatkan balikan.
5) Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa.
6) Mendiagnosis kesulitan belajar .
7) Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individu.
8) Mengevaluasi kegiatan interaksi.
Tahap sesudah pengajaran, meliputi:
1) Menilai pekerjaan siswa
2) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikut.
3) Menilaikembali PBM.[3]
Di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ini diharapkan semua komponen komponen proses belajar mengajar dapat saling berkesinambungan agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan
Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar dibutuhkan berbagi macam metodeyang sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Diantara metode yang bisa digunakan adalah :
a. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materipelajaran dengan memperdebatkan masalah ynag timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. [4]
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan sisswa memberikan jawaban, atau setidaknya. Siswa diberi kesempatan bertyanya dan guru memberikan jawaban.[5] Menurut Nana Sudjana, metode tanya jawab ini lebih memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat itu bisa terjadi dialog antara guru dan siswa, dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antar guru dan siswa.[6]
c. Metode Penugasan/Resitasi
Metode penugasan adalah cara pemberian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian ia hatrus mempertanggung jawabkannya[7]
d. Metode Ceramah
Metode cermah menurut Winarno Surhamad adalah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Dalam metode ini anak didik hanya mendengarkan dan sesekali mencatat yang telah dikemukakan oleh guru.[8]
Dengan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap anak didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
2) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikut.
3) Menilaikembali PBM.[3]
Di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ini diharapkan semua komponen komponen proses belajar mengajar dapat saling berkesinambungan agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan
Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar dibutuhkan berbagi macam metodeyang sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan. Diantara metode yang bisa digunakan adalah :
a. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materipelajaran dengan memperdebatkan masalah ynag timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. [4]
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan sisswa memberikan jawaban, atau setidaknya. Siswa diberi kesempatan bertyanya dan guru memberikan jawaban.[5] Menurut Nana Sudjana, metode tanya jawab ini lebih memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat itu bisa terjadi dialog antara guru dan siswa, dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antar guru dan siswa.[6]
c. Metode Penugasan/Resitasi
Metode penugasan adalah cara pemberian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian ia hatrus mempertanggung jawabkannya[7]
d. Metode Ceramah
Metode cermah menurut Winarno Surhamad adalah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Dalam metode ini anak didik hanya mendengarkan dan sesekali mencatat yang telah dikemukakan oleh guru.[8]
Dengan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap anak didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Daftara Pustaka
[1]Suryo Subroto, Op.cit, hlm. 157-158. [2] Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 36. 3]Ibid, hlm. 38. [4] B. Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm 185. [5] Muhammad Zain, Metodologi Pengajaran Agama, A. K. Group dan Indra Buana, Yogyakarta, 1995, hlm 178. [6] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, hlm 77. [7] E. Mulyasa, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, hlm. 102. [8] B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 165.
[1]Suryo Subroto, Op.cit, hlm. 157-158. [2] Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 36. 3]Ibid, hlm. 38. [4] B. Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm 185. [5] Muhammad Zain, Metodologi Pengajaran Agama, A. K. Group dan Indra Buana, Yogyakarta, 1995, hlm 178. [6] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, hlm 77. [7] E. Mulyasa, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, hlm. 102. [8] B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 165.