Makna Disiplin Dan Hal Yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Dalam Sebuah Organisasi

Makna Disiplin Dan Hal Yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Dalam Sebuah Organisasi
Pengertian Disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).  Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia, disiplin diartikan ketaatan yang keras kepada peraturan. Sementara "Makna Disiplin Dan Hal Yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Dalam Sebuah Organisasi" bisa kita simak pada uraian berikut ini.

Mengenai masalah kedisiplinan, Panji Anoraga mengambil suatu kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu sikap, perbuatan utnuk selalu mentaati tata tertib. Pada pengertian disiplin juga tersimpul dua faktor yang pemting yaitu faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan.  Malayu S.P. Hasibuan  mengatakan bahwa ia (kedisiplinan) merupakan fungsi MSDM yang terpenting, karena semakin baik disiplin pegawai, akan semakin tinggi prestasi kerja yang dapat di capainya. Tanpa disiplin, sulit bagi sebuah organisasi/ lembaga mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik akan mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Bahkan dikatakan bahwa seorang Manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya jika para bawahannya berdisiplin baik dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan.

Jangan lupa untuk baca juga artikel terkait berikut ini :


Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai (karyawan) dalam sebuah organisasi di antaranya adalah:

1.    Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang karyawan (pegawai). Tujaun yang akan dicapai haruslah jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan rendah. Di sinilah pentingnya asas the right man in the right place and the right man in the right job.


2.    Teladan pimpinan (manajer)
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan bawahannya, karena pimpinan akan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan haruslah  memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik, jujur, adil serta perbuatan terpuji yang lain. Dengan teladan  yang baik, maka kedisiplinan bawahannya pun akan ikut naik, begitu pula berlaku sebaliknya.

3.    Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan seorang pegawai, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannnya/perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaann, kedisiplinan kerja mereka akan semakin baik. Balas jasa memegang peranan penting bagi kualitas hasil kerja seseorang, apabila jasa para karyawan baik, maka ia akan tenang dan berprestasi, karena mereka tidak terpengaruh dengan pikiran untuk mencari pekerjaan lain yang lebih memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 

4.    Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta perlakuan yang sama dengan manusia lain.

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Dengan keadilan yang baik maka akan tercipta pula kedisiplinan karyawan.

5.    Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu memonitor kegiatan bawahannya sehingga ia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. 

Waskat efektif untuk merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya. Waskat adalah tindakan yang nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif. Serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan lembaga/perusahaan, karyawan dan masyarakat.

6.    Sanksi (hukuman)
Sanksi/hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan. Dengan sanksi/hukuman yang semakin berat, maka karyawan/pegawai akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner. 

Tidak hanya diperuntukkan bagi guru saja, sikap disiplin juga wajib untuk senantiasa diarahkan kepada para siswa, dalam hal ini silahkan simak Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kedisiplinan Siswa.

Bertitik tolak pada paparan di atas dapat disimpulkan, pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, antara lain:
1.    Tujuan dan kemampuan
2.    Teladan pimpinan
3.    Balas jasa
4.    Keadilan
5.    Waskat
6.    Sanksi hukuman
7.    Ketegasan, dan
8.    Hubungan kemanusiaan
Jadi, tingkat kedisiplinan dalam sebuah organisasi dipengaruhi banyak faktor. Kita tidak bisa menuntut arti dari sebuah kata "disiplin" bila mana faktor-faktor yang seperti sudah disebut diatas ada yang belum lengkap. Barangkali hanya sampai di sini uraian tentang "Makna Disiplin Dan Hal Yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin Dalam Sebuah Organisasi". Semoga bermanfaat.