Selamat datang sahabat perahu jagad. Ada berita menarik terkait Ujian Nasional tahun ajaran 2014/2015. Hayoo, udah ada yang tahu belum? hemmm, ayo jawab dooonk? hehe. Sebagai bocoran aja nih ya, untuk ujian nanti bisa jadi semua siswa lulus semua. Dan itu bener banget sob, pasalnya untuk ujian kali ini sudah terultimatumkan bahwasanya kelulusan siswa pada Ujian Nasional tidak ditentukan oleh siapapun. Bahkan Pemerintah saja untuk ujian yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 ini, mereka tidak memiliki wewenang dalam meluluskan atau tidak meluluskannya peserta ujian.
Mungkin anda bertanya-tanya, loh kok bisa pemerintah tidak memliki kewenangan dalam meluluskan atau tidaknya seorang pelajar? Alasannya adalah:
Pertama : Kan itu kebjakan pemerintah. Dan jika kebijakan yang diambil ternyata tidak tepat, maka pihak pemerintah akan mengembalikannya lagi kepada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi. PEMERINTAH TIDAK PERNAH SALAH. :D [ kebangetan ]. hahaha. Coba bayangkan, kapan Pemerintah pernah mengakui kesalahannya didepan umum? hayooo kapaaan? :O { Maaf, Guyyyon , hehe }
Kedua : ini yang beneran, bukan guyonan kaya alasan pertama, Pemerintah kita membuat keputusan bahwasanya dalam ujian nasional nanti para siswa akan diluluskan semua karena mereka berpendapat,dengan tidak adanya standarisasi kelulusan yang ditargetkan oleh pemerintah, maka para peserta didik yang akan mengikuti Ujian Nasional akan :
- Menuntut kesadaran siswa atau pelajar ndonesia akan kebutuhan mereka dengan belajar
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab
- Mendongkrak motivasi belajar siswa
Kiranya tiga itulah yang mungkin bisa mewakilkan alasan mengapa Ujian Nasional dicabut sebagai standar kelulusan siswa. Dan di sini pula sahabat harus tahu, bahwasanya yang menentukan lulus tidaknya seorang peserta didik akan dikembalikan kepada instansi pembelajaran itu dilaksanakan, hematnya kata yang menentuan kelulusan adalah sekolah di mana para peserta didik mengikuti kegiatan belajar.
Kira-kira gimana pendapat kalian sob? Kalau Pendapat penulis, Kebjakan tersebut akan baik bilamana para siswa memiliki kesadaran penuh. Tapi bila tidak, maka ini akan menjadi kebijakan yang gagal untuk diterapkan dalam pendidikan Indonesia seperti penerapan Kurikulum 2013 yang belum lama ini ditarik dan kurikulum pendidikan kita kembali menggunakan kurikulum lama, yakni kurikulum 2006.
Nah, dihilangkannya standarisasi yang dulu pernah ditetapkan pemerintah lalu sekarang justru dihilangkan, bila dikaitkan dengan kemampuan penyadaran diri para siswa dalam rangka mendongkrak motivasi belajar peserta didik akan menjadi peran dan tanggung jawab yang sangat berat bagi seorang guru. Dan rasanya seorang guru seolah seperti mainan saja, apa lagi para guru honor di pedesaan yang jauh dari transportasi dan jalur penghubung lainnya. jangankan berlari untuk bisa menyamakan nasib sekolah mereka dengan kebijakan para pemerintah, berdiri saja mereka masih membutuhkan alat bantu.
Sob, baca artikel menarik di bawah ini juga ya, :D
Silahkan beri pendapat anda? Artikel ini bersumber dari website kemdiknas, untuk lebih detailnya silahkan baca : Bukan Penentu Kelulusan, UN Dorong Motivasi Timbul dari Kebutuhan Diri Siswa