Full Day School, adalah merupakan gagasan hebat yang telah ditetapkan oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan negara kita. Hal tersebut mendapat dukungan dari berbagai banyak pihak. Dalam satu pekan aktif guru diharuskan mengajar selama kurang lebih 40 jam. Yang tepatnya adalah mulai hari senin hingga jumat. Dan rencananya kebijakn tersebut akan segera dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2017/2018.
Penulis kutip dari pojoksatu.id, Seperti yang telah dituturkan oleh Titi Purwaningsih selaku Ketua Umum Forum Honorer pada jumat 11 November kemarin. "Tidaklah masalah para guru honorer yang notabennya memiliki gaji yang sangat minim itu bekerja dengan sangat ekstra. Namun para guru dalam segi gaji setidaknya dinaikkan sesuai dengan UMR yang ada di lokasi dimana mereka mengajar".
Terkait soal gaji, guru honorer yang saat ini mengajar di sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri mereka hanya mendapatkan gaji kisaran 200-500 ribu rupiah. Bahkan banyak dari mereka yang gaji mengajarnya tidak sampai 200 ribu. Dan sendainya benar diberlakukannya jam mengajar sebanyak 40 jam, lalu para guru honorer yang hanya berpenghasilan kecil tersebut mau mencari tambahan dari mana?.
Penulis kutip dari pojoksatu.id, Seperti yang telah dituturkan oleh Titi Purwaningsih selaku Ketua Umum Forum Honorer pada jumat 11 November kemarin. "Tidaklah masalah para guru honorer yang notabennya memiliki gaji yang sangat minim itu bekerja dengan sangat ekstra. Namun para guru dalam segi gaji setidaknya dinaikkan sesuai dengan UMR yang ada di lokasi dimana mereka mengajar".
Titi Purwaningsih, Ketua Umum Forum Honorer |
Sambung Titi dalam paparannya, "Kami faham betul, aturan yang telah ditetapkan pemerintah itu hanya dikhususkan bagi mereka para PNS, namun dalam kenyataannya yang ada di lapangan, para guru-guru PNS itu sangatlah sedikit. Kebanyakan dari mereka adalah guru-guru honor seperti kami".
Jika kita fikir ulang, tidak sepatutnya pemerintah berlaku tidak adil. Dan seandainya jam mengajar tersebut benar-benar diberlakukan sementara gaji tidak disesuaikan dengan UMR maka "Kami akan menolak", ungkap Titi saat menyambung aspirasi para guru honorer kala itu.
Dan dalam ungkapannya yang terakhir, Titi dengan tegas mengatakan, "Selama ini dan hingga detik ini kami bisa hidup karena kami masih memiliki waktu untuk mencari uang tambahan di tempat lain. Dan jika seandainya waktu tersebut hilang sementara gaji kami masih tetap kisaran antara 200 ribu, bagaimana kami akan mampu bertahan? Dari mana kami mencukupi kebutuhan kami? Dan bagaimana nasib anak-anak kami?
Jika kita fikir ulang, tidak sepatutnya pemerintah berlaku tidak adil. Dan seandainya jam mengajar tersebut benar-benar diberlakukan sementara gaji tidak disesuaikan dengan UMR maka "Kami akan menolak", ungkap Titi saat menyambung aspirasi para guru honorer kala itu.
Dan dalam ungkapannya yang terakhir, Titi dengan tegas mengatakan, "Selama ini dan hingga detik ini kami bisa hidup karena kami masih memiliki waktu untuk mencari uang tambahan di tempat lain. Dan jika seandainya waktu tersebut hilang sementara gaji kami masih tetap kisaran antara 200 ribu, bagaimana kami akan mampu bertahan? Dari mana kami mencukupi kebutuhan kami? Dan bagaimana nasib anak-anak kami?
Aksi Guru Honorer Meminta Presiden Segera Tetapkan PP |
Atas kepedulian anda, Saya ucapkan terimakasih.