Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Pengetahuan Agama

Dalam keberagamaan, ilmu pengetahuan agama mempunyai fungsi yang sangat penting, meskipun ilmu yang dimiliki orang tersebut hanya sedikit. Sebab, bagaimana seseorang akan percaya, bahkan melaksanakan perintah, padahal ia tidak mengetahui atau memahami siapa yang dipercaya atau dipatuhi. Namun banyak sedikitnya pengetahuan bukan merupakan syarat atau standard kualitas keberagamaan seseorang. Keyakinan terhadap agama tidak harus diikuti dengan syarat banyak mengetahui seluruh dasar-dasar ajaran atau memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan ibadah yang sangat sedikit. Akan tetapi dengan memiliki pengetahuan, mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menumbuhkan semangat keberagamaan (religiusitas). Dengan memiliki ilmu pengetahuan tentang kewajiban-kewajiban ajaran agama akan menjadi pendorong untuk melakukan kewajiban-kewajiban tersebut, demikian juga memiliki ilmu pengetahuan tentang hal-hal yang diharamkan akan menjadi pendorong untuk menjauhinya.
Artikel Penunjang : Pengertian Kurikulum Pendidikan
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Glock dan Stark, bahwa dimensi  pengetahuan agama, yaitu kepada harapan-harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.[1] Pengetahuan dapat juga dipergunakan sebagai jembatan emas dalam membina ilmu yang dimiliki seseorang, agar seseorang tersebut lebih terbuka pikirannya terhadap hasil ciptaan Allah SWT. Pada dimensi ini, menunjuk pada tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran pokok yang termuat dalam kitab suci al-Qur’an, yakni  tidak hanya pengetahuan tentang pokok-pokok ibadah ritual kepada Allah SWT., akan tetapi juga tentang pengetahuan umum. Oleh karena itu, ajaran pokok atau kandungan dari al-Qur’an itu harus kita imani, kita hayati dan kita amalkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, agar kita tetap berada pada jalur atau jalan yang lurus.
Pengertian Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Relevansi atau kesesuaian dari dimensi pengetahuan agama ini dapat kita temukan dalam semua materi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), karena seluruh materi kurikulum tersebut merupakan bagian-bagian dari ilmu pengetahuan agama. Dan yang perlu diketahui bahwasanya ilmu pengetahuan agama tidak hanya berupa materi-materi tentang keislaman, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya, akan tetapi materi-materi umum seperti fisika, kimia, biologi, matimatika dan lain sebagainya, juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan agama. Karena pada hakikatnya Islam tidak membeda-bedakan antara ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum. Secara khusus, hal tersebut, dapat kita temukan pada unsur pokok al-Qur’an. Dalam unsur pokok al-Qur’an, menampilkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti surat ar-Rahman ayat 33 membicarakan tentang iptek, al-Mu’minun ayat 12-14 membicarakan tentang asal-usul kejadian manusia, az-Zumar ayat 6 membicarakan tentang tiga lapis kegelapan dalam rahim, al-An’am ayat 141 tentang pelestarian alam dan masih banyak ayat-ayat yang lain. Disamping itu, relevansi tersebut terdapat dalam tujuan pembelajarannya, yaitu:
Relevansi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)Dengan Sikap Religiusitas Siswa
Kelas satu: “Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan al-Qur’an ayat pilihan tentang 3 (tiga) lapis kegelapan dalam rahim, kesempurnaan menyusukan anak, makanan yang halal dan bergizi, pelestarian alam dan kerusakan akibat tangan manusia”.
Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Keyakinan
Kelas dua: “Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan al-Qur’an ayat pilihan tentang azas pemerataan, tidak boros, kemurnian dan kebenaran al-Qur’an, rahmat Allah SWT dan azas keseimbangan”.
Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Praktek Agama
Kelas tiga: “Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan al-Qur’an ayat pilihan tentang IPTEK, asal kejadian manusia, air susu binatang ternak, buah-buahan dan madu”.[2]
Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Pengalaman
Dengan demikian antara kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan dimensi pengetahuan agama mempunyai kesesuaian (relevansi) yang sangat kuat. Sebagaimana tujuan pembelajaran dalam unsur pokok al-Qur’an diatas, dengan materi tersebut, siswa diharapkan mempunyai bekal untuk mengembangkan iptek, karena ternyata teknologi yang berkembang pesat saat ini, pada hakikatnya dasar-dasar tentang iptek tersebut sudah termuat dalam al-Qur’an. Dan pada hakikatnya, Islam tidak membeda-bedakan anatara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum. Semua ilmu pengetahuan asalnya adalah dari Allah SWT, yang secara tersirat dalam Kitab suci al-Qur’an. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai keagamaan tidak hanya tanggung jawab dari pendidik dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), akan tetapi juga tanggung jawab dari seluruh pendidik dari bidang studi yang lain.
Artikel Terkait
Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Pengetahuan Agama
Relevansi Kurikulum PAI dengan Dimensi Konsekuensi
Realitas dan Solusi Relevansi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) Dengan Sikap Religiusitas Siswa
 
Daftar Pustaka

[1] R. Stark dan C.Y. Glock, Op. Cit., hal. 297.
[2] Depdikbud., Op. Cit., hal. 4, 14 dan 23.